Surat Cinta

285 9 0
                                    

Arloji di pergelangan tanganku menunjukkan pukul 09.00 WIB, tepat Mas Zain akan berangkat menuju Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani Semarang untuk terbang ke Kairo Mesir dengan diantar keluarganya.

Jarak rumah kami tidak terlampau jauh, jadi aku masih bisa mendengar kabar keberangkatannya.

Dengan hati yang dipenuhi debar tak karuan, tak sabar aku merobek amplop yang membungkus manis surat dari Mas Zain, lantas kubuka dan kubaca dengan begitu khusyuknya.

***

24 Muharram 1431 H

Bismillahirahmanirahim
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kutulis sepucuk surat ini untukmu
Kadeeja Kansa Tsauri.

Semerbak arum mewangi segala yang kau kenakan
Indah pesona rupa dengan segala yang kau tampakkan kepadaku si pemuda yang kau buat jatuh hati ini.

Sore itu, tepat pada jingganya langit kulihat bunga indah nan sejuk dipandang depan mata
Tak butuh waktu lama, hati ini tersentak dan jantung serasa berhenti berdetak ketika bunga nan cantik itu berada tepat di depan mata.

Mata ini enggan berkedip karena memandang rupa ayumu yang asli tanpa bedak dan gincu,
Aku bagai terbang dibawa angin karena terkesan oleh senyum dan pandanganmu yang sayup itu.

Rasa penasaranku akan dirimu membuatku digantungi tanda tanya besar tentang dirimu
Betapa bahagianya setelah kutahu bahwa namamu Kadeeja Kansa Tsauri
Tiap mata ini terpejam, aku merasakan sosokmu telah manunggal dalam jiwaku.

Melalui selembar kertas ini ingin kusampaikan beberapa maksud dan keinginan yang tersimpan rapih dalam hati,
bahwa aku Zainuddin Tarmidzi mengagumimu.

Aku merasa tenang tiap kali memandang teduh pandangmu
Halus tutur katamu tak lepas dari ingatanku
Bahkan wajahmu tak hentinya hadir di setiap lelap tidurku.

Aku mencintaimu,
Maaf jika aku lancang berkata seperti ini
Maaf pula jika aku terlalu pengecut untuk hal ini
Aku mati nyali untuk menyampaikannya secara langsung padamu.

Aku tidak peduli apakah kamu mencintaiku atau tidak
Semua kupasrahkan kepada sang Maha Cinta
Jika Alaah mengehendaki, sepulangku dari Kairo nanti aku berharap bisa segera meminangmu.

Salam hangat untukmu Kadeeja Kansa Tsauri

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Zainuddin Tarmidzi yang mencintaimu

***

Air mataku menetes membasahi selembar kertas itu
bukan.. kali ini bukanlah airmata lara yang mengalir, melainkan air mata bahagia saat aku mengetahui bahwa Mas Zain lelaki yang selama ini kucintai menaruh rasa dan harap yang sama kepadaku.

Sulit untuk dipercaya, semua terasa seperti mimpi di siang bolong. Tidak ada kata yang bisa menggambarkan betapa sumringahnya aku kali ini.

Yah, ternyata kami sepasang hati yang saling mencintai walupun kami berdua terlalu pengecut untuk saling mengatakannya.

I'm DeejaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang