5. Berakhir?

10 5 13
                                    

Aku cuma mau bilang, di part ini akan lebih pendek dari sebelumnya. 

Happy Reading!

"Baiklah, El, sekarang pejamkan matamu. Ingat semuanya."

Estella memjamkan matanya. Mengosongkan pikirannya dan semua hal itu muncul di kepalanya. Napasnya masih menderu.

"Lenyapkan aku, Ella."

Sontak, Estella membuka matanya. Ia menatap Aurel. Tak percaya pada apa yang dikatakan Aurel.

"Lihat ini!" Aurel menunjukkan lengannya. Ada satu jangkar di masing-masing lengannya. Kabel yang terbelit kulitnya.

"Tarik dan hancurkan aku!"

Estella menatap Aurel sambil menggeleng.

"Pisahkan aku dengan jazadku!"

"Tidak, Aurel... Aku tak bisa."

plakk....

argggh...

Aurel menampar Estella keras sekali hingga Estella hampir saja tersungkur. Estella merasakan perih pada pipinya.

"Katakan lagi, 'Aku Estella'!"

"Aku... hiks.."

"Aku Estella!"

"Aku.... es... hiks"

"AKU ESTELLA!"

"AKU ESTELLA.. HIKS"

"lagi!"

"AKU ESTELLA!"

"AKU ESTELLA!"

"Baiklah, lagi!"

"AKU ESTELLA! AKU ESTELLA! AKU ESTELLA! AKU ESTELLA! AKU ESTELLA! AKU ESTELAAAAA! hiksss..."

Estella memeluk Aurel. Tak lama. Kemudian mereka melepaskan pelukan itu. Estella terisak dalam tangisannya. Aurel tersenyum getir. Entah apa artinya itu.

"Sekarang dengarkan aku, El. Dunia tempat kita adalah fiksi. Seseorang menyeret kita semua kedunia ini. Hanya kamu yang dapat menghentikan mereka di dunia ini. Kamu adalah karakter utama. Hanya ini satu-satunya cara melarikan diri. Mereka akan tetap mengejarmu dan membunuhmu untuk selamanya. Hanya kamu yang dapat membebaskan kami. Tarik kabel jangkar ini dan buatlah pintu keluar."

"Ayo lakukan, Ella!"

"hikss"

"LAKUKAN!"

Tangis Estella semakin menjadi. Dia mulai menyentuh kabel di tangan Aurel. Mengusap kabel yang terbelit kulit itu.

"Kamu harus menghancurkan aku untuk membuat pintu keluar. keluarkan kabelnya sehingga kau bisa memasukiku. LAKUKAN!"

"LAKUKAN ESTELLA! LAKUKAN!"

Estella mulai menarik kabel di dalam tubuh Aurel. Semburan darah segar keluar dari tangan Aurel. Aurel memejamkan mayanya. Melihat itu, Estella menghentikan aksinya. Ia tau, Aurel menahan sakit yang teramat luar biasa. Terlihat dari keringat yang membasahi dahinya dan teriakan histeris Aurel.

"Lakukan, Ella! Tidak banyak waktu yang tersisa!"

"Arrrggg!"

Estella menarik kabel tersebut lagi. Hingga kabel itu dan darah segar keluar dari ujung lengan Aurel, Tulang Aurel kelihatan sangat putih dianyara darah itu. Estella menggelengkan kepalanya. Ia tak sanggup melihat temannya menderita menahan sakit sendirian.

"LAKUKAN!"

Estella menarik kabel itu lagi. Kabel itu keluar dari ujung kaki hingga dada Aurel. Tak lupa dengan darah yang selalu mengalir dari jejak kabel tadi kini telah menyembur ke seragam Estella.

"Lakukan Estella! Lakukan! Sebentar lagi!"

Estella menarik kabel itu sekuat tenanganya. Darah memancur keluar dari jantung Aurel. Estella menggelengkan kepalanya, lalu menarik kabel itu hingga kepala Aurel. Perlahan tubuh Aurel terbelah menjadi dua bagian dengan darah yang terus mengalir. Sebuah cahaya berbentuk pintu hadir di belakang tubuh Aurel.

Napas Estella menderu, tak beraturan. ia masih memegang kabel itu, mengikuti kemana kabel itu berhenti. Tenyata tak sedekat kelihatannya, pintu itu sangat jauh dibelakang sana.

Estella menembus cahaya itu. kini, ia berada di sebuah tempat yang dugaannya adalah dapur restoran. Banyak sekali koki yang sedang memasak disana. Ada yang memotong daging, menyiapkan nasi, membuat sup, dan aneka kegiatan lainnya. Anehnya, tak seorangpun menyadari keberadaan Estella, walaupun Estella melewati tubuh mereka dan menyenggol beberapa orang. Tujuan Estella hanya satu, pintu diujung tempat ini.

kreekkk...

Estella membuka pintu itu. Ia terkesiap. Sungguh, itu diluar dugaannya. Bukan sebuah taman atau apapun yang indah. Yang ada dihadapannya sekarang adalah sekumpulan preman yang berbaris dan hanya menggunakan pakaian dalam. *ga perlu disebutkan apa namanya, pasti udah pada tau kan?:v

Sekali lagi, tak ada yang menyadari kehadiran Estella. Tatapan mereka kosong.

Estella melihat diujung ruangan itu, ada segerombolan orang menatap sebuah poster besar. Estella tidak dapat melihat gambar itu dalam kejauhan. Ia mendekati mereka, namun mereka malah pergi. Estella skali lagi dibuat terkejut. Poster itu bergambar sosok dirinya, Aligra, dan Cleora. Estella menatap poster itu lama.

Seorang pelayan yang menyadari kehadiran Estella menghampirinya. "Apa kau mengingatku?" tanyanya.

Estella tak mnjawab, hanya menatap pria itu.

"Aku senang kau mengingatku. Tapi, kau pastu tak ingat namaku, kan?" ucapnya lagi.

Estella masih tak mnjawab.

"sudah kuduga. Ikutlah."

Orang itu menarik tangan Estella dan berjalan didepannya.

"Apa kau tahu-" ucapan Estella terpotong. Seakaran pemuda itu tau isi kepala Estella.

"Estella. Kau Estella."

Estella menghela napas, lalu mensejajarkan langkahnya dengn pemuda itu.

"Estella, kamu sebenarnya dari masa depan."

bugg...

Estella jatuh pingsan mendengar perkataan pemuda itu. Pandangannya sekarang hanya hitam. 

TBC.
NEXT TO CHAPTER 6
KUTUNGGU VOTE DAN KOMENTARNYA.
SEE YOU ALL..

I LOVE ME.

EH MAKSUDNYA I LOVE YOU :V

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DNA ESTELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang