Bagian Delapan

3 0 0
                                    

Belum selesai sampai disitu. Semua karyawan makin ramai. Berbisik bisik sambil menatap Audy yang sedang diseret oleh laki laki tak dikenal yang memanggilnya sayang.

" Hei! Lepaskan aku"

Audy mencoba menghentikan langkah cepat laki laki ini.

Justru Laki-laki ini mengenggam lebih kuat dan berjalan setengah berlari.

Sampai diujung lorong dia menghentikan langkahnya.

" Wah ternyata sampai sejauh ini"

Ucapnya sambil meletakkan telapak tangan pada wajahnya. Terlihat malu malu dan menyesal. Berkebalikan dengan tindakan nya barusan.

" Kau tidak ingin bertanya?"

Audy menatap laki laki itu dengan tajam.

"Hei ! kau seperti akan menerkamku"

Ucapnya sambil membuat ekspresi bergidik .

Audy hanya diam dan bersiap membalikkan badan kearah yang berlawanan.

Sesaat sebelum kakinya melangkah. Lagi lagi dihadapan Audy , sosok yang tidak dikenal menatapnya tajam.

Wanita itu menggunakan baju cerah berwarna jingga dengan tas mahal yang disampirkan di sisi bahunya.

Tanpa aba-aba , laki-laki itu berlari kearah Audy dan memeluknya.

Napas Audy tercekat. Dadanya terasa panas. Dalam hatinya dia terus menyerapah dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi padanya.

"Levi , jadi kabar itu benar? Dia pasangan barumu?!"

Audy mencoba membalikkan badan , berniat menyanggah omongan wanita itu dengan cepat. Agar ia bisa segera pergi dari sini.

Laki-laki ini menahannya. Audy sama sekali tidak bisa bergerak dan menoleh kebelakang.

"Sudah kubilang padamu,aku bukan laki-laki yang baik. Berhenti menganggapku sebagai tunanganmu, cindy"

Audy semakin tidak mengerti akan posisinya. Napas nya mulai ter engah-engah. Dia terjebak dalam kondisi yang tak ia inginkan. Audy butuh udara.

" Entah ini tipuan mu yang keberapa, tapi aku tak sebodoh itu Levi. Bahkan ketika kau ber pura pura memeluk wanita asing yang sama sekali tidak kau kenali, Hh sungguh ironis"

Wanita itu berjalan menjauh , terdengar bersamaan dengan bunyi sepatu high heels nya yang mulai samar.

Laki- laki itu melepaskan Audy dari pelukannya.

Audy jatuh terduduk. Dengan napas yang ter-engah engah.

" Hei kau tidak apa apa?"

Laki-laki itu menyentuh dahi Audy , memastikan dia baik baik saja.

" Tlak"

Audy menepis tangan laki laki itu dengan kasar. Pandangannya menerawang .

"Jangan sentuh aku"

Audy mencoba mengatur napasnya . Keringat dingin bercucuran dari pelipisnya . Terasa sesak.

Ini bukan pertama kalinya Audy mengalami kejadian seperti ini. Dia merasa pernah pada posisi yang sama. Tapi kapan?

Pandangannya mulai meredup. Dadanya terasa sangat sesak. Lalu sekelebat wajah seorang Pria muncul di ingatan Audy . Sangat cepat. Lalu yang ada hanya gelap.



Terang. Ini terlalu terang bagi Audy. Ruangan serba putih dengan bau obat-obatan yang menelisik kedalam hidungnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ApostrofTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang