Bagian Tiga

20 2 0
                                    

Aku berjalan setengah berlari menuju kelas, tak sempat membersihkan noda merah yang menempel pada seragamku.

"Audy! Ada apa denganmu?"
Ucap Bu Rika memandangiku di pintu masuk kelas.

Seluruh penghuni kelas ikut menggeser pandangannya ke arahku.
Beberapa teman perempuan ku terbelalak melihat noda darah yang cukup banyak.

Ya Allah tolong aku, alasan apaa yang harus kujelaskan? dan bagaimana?

"Audy, lebih baik kamu membersihkan noda itu dulu dikamar mandi"

"Baik bu, maafkan saya terlambat bu"

Aku segera berlalu dan berjalan le arah toilet.
Masih terbayang wajah cowok itu.
Dengan senyumnya.
Hei!apa yang kau pikirkan Audy!

Syukurlah noda ini mudah dibersihkan dan tidak mengenai bagian kerudungku yang berwarna putih.
Aku melihat ke arah cermin, oh begitu rupanya dia mengerti namaku, dengan membaca nametag ku yang terpasang di kerudung.

Tunggu, bahkan aku tidak tau namanya, si bule itu.

****

"Permisi"

Dokter Renya terlunjak kaget.

"Oh hai! Ada yang kau perlukan disini?"

"Tadi aku menemukan kucing terluka, bisakah kau memeriksanya?"

"Sayangnya, aku bukan dokter hewan tapi baiklah akan kulihat dulu"

Dia meletakkan kucing putih diatas meja dokter Renya.

"Kau murid baru ya?"
Ucap Dokter Renya sambil melilitkan perban di kaki kucing.

"Ya, aku baru saja masuk hari ini"

"Oh pantas saja, buktinya kau tidak takut padaku"

Richard terdiam bingung.

"Ya semua murid disini menakutiku, tapi kamu malah datang kesini, dengan membawa kucing"

"Sepertinya tidak ada alasan buatku untuk menakutimu"

"Oh begitukah? Baguslah. Namaku Renya"
Ucapnya sambil mengulurkan tangan
Lalu menjabat tangan Richard.


*****

"Apa yang kau lakukan?!"
Martina mendapati suaminya sedang bersama wanita muda usia 20-an.

Tanpa berbicara apapun Adityama menarik lengan wanita itu hendak meninggalkan ruangan.

"Jadi ini maumu?! Kamu ingin bercerai dengan ku?"

Adityama menghentikan langkahnya.
"Bukankah kau juga begitu?! Aku kemarin melihatmu berjalan dengan laki laki, kau berselingkuh martina!"

"Apa katamu? Ucapkan lagi?"
Martina berjalan mendekat ke arah Adityama. Menatapnya tajam.

"Dengar Adityama, aku hanya bekerja dan bekerja! Kau tau itu! Entah menurutmu siapa yang kau temui berjalan denganku dia hanya sekertaris ku!"

Martina berjalan keluar, menutup pintu dengan keras.

*****
"Hei Richard apa menyenangkan disini?"

ApostrofTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang