378 hari telah berlalu, sejak kejadian malam itu. Gue bener bener menjauh, lebih tepatnya menghilang dari kehidupan kak gio dan kak tea
Shyera yang ngatur semuanya, dia yang pilih kos an gue yang baru. Dia yang menutupi semua keberadaan gue dari kak gio dan kak tea, kak sheyla juga membantu gue menghilang dari kehidupan dua saudara itu
Kak sheyla pernah bilang, kak gio sampe mengeluarkan air mata begitu tau gue bener bener pergi.
Dia juga pernah tungguin gue dikampus kata shyera sampe sore, tapi gue emang udah mengantisipasi semua kemungkinan yang akan terjadi
"tea udah kerja sama kak gio" gue menoleh mendengar kak sheyla menyebut nama itu
"bagus kalo gitu"
"kamu ga mau ketemu tea ?"
gue terdiam, rasanya tak perlu. Kak tea ga pernah butuh gue, selain cuma buat jadi pesuruhnya aja
"shyera kemana al ?"
"mandi"
"al, ada yang mau kakak ceritain sama kamu" kak sheyla beberapa kali menoleh ke dalam rumah
"kenapa si kak ?" gue juga jadi ikutan nengok ke dalem
"kakak takut ada shyera"
"loh emang kenapa ?"
"tea jadi pemake al..."
Gue terdiam ga mau nanggepin kak sheyla
"aku sama gio yang nemuin dia od di kamar mandi kamarnya, al..." kak sheyla menggenggam tangan gue
"aku ga perduli kak" gue membuang muka ga peduli
"kakak tau kamu kaget, khawatir, pasti pengen tahu keadaan tea"
kak sheyla bener, seacuh apapun gue bilang untuk ga perduli sama kak tea. Gue khawatir banget
"tea udah di rehabilitasi al, 8 bulan dia tinggal di panti rehab. Aku ga kuat liat tea kalo lagi sakau al, aku ga kenal siapa dia. Beberapa kali dia sebut nama kamu, kak gio sering nangis liat tea kalo lagi kumat. Dia bahkan rela sujud di kaki kamu kalo dulu dia ketemu kamu..." kak sheyla nengok ke dalem
"shyera ga ngizinin kakak al, maafin kakak. Shy ga mau kamu dilukain lagi sama tea, tea terlalu sering menganggap rendah kamu kata shy. Kakak sampe nangis nangis waktu itu karena ga tega liat gio sama tea tapi kakak juga tahu kamu perlu bahagia, tea sayang kamu al. Kamu seseorang yang bisa ngerti dia setelah kakaknya, mungkin sifat overnya kelewat karena takut perhatian kamu terbagi sama shy..."
pandangan gue kosong, membayangkan bagaimana sulitnya kak tea menghadapi itu sendirian
"Kakak kasian sama dia, tapi kakak juga ga pengen ngecewain shyera. Kakak harus gimana al ?"
"loh jangan nangis, sekarang kak tea baik baik aja kan ?" gue mengusap air mata di pipi kak sheyla
"tapi kakak takut, ga ada kamu tea ga kekontrol al"
"bukannya ada kak fani ?" dimana manusia bajingan itu
"al, kakak tahu fani selingkuh" mulut gue menganga ga percaya
"waktu kita jalan jalan berempat shyera ngasih tau kakak, tapi dia bilang kamu bisa selesaikan semuanya sama tea dan jangan sampe gio tahu. Dan pas aku tau kamu pergi karena tea, aku jelasin ke gio semuanya"
"kak tea masih ga percaya ?"
kak sheyla ngangguk, itulah dia selalu keras kepala
"satu atau dua bulan kemudian kalo ga salah, tea mergokin fani booking hotel trus pas di datengin..."
"kak fani sama cewek lain ?"
"iya, mereka udah half naked. Tea bener bener kaget, bingung, stress. Gio udah coba ajak ngomong baik baik, dan yang gio bilang penyesalan tea karena udah suruh kamu pergi jauh"
"setiap perbuatan ada konsekuensinya kan kak"
"tapi al..."
"lebih baik gini, aku bahagia sama shyera. Dan kak tea harusnya lebih baik tanpa aku, dia bisa mandiri. Dia bisa kerja dan baik baik aja"
"al kakak penge...."
"tadaaaaaa, lucu ga ?"
gue terkejut banget
"wkwkwkwkwkw lo mao jadi apaan dah"
"sailormoon" dia ketawa
"lo kaya anak sd begok" gue ketawa
Kak sheyla cuma diem, gue ga mau ngelanjutin obrolan ini.
"yuk" shyera menarik tangan gue
"kak jalan duluan ya" gue meninggalkan kak sheyla dengan percakapan yang masih menggantung
Tidak ada lagi yang mau gue ketahuin, kak tea baik baik aja. Itu cukup, entah bagaimana dia ngelewatin masa sulitnya. Gue rasa juga sepadan dengan rasa sulitnya gue kembali percaya terhadap orang lain selain shyera dan kak sheyla
YOU ARE READING
Can you see me ?
RomanceTak pernah terlihat dimata orang yang kau cintai Bukan masalah besar buatmu Hanya melihatnya tersenyum sudah cukup bagimu Karena bagimu bukan tentang memiliki Tapi tentang kebahagiaannya Banyak kalimat seperti ini yang gue temuin di quotes tent...