PROLOG

89 6 0
                                    

Mending keliatan bodoh, dari pada ngaku-ngaku pinter tapi kenyataannya lebih ga berguna.

Agasa Devan Pratama

~~~

"Icha.. " Seseorang memangggil perempuan yang tengah duduk di bangku taman sambil membaca buku yang ada di tangannya, hingga membuat perempuan itu menoleh ke arahnya.

"Eh... Lia" Perempuan yang bernama Icha itu pun membalas panggilan orang itu sambil tersenyum manis ke arahnya.

Ya, itu adalah Lia sahabat terbaik Icha saat mereka baru saja masuk SMA, Lia yang selalu ada untuk Icha disaat dirinya penuh dengan kekurangan, bagi Icha seorang Lia sudah membuat kelebihan di dalam dirinya bahkan di dalam hidupnya.

Icha tidak tau lagi jadi apa dirinya bila tidak ada sosok Lia dalam hidupnya walaupun Lia terkadang suka membuat Icha jengkel dengan sikap leletnya untuk susah nyambung dengan semua perkataan-perkataannya, namun setidaknya Lia masih bertahan untuk menjadi sahabatnya sampai detik ini walaupun sebentar lagi nasib persahabatan mereka sedang di pertaruhkan besama ditentukannya mereka kembali untuk satu kelas atau tidak, karena mereka sebentar lagi memasuki semester 3 di sekolahnya yang di mana pihak sekolah tengah mengacak-acak nama seluruh siswa untuk di bedakan kelasnya menjadi dua jurusan, apa lagi kalau bukan jurusan IPA dan IPS. Walaupun mereka berdua masih satu sekolah namun Icha merasa bahwa satu-satunya orang yang bisa mengerti dirinya adalah Lia, dan Icha tidak siap bila dirinya jauh dari Lia apa lagi beda kelas. Namun Icha akan selalu berdoa kepada Tuhan agar tidak memisahkan dirinya dengan Lia.

Lia pun berjalan menuju bangku yang tengah di duduki oleh Icha dan duduk disamping dirinya. "Lo udah nunggu lama?" Tanya Lia kepada Icha yang menutup bukunya tadi.

"Ya.. Lumayan sih, " Jawab Icha sambil menganggukkan kepalanya. "Tapi gapapa kok, untung aja lo nyuruh gue janjian di taman ini abis anginnya enak." Lanjutnya dengan senyum manis khas dirinya. Dan dibalas senyum juga oleh Lia. "Owh iya, ampe lupa kalo kita mau kesekolah buat daftar ulang, lo udah bawa kan semua yang diperluin?" Tanya Icha kepada Lia.

"Udah kok, nih.. " Jawabnya sambil menunjukan sebuah map berwarna hijau yang berisikan beberapa lembar kertas yang dibutuhkan untuk daftar ulang. "Lo sendiri gimana?" Lia menanyakan hal yang sama kepada Icha.

"Udah dong.." Balasnya dengan melakukan hal yang sama juga seperti Lia tadi. "Nah sekarang kita tinggal jalan deh ke sekolah" Lanjut Icha yang lagi-lagi di jawab anggukan oleh Lia.

Mereka pun berjalan menuju sekolah yang jaraknya tidak jauh dari taman, taman dekat sekolah adalah tempat favorit mereka, jaraknya yang tidak jauh dari sekolah membuat mereka sering ke sana apa lagi kalau Lia sedang galau-galaunya, mereka akan selalu kesana dan Icha akan selalu mendengarkan Lia dengan setia serta memberikan saran agar sahabatnya itu tidak larut dengan kegalauannya.

~~~

Dan disinilah Icha dan Lia berdiri, di lapangan utama sekolah mereka yang terlihat sama seperti sekolah kebanyakannya, bagi Icha tidak ada yang spesial disekolahnya hanya saja Icha agak tidak suka dengan sekolahnya ini bukan karna apa-apa, Icha selalu bosan melihat siswa-siswi yang tidak tau aturan sekolah yang dengan seenaknya melanggar begitu saja, walaupun Icha baru satu tahun disekolah ini tapi Icha benar-benar benci dengan siswa-siswi yang tidak hidup dengan aturan, ya Icha sangat membenci itu.

"Rame juga ya Cha." Lia berbicara pada Icha yang tengah melihat kerumunan siswa-siswi di lapangan utama sekolah mereka.

"Iya... Pasti bakalan lama nih"

DEVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang