Dije?

195 9 0
                                    

"Kadeeja Kansa Tsauri Binti Ahmad Tsauri "Suara sopran pembawa acara itu memanggil namaku.

Aku maju ke depan untuk menerima Mendali Wisuda dan juga beberapa Penghargaan.
Ayah dan Ibu sangat bangga dengan kelulusanku dan segelintir prestasiku, di sekolah aku termasuk siswi yang aktif, aku banyak mengikuti perlombaan antar sekolah.

Aku sangat gemar dengan bidang seni seperti melukis, menulis, membaca puisi, dan bernyanyi.

"Hebat anak Ibu,"ucap Ibu kepadaku.

"Hehe iya bu, Ibu tak kalah hebatnya,"jawabku tegas menatap matanya.

"Akhirnya kamu sudah tumbuh dewasa nak,"giliran Ayah membanggakanku.

"Hehe iya Ayah,"jawabku sederhana.

Setelah melewati acara demi acara akhirnya kami beranjak menuju rumah, namun ketika aku hendak masuk ke dalam mobil aku melihat gadis kecil yang sedang tertidur dengan pulasnya. aku bertanya-tanya, siapa itu, apakah ia saudara tiriku?

"Ayah, itu Adikku?"tanyaku pada Ayah dengan tatapan tajam.

"Iya Deeja, namanya Laura,"jawab Ayah.

"Kenapa dia hanya diam di mobil, kenapa Ayah tidak mengajaknya keluar?"ucapku dengan rasa penasaran.

"Dia malu bertemu dengan banyak orang,"jawab ayah dengan tenang.

Aku melihat ke arah Ibu dan wajahnya terlihat sedang menahan rapuh, aku tahu betapa remuk dan hancurnya hati seorang Istri yang telah dicerai demi wanita lain.

Terkadang aku berfikir bahwa Ayah adalah lelaki jahat yang telah tega menyakiti hati Ibuku, tapi walaupun begitu Ayah tidak pernah lepas dari tanggung jawabnya kepadaku.

"Yasudah kita sekarang pulang,"ucap Ayah.

"Ibu kenapa diam saja, tidakkah Ibu ingin berbicara dengan Ayah?"bisikku.

"Tidak ada yang ingin dibicarakan Deeja,"jawab Ibu.

"Hmm yasudah bu,"ucapku.

Sesampainya di rumah, Adik itu terbangun, aku terkejut melihat betapa cantik dan lucunya dia.

"Assalaamu'alaikuum Laura,"ucapku kepadanya sambil memegang tangan mungilnya.

Tanpa sepatah kata, tiba-tiba ia lari menghampiri dan memeluk Ayah, kurasa ia takut karna belum pernah melihatku.

Aku masuk ke kamar untuk mengganti pakaian, dan tiba-tiba Ibu memanggilku.

"Deeja, nak..."suara Ibu memanggilku.

"Baik bu, segera kesana,"jawabku.

"Ayahmu ingin bicara,"ucap Ibu.

"Ayah bermaksud ingin menguliahkanmu di Jakarta, apa kamu mau?"tanya ayah dengan jari yang terlihat sedang menjepit sebatang rokok menyala itu.

"Di Jakarta aku bersama Ayah, lalu ibu bagaimana? aku tetap ingin bersama Ibu, aku tidak ingin meninggalkan Ibu sendirian di sini,"jawabku spontan melihat ke arah Ibu.

"Dengarkan Ayah, Ibumu nanti juga tinggal di Jakarta, Ayah sudah ada rumah untuk kalian tempati,"jawab Ayah.

"Ibu bagaimana? aku terserah Ibu saja,"tanyaku pada Ibu.

Ibu hanya tersenyum mengangguki pertanyaanku sebagai pertanda bahwa Ibu menyetujuinya.

"Baiklah Ayah, jika Ibu setuju, aku juga,"ucapku pada Ayah.

"Yasudah besok kita berangkat ke Jakarta,"ucap Ayah.

Aku senang bisa melanjutkan Study di Jakarta, aku akan masuk di salah satu Universitas ternama di Ibukota Jakarta.

I'm DeejaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang