Sang putri memandangi pangeran yang dicintainya sementara cakarnya menyentuh leher sang pangeran. Ia mencintainya lebih dari apapun dan siapapun,tapi keinginan untuk merobek lehernya menggenang dalam dirinya. Sembari ia mencoba mengepalkan tangannya dan menghentikan dirinya,cakarnya menembus kulitnya sendiri dan darahpun mulai bercucuran.
"Kalau aku membunuh pangeran,aku akan terbebas dari kutukan ini..."
Dengan tangisan yang mengalir di wajahnya,ia mencium pipi sang pangeran.Saat sang pangeran bangun,sang putri sudah tidak ada di sisinya. Malahan,bulu-bulu hitam yang bertebaran di kasurnya. Dengan kesedihan yang mendalam,sang pangeran mencari ke seluruh negeri untuk mencari sang putri,tapi tidak ada yang melihat sang putri.
The end