Don't Tell

13K 2.3K 218
                                    

Ceklek







Suara pintu terbuka menyadarkan Taeyong dari rasa kantuknya. Tubuhnya langsung beranjak tegak saat melihat paman Kimㅡsupir pribadi Jaehyunㅡbaru saja keluar dari ruangan sang dokter.

"P-Paman.. apa yang sebenarnya terjadi?" Tanyanya terlihat panik.

Taeyong bisa melihat paman Kim yang menghela nafas, terlihat ragu memberitahukannya. Dan hal itu tentu saja membuat Taeyong merasa panik dan semakin penasaran.

"Ikutlah bersamaku, tuan."

Setelah mengatakan hal itu, paman Kim langsung melanjutkan langkahnya diikuti oleh Taeyong yang tanpa sadar sedang menggigit jarinya. Entahlah, namun ia merasa gugup.

Perjalan mereka hanya diisi oleh keheningan. Tak ada yang memulai pembicaraan membuat Taeyong semakin menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi dibenaknya.

Paman Kim kini berhenti di satu ruangan. Wajahnya terlihat ragu, namun akhirnya mulai membukakan pintu dan mempersilahkan Taeyong masuk.

Jantung Taeyong berdegup dengan kencang. Ia sedikit melirik kearah paman Kim sebelum akhirnya mulai memasuki ruangan serba putih tersebut.

Pandangannya mengedar ke penjuru ruangan, sebelum matanya kini menatap satu-satunya objek yang kini juga sedang menatapnya.

"Oh, hai, Lee."

Mata Taeyong mengerjap. Memandang aneh pemandangan dihadapannya yang tidak sesuai dengan ekspektasinya.

Ia pikir, Jaehyun akan terbaring lemah dengan inpus dan selang dimana-mana. Namun kini nyatanya, pria nerd itu justru sedang memakan dengan lahap makanan yang disediakan oleh rumah sakit.

"A-Apa maksudnya ini.." Taeyong berjalan menuju Jaehyun yang kini sedang menyunggingkan senyumannya malu-malu.

"Kelelahan. Karena terlalu bersemangat ingin bertemu dengan tuan, tuan Jung sampai lupa tidak sarapan tadi pagi." Paman Kim yang juga mendekat kearah Jaehyun kini menjelaskan.

Taeyong memandang paman Kim bingung, sebelum kembali kearah Jaehyun. "Hanya karena belum sarapan saja bisa sampai pingsan!?"

"M-Maafkan aku. Karena terlalu bersemangat untuk bertemu denganmu. Aku sampai lupa untuk mengisi perutku." Ucap Jaehyun sambil menggaruk pelan belakang rambutnya. "Aku memang memiliki riwayat sakit lambung. Itulah sebabnya aku diharuskan untuk makan dengan teratur. Dan hari ini aku mengingkarinya."

Taeyong masih menatap bingung kearah Jaehyun, sebelum akhirnya satu tangannya kini menoyor pelan kearah kepala nerd.

"Kau ini bodoh atau apa? Kau tahu, karena kecerobohanmu itu membuat semuanya panik! Aku benar-benar panik saat melihat bagaimana wajahmu benar-benar pucat. A-Akuㅡ"

"Lee.." satu tangan Taeyong kini digenggam oleh tangan dingin milik Jaehyun. "Maaf telah membuatmu panik, ya?"

Entah sadar atau tidak, Taeyong sedikit mengigit bibir bawahnya guna menahan air mata yang mungkin sebentar lagi akan keluar. Ia sendiri tak mengerti, saat melihat wajah Jaehyun yang pucat membuatnya ingin menangis.

"Jangan membuatku panik lagi." Cicitnya sambil menunduk.

Jaehyun tersenyum, kemudian mengusap lembut tangan Taeyong yang berada digenggamannya.

"Tidak akan." Jawabnya tanpa melunturkan senyumannya.

Jaehyun sedikit menarik tangan Taeyong untuk duduk dipinggir ranjang. Kemudian mulai menatap lembut wajah Taeyong yang semakin lama semakin memerah.

"Maaf sebelumnya tuan. Saya ingin keluar sebentar. Apakah ada hal lain yang ingin tuan pesan selama  saya berada diluar?" Tanya paman Kim memecahkan keheningan diruangan tersebut.

D'Amour [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang