4.
William menatap tak percaya Dara.
"Sorry, begonya gue ngajak lo ngobrol saat kaya gini" ucap Dara menunduk
"Kita bahas nanti" William memalingkan wajahnya.
.....
Dara berjalan santai beriringan dengan Zea,bergerak menjauhi sekolah, pelajaran hari ini selesai. Yah cukup melelahkan, entah mengapa hari di sekolah terasa panjang.
Zea sibuk dengan handphone sedangkan Dara menatap lurus kedepan, sekali mengangguk seolah sedang mendengarkan orang curhat. Zea tersenyum akan pesan yang barusan ia kirim ke someone nya dan menyadari Dara mulai berinteraksi.
"Woii! Dengerin curhatan sapa si mamang?"
"Bukan siapa siapa"
"Yakin ga mau cerita soal William ke gue?" ucap ledek Zea
"Buat apa? Lo juga tadi bahagia ketawa ketawa karena pesan, ga cerita juga kan?" sinis Dara
"Ceileh cemburu, tadi chat dari Arvin"
"Oh"
Tiba tiba didepan mereka terdapat seorang laki laki dengan cengengesan menimbulkan lesung pipit yang cukup dalam, masih berpakaian putih abu abu namun sudah sedikit berantakan, seperti baju putihnya sudah keluar dari tali pinggang dan celana.
"Haii Dara" sapa lelaki itu manis, melambaikan tangan pas ke wajah Dara
"Vin, aku tu disini. Kok malah Dara yang disapa" ujar Zea memanyunkan bibirnya
"Maaf sayang, aku minta maaf ya" ucap manis Arvin sembari menepuk nepuk kepala Zea dengan lembut. Dara mengerti apa yang harus ia lakukan.
"Gue balik duluan Ze.." Zea menoleh
"Oh iya vin, buat kepastian untuk Zea. Dia masih sering nangis gara gara mantan lo yang ngaku ngaku itu" lanjut Dara lalu pergi meninggalkan Zea dan Arvin.
"Siap bu bos!!" teriak Arvin.
Dara menunggu taxi agar ia bisa cepat cepat sampai dirumah.
"Pulang bareng gue mau?" kata seorang laki laki jangkung disampingnya.
Dara menoleh, "Kaya setan lo tiba tiba muncul"
"Bukannya lo udah biasa dengan suara suara yang lebih mengagetkan dari alam lain?"
"Ck." Dara kembali menatap lurus kedepan.
"Tunggu disini, gue ambil motor diparkiran sekolah"
William langsung berjalan mengambil motornya.
Tak lama ia sudah didepan hadapan Dara bersama motornya.
"Kan gue belum jawab mau atau enggaknya" kata Dara
"Gue gak ada niat apa apa, dan gak juga untuk mempercayai halusinasi lo. Murni mengantar lo pulang aja. Ayok"
Tanpa berpikir lagi, Dara menaiki motor vespa William toh gratis.
Dijalan mereka diam, William fokus akan perjalanan dan Dara sibuk mendengarkan lagu di headsetnya, menikmati hembusan angin yang mengibas rambut sebahunya sesekali memejamkan mata. Ya walaupun udara kota kebanyakan polusi.
"Abis perempatan, belok kemana?" Perkataan William memecahkan keheningan mereka berdua.
"Lurus aja nanti ada tugu perumahan Permai, masuk komplek itu nomer 56"
William mengangguk dan menambah kecepatan melaju.
Sesampai didepan rumah Dara,Dara turun dari motor vespa itu.
"Udah sana masuk, mungkin orang tua lo nungguin"
"Gue sendirian, orang tua gue meninggal"
William terkejut terlihat dari wajahnya
"Oke sorry"
"Fine, lagian itu udah lama, mau mampir?"
"Ra, pelaku sedang mengintai kalian. Berhati hatilah!"
Dara menutup telinganya, telinganya sangat sensistif entah mengapa hal itu hanya berlaku oleh arwah kak Niara.
"Ra? Lo gapapa?"
Dara menoleh siaga, mencari seseorang
"Hei? What's wrong?"
Dara menghembuskan nafas panjang
"Pelaku sedang mengintai kita, pelaku pembunuhan kak Niara" ucap Dara berbisik
William sontak terkejut lagi, ia langsung mencari menoleh sekeliling komplek itu.
"Dia ada dimana? Jelaskan!"
"Wait wait, jangan terburu buru. Nanti dia pergi"
William sedikit tenang akan perkataan Dara, mau bagaimana pun ia harus melakukan step by step untuk mengumpulkan barang bukti dan wajah pelaku.
William mulai menghidupkan motornya.
"Gue balik dulu"
Dara mengangguk, lalu William langsung melaju dengan kecepatan normal.
.....
Dara berpikir, kenapa arwah kak Niara hanya muncul jika didekat atau berkontak fisik dengan William. Mengapa tidak seperti arwah lain yang dengan santainya muncul dan berbicara padanya.
Dara merebahkan badannya ke kasur empuknya, ia tidak sadar bahwa sebentar lagi ia akan menghadapi kehidupan berliku. Ia juga tidak sadar hidupnya perlahan berubah.
Tok.. Tokk... Tokk!!
Dara bangkit dari posisinya, siapa yang sangat tidak sabar mengetuk pintu rumahnya. Ia berjalan dengan malas ke arah pintu.
Ia mengintip diarah balik jendela, dan tidak ada siapa siapa disana. Segera ia membuka pintu dan ya nihil. Firasat macam apa ini?
Sedangkan dibalik pohon semak semak depan rumah Dara dengan postur tubuh berotot sedang memegang pisau ditangan kirinya.
.....
Assalamualaikum semuaaanyaaa :)
maaf telat trus up nya, semoga kalian suka ya
follow syslbil_
jangan lupa votenya yaa, tunggu next selanjutnyaa :)
YOU ARE READING
I Listen To You
Random"Aku bersamamu, ceritakan semua akan aku dengarkan" -Dara2019 Dara seorang pederita Skizofrenia menyadari bahwa suara suara yang ia dengar bukanlah khalayan, namun suara dari alam lain. William yang trauma akan insiden kakaknya meninggal, sebab dial...