Dia

4K 150 1
                                    

Hari ini Shera di ajak Nayla untuk kerumahnya. Sebenarnya tidak hanya Shera, Indira dan Aulia pun diajak. Tentunya mereka berdua sangatlah antusias.

"Gimana kalian jadikan ke rumah aku?" Tanya Nayla

"Jadi dong kak" Ucap Indira dan Aulia

"Kamu Shera?"

"Iya jadi" Ucap Shera sambil tersenyum manis.

"Yes, akhirnya" Senang Nayla "Yaudah karena berhubung hari ini aku berangkat di bolehin pake mobil, jadi kita satu mobil bareng aku aja" Tawar Nayla.

"Aku mah ngikut aja" Kata Aulia

"Yaudah ayok berangkat"

Mereka berangkat menuju rumah Nayla. Rumah Nayla terletak di perumahan elit.

"Nah udah sampai, ayo turun" Ajak Nayla

"ASSALAMU'ALAIKUM MAH, PAH, ABANG AKU PULANG" Teriak Nayla.

" Wa'alaikumslam ya ampun Nayla kamu jangan teriak gitu dong" Ucap Rena

"Iya mah iya, mah Nay bawa temen tau"

"Eh ada temen Nayla, ayo silakan masuk" Ajak Rena " Maafin tingkah anak tante yang absurd ya"

"Ih mamah apaan si" Nayla mengerucutkan bibirnya

Mereka masuk ke kamar Nayla. Mereka mengobrol sambil tertawa ria.

"Eh kak Nayla, aku belum Shalat zuhur, dimana ya Shalatnya" Ucap Shera

"Oh iya aku juga belum" Ucap Indira

"Aku juga" Ucap Aulia

"Nah aku pun belum, yaudah kita Shalat bersama-sama aja di ruang Shalat di bawah" Ucap Nayla

Fasilitas rumah Nayla sangat lengkap, jadi jika beribadah mereka memiliki ruang khusus.

Setelah selesai wudhu, saat hendak masuk ke ruang Shalat. Ternyata ada Raihan disana. Seketika semua menatap Raihan kecuali Shera yang asik menunduk.

Raihan memang di paksa oleh mamah nya untuk tidak ke kantor terlebih dahulu. Mamahnya menyuruhnya istirahat dirumah.

"Ya Allah sungguh sempurna ciptaanmu" Lirih Aulia menggigit jari.

"Sumpah ganteng banget" Lirih Indira

Shera mengerutkan dahinya melihat tingkah temannya ini. Ia melihat ke arah pandangan temnannya memandang.

Kaya pernah ngeliat batin Shera

Astgafirullah Shera langsung menundukan pandangannya.

"Hayo zina mata, udah ayo Shalat" Ajal Shera

Nayla terkikik geli melihat tingkah temannya.

"Bang sekalian bang imamin kita berempat" Ucap Nayla "kita Berjama'ah"

Raihan menoleh ke belakang. Tepat di belakangnya ada Shera. Seketika pandangan mereka bertemu.

Shera cepat-cepat menundukan pandangannya. Lain halnya dengan Raihan yang masih menatap Shera.

Duh kenapa ya Allah batin Shera

"Bang?"

"Eh iya"

Raihan pun jadi imam mereka berempat

Setelah selesai Shalat mereka kembali ke kamar Nayla. Indira pulang terlebih dahulu karena ia ada tugas kelompok. Sedangkan Aulia ingin mengerjakan tugas. Tinggalah Shera di rumah itu. Nayla memaksa Shera untuk sampai malam disini. Shera pun hanya bisa menuruti.

"Tenang nanti pulangnya kamu ada yang antar kok" Ucap Nayla

"Eh gak usah biar aku sendiri aja" Sungguh Shera merasa tidak enak kepada Nayla.

"Jarak dari rumah aku ke depan komplek tuh lumayan jauh dan gak ada kendaraan umum" Jelas Nayla

"Kan ada taksi online"

"Mending uangnya disimpen, udah lah aku pengen manjain temen aku"

Shera menghela nafas akhirnya ia menuruti perintah Nayla.

Mereka memutuskan untuk menonton sebuah film. Film tentang seorang istri yang di madu oleh suaminya. Shera menangis menyaksikan film itu.

Bagaimana jika itu terjadi di kehidupanku batin Shera

"Gila sedih banget, aku sampe ngabisin banyak tissu" Ucap Nayla

"Kok tega si suaminya" Ucap Nayla lagi.

"Aku gak kuat nontonnya" Kata Shera

Raihan pov

Aku sedang mengambil air putih di dapur, kulihat Nayla dan temannya sedang berada di ruang keluarga. Mata mereka sembab seperti habis menangis.

"Bang, ngapain?" Tanya Nayla

"Ya mau minumlah, kamu gak liat abang megang apa?" Jawab ku

"Ye santai kali"

Ku lihat gadis itu sedari tadi menunduk. Apa ia tidak lelah?

"Hm" Nayla berdehem "Hayo abang ngeliatain siapa? Shera ya?" Goda Nayla

"Shera?" Gumam ku yang di dengar oleh Nayla

"Iya Shera, yang di situ" Ucap Nayla

"Enggak kata siapa abang ngeliatin dia" Elak ku

"Kata aku, udah ngaku aja gapapa kok abang suka sama dia aku setuju"

"Apasih kamu bocah udah ah abang mau ke kamar" Aku meninggalkan Nayla yang masih menggodaku.

Aku bingung kepada diriku sendiri. Ada apa dengan jantungku? Kenapa berdetak lebih cepat.

Shera pov

Kenapa laki-laki itu terus menatapku. Apa ada yang salah dengan diriku?.

Tak terasa sekarang sudah mendekati Shalat ashar. Aku dan Nayla segera mengambil wudhu karena takut terlupa lagi.

Aku dan Nayla Shalat di tempat kami Shalat zuhur.

Deg

Ternyata laki-laki itu lagi. Tapi kali ini ada ditambah mamahnya Nayla.

"Eh Nay, Shera mau Shalat juga?" Tanya Mamah Nayla

"Iya mah" "Iya tan"

"Ya udah kita berjama'ah ya, Han kamu jadi imam ya" Ujar mamah Nayla

Aku duduk diapit oleh Nayla dan mamah Nayla. Tepat di depan ku adalah laki-laki itu. Sedari tadi aku tak melihat papah Nayla. Mungkin bekerja.

Shalat pun selesai, Nayla menyalami laki-laki itu.

Author pov

Tatapan mereka kembali bertemu. Membuat benih-benih cinta muncul di keduanya. Tapi mereka masih belum sadar dengan perasaan asing ini.

----------------

Hai semua gimana ada feel? Ga ada ya. Maaf ya soalnya lagi gak mood buat gitu loh jadi ya gini.

Salam

Lyn




Tak Lagi SurgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang