Masa Lalu

5.3K 171 1
                                    

Flashback

"Happy birthday" ucap Raihan sambil memberi bunga

"Makasih sayang" Ucap sang perempuan lalu memeluk Raihan.

Raihan membawa Alya kekasihnya ke tempat duduk di pinggir danau.

"Aku mencintaimu Alya, aku ingin kita selalu bersama-sama, menghabiskan waktu bersamamu hingga maut memisahkan" Ucap Raihan memegang tangan Alya.

"Alya, aku tahu bahwa aku bukan laki-laki idaman kamu, yang kamu harus ketahui bahwa aku sangat mencintaimu" Raihan menatap Alya penuh cinta.

"Alya, will you marry me?" Raihan mengeluarkan sebuah cincin di hadapan Alya.

"Rai, sorry i can't" Ucap Alya "Maaf aku gak bisa, kamu tahu kan kalo aku belum siap menikah" Lanjutnya

"Alya aku tahu, kamu bisa aja kok melanjutkan karir kamu setelah kita menikah" Ucap Raihan menatap Alya penuh harap.

"Aku gak bisa, kamu harus faham itu. Manager aku ngelarang aku, kalo aku bantah yang ada aku malah di keluarin dari  permodelan" Papar Alya kesal

"Al, kita sudah 5 tahun pacaran, aku ingin kamu jadi istri aku" Ucap Raihan "Apa kamu gak mau nikah sama aku. Al, kita bisa membangun rumah tangga tanpa kamu harus dikeluarkan" Raihan berharap Alya akan luluh.

"Gak bisa! Toh kita gak menikah pun kita tetap bisa bersama kan" Alya benar-benar kesal.

"Al--"

"Pokonya aku gak mau nikah" Ucap Alya yang akan meninggalkan Raihan "Kalo kamu maksa terus lebih baik kita akhiri saja hubungan ini"

Raihan tercekat mendengar ucapan Alya. Kecewa? Iya, mengapa gara-gara membahas pernikahan jadi seperti ini. Lagi pula niat Raihan baik.

"Oke kalo itu mau kamu, mungkin kamu lebih senang jika aku pergi, kamu bisa bebas melanjutkan karir kamu tanpa harus ada paksaan pernikahan" Raihan melempar cincin yang akan di berikan kepada Alya ke danau.

"Rai--"

"Kita putus" Raihan pergi dengan marah, kecewa ,sedih. Mengapa Alya tidak mau menikah dengannya hanya masalah karir

"RAIHAN" Teriak Alya

"RAIHAN" Teriakannya tak di gubris oleh Raihan.

"Selamat pagi pak" Ucap Sekretaris "Pak?" Lanjutnya karena tidak ada respon dari atasannya.

"Pak?"

"Eh ya ada apa?" Raihan terkejut dari lamunannya.

"Ini ada berkas yang harus bapak tanda tangani" Ucap Sekretaris sambil menyerahkan berkas itu.

"Lain kali ketuk pintu dahulu jika ingin masuk" Ucap Raihan

"Emm maaf pak dari tadi saya sudah mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban"

"Ya sudah kamu boleh pergi"

"Terima kasih pak, saya permisi"

Raihan hanya berdehem. Raihan menghela nafas mengingat kejadian 2 tahun yang lalu. Jujur ia sendiri tidak tahu apakah ia bisa melupakan Alya atau tidak. Karena sampai saat ini ia masih mencintainya.

Tak terasa waktu menunjukan jam makan siang. Raihan segera mendatangi masjid yang sudah di sediakan. Jangan salah Raihan seorang muslim. Sesibuk apapun dia pasti dia tak akan meninggalkan Shalat.

Wajah tampan nya membuat para karyawan perempuan disini klepek-klepek. Ditambah Raihan rajin beribadah tidak pernah meninggalkan Shalat.

Kali ini Raihan jadi imam Shalat. Banyak yang canggung terutama karyawan laki-laki melihat atasannya menjadi imam.

"Eh liat si bos jadi imam, astaga gimana gue gak makin cinta sama si bos"

"Gila gak si berasa di imamin sama calon"

Ya begitulah kehebohan perempuan disana.

Setelah selesai menunaikan kewajibannya, ia pergi meninggalkan kantor untuk pergi ke Restoran. Tapi sebelumnya ia akan menjemput Nayla-adiknya-di kampus.

Perjalanan menuju kampus Nayla hanya memakan waktu 30 menit. Sesampainya ia melihat Nayla sedang berbicara kepada seorang laki-laki.

Raihan turun dari mobil. Tak lupa dengan kaca mata betengger di hidung mancungnya.

Surga dunia bagi mahasiswi disana. Tak jarang banyak yang menatap terang-terangan kepada Raihan. Nikmat mana yang Engkau dusatakan.

"Nayla abang udah jemput" Raihan menelpon Nayla. Lalu datang lah seorang gadis cantik, dengan hijab dan pakaian modisnya. Nayla adalah mahasiswi jurusan kedokteran. Makanya tak heran jika ia membawa banyak buku super tebal di tangannya.

"Mau aku bawain sayang" Goda Raihan

"Sayang sayang embah mu, udah ayo cepetan lama banget si jemputnya" Kesal Nayla

"Iya bawel"

Sebelum Raihan mengantarkan Nayla pulang, mereka mampir ke Restoran yang bisa mereka makan.

"Laki-laki yang ngobrol sama kamu tadi siapa Nay?" Tanya Raihan

"Yang mana?"

"Itu yang didepan"

"Oh itu, emm namanya Fakri bang" Ucap Nayla dengan semburat merah muda di pipi.

Raihan geleng-geleng kepala melihat tingkah Nayla.

Rupanya salting batin Raihan.

"Kenapa pipi kamu, kok merah gitu" Goda Raihan

"Ih enggak! Apaan sih" Nayla berusaha menutupi kegugupannya

"Halah gak usah bohong ya sama abang, abang bilangin mamah kamu baru tahu rasa"

"Bilangin apa hayo, dasar pengaduan"

"Bilangin kalo Nayla udah ada calon, biar kamu di kawinin"

"Kawin kawin, nikah kali! Udah deh gak usah macem-macem, awas kalo bilangin macem-macem" Ancam Nayla.

Mereka melanjutkan makan mereka. Lau Raihan mengantarkan adiknya pulang ke rumah.

------------

Hai semua i'm back
Huhu diriku senang sekali bisa nulis ini lagii. Eh btw ada feel gak? Maaf ya kalo masih banyak yang kurang atau typo. Udah segitu dulu by

Salam

Lyn

Tak Lagi SurgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang