Falling in Love

14.9K 2.3K 248
                                    

Suasana di pagi hari kali ini terasa sangat ramai. Banyak anak yang berlarian menuju kelasnya masing-masing berharap mereka datang tepat pada waktunya.

Namun sungguh berbeda dengan lelaki yang kini justru menguap lebar. Lee Taeyong, dengan wajah mengantuknya justru melangkah malas ke arah kelasnya. Hari ini merupakan dimulainya ulangan tengah semester, itulah mengapa para murid disini terlihat bersemangat untuk menghadapinya; kecuali Taeyong tentu saja.



Bugh




Mulut kecil Taeyong sedikit mengaduh saat seseorang dengan sangat keras menabrak bahunya. Untung saja Taeyong bisa menjaga keseimbangannya, kalau tidak mungkin ia akan terjatuh sekarang.

"Ma-maafkan aku." Ucap seorang lelaki yang kini sedang membungkukkan tubuhnya.

Taeyong memegang bahunya, kemudian menatap tajam seseorang yang terlihat ketakutan. "Kau punya mata, bukan? Seharusnya kau gunakan matamu itu untuk melihat ke depan! Bagaimana bisa kau menabrakku yang jelas-jelas tidak menghalangimu sama sekali?!"

Taeyong terlihat emosi, namun helaan nafas keluar dari bibir kecilnya. "Beruntunglah kau karena aku sedang tidak mood untuk menghajar seseorang hari ini. Namun jika kita bertemu lagi, maka jangan harap kau bisa berjalan lurus nanti." Desisnya sebelum meninggalkan anak lelaki yang kini masih menunduk.

Taeyong berdecak kesal. Jelas-jelas moodnya sedang tidak baik akibat semalam ia kalah telak main hago dan diketawai oleh anak berumur 6 tahun. Dan pagi ini, lelaki yang tak ia kenal sudah membuat moodnya tambah parah, ingin sekali rasanya ia berteriak sekarang.

"Kau terlihat tidak baik, Lee."

Entah darimana datangnya, tiba-tiba saja Jaehyun sudah berada disampingnya dengan penuh semangat. Taeyong hanya memutar kedua matanya sebelum kembali melanjutkan langkahnya.

"Apa kau sudah belajar?" Tanya Jaehyun berusaha untuk mengajak Taeyong berbicara.

"Ya. Aku sudah belajar sangat keras bahkan menghapal apa saja yang ada di buku. Namun saat aku menutup buku, entah mengapa semua yang ku hapalkan hilang begitu saja. Ck, terasa sia-sia." Ucapnya membuat Jaehyun tersenyum.

"Setidaknya kau sudah berusaha. Aku harap kau bisa mengerjakannya nanti." Jemari Jaehyun bergerak untuk mengacak pelan surai pink milik Taeyong, sebelum akhirnya pergi meninggalkan Taeyong yang terdiam.

"Apa yang dilakukannya?" Gumannya. Kepalanya menggeleng, kemudian sedikit memukul pelan pipinya sendiri.

"Yang seperti ini nih membuat para pelajar yang sudah belajar mati-matian menjadi lupa akan segalanya." Decaknya sebelum kembali melangkahkan kakinya.








Ulangan kali ini berjalan dengan lancar, khususnya untuk anak-anak yang memang memiliki standar kecerdasan diatas rata-rata. Berbeda dengan mereka yang tidak memilikinya yang kini sedang mengeluh bersama teman-temannya.

Taeyong masuk dibagian kedua, akan tetapi ia hanya mengeluh pada diri sendiri, tidak menunjukkannya pada orang lain. Terlalu malas, itu alasannya.

Taeyong merapihkan peralatan tulisnya sebelum beranjak menuju kearah kantin. Perutnya sedaritadi meronta-ronta meminta makan, dan Taeyong menyalahkan perutnya jikalau nilainya jelek nanti; mengganggu konsentrasinya saja.

Taeyong mengambil nampan, lalu mulai mengantri seperti murid lainnya. Dirinya terlihat paling mencolok diantara lainnya. Rambut berwarna pink dengan wajah datar yang selalu menghiasi wajahnya setiap harinya.

Jadi wajar saja jika bertemu dengan Taeyong namun ia hanya sendirian, karena nyatanya semua murid yang berada disana merasa segan untuk hanya sekedar menyapanya.

D'Amour [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang