18

527 48 0
                                    

orang berhoodie hitam yang sedari tadi duduk di pojok taman ini matanya tertutup kacamata, dan sebagian wajahnya tertutup masker.

dia bangkit, berbalik dan mulai berjalan

"a...al" gue menahannya, gue tau ini al

dia menarik tangannya seolah tidak ingin berhadapan dengan gue

"buka" gue tarik maskernya, dia menahan terus menerus

"gue kangen" gue memeluk orang ini

Kalo emang dia bukan al, gue tinggal minta maaf. Tapi kalo ini emang al, gue ga mau nyia nyiain kesempatan ini

Setahun lebih gue ga pernah ketemu al, dunia gue hancur tanpa dia. Apa yang dulu al bilang tentang fani bener, dan dengan kasarnya gue malah mengusir dia dari hidup gue

"lepasin, gamalu" gue mendongak, ini bener al

gue nangis, gue bener bener ngerasa salah

"kenapa nangis ? kakak sehat ?" dia ngusap rambut gue

gue mengeratkan pelukan ini ke badannya, gue merindukan hal ini. Seandainya al ga pergi mungkin gue ga akan jadi pecandu obat terlarang, gue lebih milih jadi pecandu pelukan al

"jangan nangis"

"udah engga" gue mengusap kasar airmata gue

"gemukan" dia mencubit pipi gue

"al..."

"apa kak ?"

"gue kangen"

"gue juga"

"kenapa pergi menghilang ?"

"karena mungkin lo baru sadar setelah kehilangan"

"gue pemake al" gue mengakui dosa gue, al harus tahu

"gue tahu"

"lo tahu ?"

"tahu, makanya gue disini"

"lo tahu darimana ?"

"kak sheyla cerita, tadinya gue masih mau bodo amat sama lo. Tapi gue tahu masa masa terberat pecandu itu bukan pas rehabilitasi tapi setelah rehabilitasi, di sana lo bisa dikontrol dokter. Kalo selepas ini siapa yang bisa kontrol lo ? Kak gio aja ga sanggup, gue yakin cuma gue yang bisa" al memamerkan giginya

Dia ga pernah berubah, masih al yang sama seperti 4 tahun yang lalu. Manusia dengan tingkat kepedean yang berlebih

"fani bener selingkuh al"

dia malah merangkul gue "gue ga akan pernah ngebohongin untuk hal apapun, kalo gue minta sesuatu demi kebaikan lo. Maka percaya sama gue kak"

"maafin gue ya"

"gapapa lo perlu belajar"

"tapi gue masih kasih kesempatan kedua buat dia al..."

gue liat al kaget, dia menatap tajam mata gue "lo serius ?"

"selama di pusat rehab dia sering datengin gue, minta maaf. Dia janji ga akan ngulangin hal yang sama, dia janji bakalan berubah"

"dan lo percaya ?"

gue ngangguk, fani berubah semenjak gue keluar dari pusat rehab. Dia jadi lebih peduli, perhatian dan ga sesibuk dulu

"dia bener bener berubah al"

"kalo menurut lo itu yang terbaik ya gapapa, jalanin aja"

"lo sama shyera gimana ?"

"oh iya kita udah sidang" lagi lagi dia nyengir, kebiasannya ga pernah berubah

"hah lo udah sidang ?"

"iya dong"

"trus kapan wisuda ?"

"bulan depan"

"trus lo mau kerja dimana ?"

"gue mau terima ambil beasiswa kak"

"lo mau lanjut kuliah lagi ? kemana ?"

"iya mumpung gue ditawarin beasiswa kan lumayan, ke ausie sih deket"

"trus gue gimana ?"

"lo kan bisa nyusul gue disana" dia memeluk gue "gue ga akan pernah jauh dari hidup lo kak, percaya deh"

"lo sama shyera ?"

"iya dia mau ikut kuliah disana juga"

"stay together ?" gue membulatkan mata gue, al udah gede

"engga lah gue pasti di asrama dan mungkin shyera di apartnya"

"eh ngomong ngomong selama lo kabur kok kayaknya susah banget nyari lo"

"shyera kan paling jago buat siasat wkwkwkw dia yang pilihin kos baru buat gue, gue juga makin disibukin di cafenya temen dia. Gue kan cuma ke kampus bimbingan makanya shyera selalu kasih waktu yang tepat gue bisa ke kampus apa engga, takut ada lo atau kak gio"

"kenapa ?"

"menurut nganaaaaa"

"lo terluka ya sama kata kata gue..."

gue liat al mengangguk, tanpa suara gue tahu gue udah mgelukain al sebegitu dalamnya

"maafin gue ya al"

"pintu maaf gue selalu terbuka buat lo, asal nanti gue wisuda jangan lupa ya. Lo harus dateng, gue sediaiin bangku khusus buat lo. Bapak sama ibuk ga mungkin dateng, ibuk asmanya sering kumat dan bapak juga ga mungkin kesini ninggalin ibuk"

"bawa ibuk ke rumah sakit dijakarta ya"

al menggeleng "engga usah, ibuk bisa berobat kok. Uang gue kerja di cafe gue selalu kirim ke kampung buat ibuk berobat kok, jadi ga usah takut gue ga punya uang buat bawa ibuk ke dokter"

"al maksud gue...."

"gue ngerti kok, lo ga pernah berniat ngerendahin gue kan"

dia mengelus rambut gue lagi "gue tahu lo sayang gue kak"

Can you see me ?Where stories live. Discover now