Bagian Satu

33 4 2
                                    

"Kehidupan seperti kotak hadiah, kau tidak akan pernah tau apa isi didalamnya, Tapi kau masih bisa berdo'a kebaikan agar hadiahmu indah"
Audy Aqilah Antara


Siang ini sangat terik. Matahari masih menggantung di atas sana ditemani dengan awan putih dan dominasi warna biru langit.

Beberapa orang berteduh di pelataran toko kelontong sambil mengibas-ibaskan telapak tangan, mencoba membuat kesejukan.
Seperti biasa,Jalanan yang ramai padat membuat suhu udara terasa semakin panas .

Entah mengapa Pasar Tirtomulyo harus berdekatan dengan dua sekolah favorit sekaligus.
Pertemuan antara pedagang-pembeli dan pelajar akan terjadi di setiap pagi.
Maka jalanan akan selalu ramai bahkan sebelum siang hari.
Beberapa warga telah mengajukan protes, meminta pindah dan mendapatkan lahan baru untuk menggelar dagangannya tapi tetap saja tidak berubah.
Walaupun posisi ini sebetulnya sangat menguntungkan bagi para pedagang cilok, batagor dan makanan makanan yang digemari pelajar.

Dua sekolah favorit disebelah pasar Tirtomulyo masih berdiri mentereng .

Sekolah Kristen Korjesus dan Sekolah Islam Generasi Qur'ani.

Di setiap pagi yang sama dua pemandangan berbeda akan ditemukan.
Siswi yang memakai rok abu-abu selutut dan Siswi yang memakai rok abu-abu sampai mata kakinya akan berjalan beriringan menuju gerbang pintu sekolah mereka.

Saling menyapa, kemudian bercerita dan saling melambaikan tangan ketika sudah berada di depan gerbang sekolah.

Hubungan antar sekolah sangat erat, tidak ada kalimat kotor dan cemooh-an yang saling dilontarkan, para guru dan siswa berteman baik.
Bahkan mereka dapat mengadakan turnamen olahraga bersama untuk memeriahkan acara 17 Agustus.

Selalu seperti itu.

Dan dari sinilah kisahku dimulai.

******
Masih penasaran kan dengan kelanjutan ceritanya?
Mohon tinggalkan jejak yaa setelah membacaa:) entah itu comment atau vote hehe
karena hal tersebut sangat berartii bagi sutradara😂
Terimakasihh:))

ApostrofTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang