selesai sarapan, jackson menyuruh mark untuk menunggunya di ruang tengah, sementara ia membersihkan peralatan masak yang ia gunakan tadi.
mark duduk menyilangkan kaki diatas sofa sembari menonton tv. ekornya ia biarkan melingkar di pinggang nya sendiri.
entah mengapa mark mulai merasa nyaman dengan ekor dan telinga baru nya ini, walaupun ada beberapa hal yang masih mengusik pikirannya.
setelah selesai mencuci semua peralatan masak, jackson duduk disebelah mark dan memerhatikan pria dengan surai walnut disebelahnya.
tak ada hentinya ia terkesima dengan kecantikan sang korban eksperimen miliknya dan jaebum.
apa iya ini jatuh cinta pada pandangan pertama?, pikirnya konyol.
jackson merasa geli sendiri memikirkan nya.
saking sibuknya memerhatikan mark, ia lupa dengan tujuannya menyuruh mark menunggu.
"mark, puter badan lu kearah gua." mark yang sedang fokus menonton langsung berdecak kesal dan memutar badannya kearah jackson.
"lagi nonton nih, mau ngapain sih, lagian lu kenapa belum pergi juga dari apartemen gua?" protes nya.
"gua mau ngecek sesuatu dulu." jackson mengeluarkan sebuah senter kecil dari saku celananya dan menodongkan nya kedepan mata mark.
mark hanya diam, membiarkan jackson berkerja.
setelah mengecek mata milik mark, jackson menarik tangan mark dengan lembut.
dilihatnya kuku kuku mark yang terpotong rapih dan bersih.
"lu bisa.. manjangin kuku lu gitu gak? jadi cakar gitu?" tanya jackson sambil memperhatikan kedua tangan lentik mark.
mark berdecak, "gak lah— gak tau sih."
"coba lu ngomong di pikiran lu terus teriak 'cakar!' gitu, siapa tau bisa." usul jackson dan bodohnya mark mengiyakan saja.
mark memejamkan matanya dan fokus dengan pikirannya.
seperti perkataan jackson, mark seolah-seolah berteriak dalam pikiran nya. berkali kali ia teriakkan kata cakar, tapi ia merasa tak ada perubahan sama sekali pada dirinya.
saat itu juga mark merasa terbodohi ketika ia membuka matanya dan melihat jackson yang tengah mati-matian menahan tawanya, ia gemas sekali dengan pria dihadapannya ini.
"sialan lu ngisengin gua kan." tanpa segan-segan mark menghujani jackson dengan pukulan nya. wajahnya memanas, merasa ia telah dikerjai oleh pria di hadapannya.
bagaimana ia tidak gemas melihat seekor— ah seorang hybrida cantik yang tengah memejamkan matanya dengan telinganya bergerak gerak dan alisnya mengerut lucu seperti itu.
"udah udah, sakit tau." jackson menahan pergelangan tangan mark.
"salah sendiri." mark mencebik.
suara dering menginterupsi kegiatan mereka. mark berlari menuju kamarnya dan mengambil ponsel nya.
dilihatnya nama kontak yang menelpon nya, bambam.
"halo?"
"mark lu dimana, katanya mau ketemuan di cafetaria sebelum masuk kelas, ditungguin nih."
mark melihat jam yang menunjukkan pukul 10.25
"eh, g–gua gabisa masuk hari ini, titip absen."
"sekarang ada kuis, yakin lu mau absen?"
mark menatap jackson dengan tatapan panik, "bam serius gua lagi—"
jackson memberi isyarat kepada mark kalau ia tak boleh absen dengan bibirnya. mark mengerutkan alisnya, tapi ia menurut saja.
"oke, gua masuk, tapi bakal agak telat."
"yauda, jangan gak masuk lu." bambam memutuskan panggilan tersebut.
mark meletakkan ponselnya dan menatap jackson dengan wajah panik, "gimana ini, gak mungkin gua nutupin benda aneh ini pake hoodie, bakal gampang kebuka."
"lu ada topi?" mark mengangguk, ia menarik jackson kedalam kamarnya.
jackson duduk di ujung kasur sembari menatap sekeliling nya.
mark membuka lemari bajunya dengan tergesa-gesa dan mengacak-acak isi lemari tersebut, tak lama kemudian mark mengeluarkan sebuah topi polos berwarna biru tua.
"nah coba pake." ucap jackson saat mark menunjukkan topi tersebut kepadanya.
jackson tertawa saat melihat mark yang kesulitan memasukan telinga hybrid nya kedalam topi tersebut.
"sini, gua pakein." jackson berdiri dan dan mengambil topi tersebut dari tangan mark.
dengan hati hati jackson memakaikan topi tersebut keatas kepala mark, ia menahan senyum gelinya saat tangannya menyentuh telinga hybrid milik mark.
mark menggeliat kecil, merasa geli saat telinga hybrid nya didorong masuk kedalam topi tersebut oleh jackson.
"dah." jackson tersenyum saat melihat topi tersebut menempel sempurna diatas kepala hybrid tersebut.
mark memegang topi tersebut dan ikut tersenyum.
"ekor gua gimana?" tanya mark.
jackson melihat ekor panjang nan lebat milik mark bergerak-gerak kecil diantara kaki jenjang hybrid tersebut.
"lu pake baju tebel yang oversize trus lu masukin kedalem baju itu."
mark memelas, "panas begini pake baju tebel? yang bener aja." protes nya.
jackson menaikkan bahunya, "yaudah kalo lu mau ekor lu ngebentuk dari dalem baju lu."
mark menggeram kesal mendengarnya, ia kembali mengacak-acak lemari bajunya untuk mencari baju tebal untuk ia pakai.
"kalo engga lu pake kaos biasa, trus pake jaket tebel." mark mengerang kesal, hidupnya memang sial.
mark menemukan sebuah hoodie besar berwarna merah muda, itu milik kakak perempuan nya. hoodie itu cukup besar dan tebal untuk menutupi ekornya tapi warna nya... mark menggeleng dan hendak memasukkan kembali hoodie tersebut kedalam lemari, kemudian ia mendengar suara jackson menginterupsi nya.
"nah itu pas," jackson mengambil hoodie tersebut.
"lo gila, gua gak mau pake itu," tolak mark, "pasti ada yang lain."
"gak ada waktu, cepet pake."
mark melirik jam dinding yang menunjukkan bahwa waktunya semakin sedikit, ia menggeram.
menghela nafas, mark mengambik hoodie tersebut dengan terpaksa. ia langsung membuka kaos yang ia pakai tanpa memperdulikan jackson yang berada disebelah nya.
"wiss, aurat." ucap jackson sambil bersiul dan memunggungi mark.
"ndasmu aurat, sama sama punya titit gini." balas mark dengan ketus, jackson tertawa mendengar penuturan hybrida itu.
mark mengusap wajahnya dengan kasar saat melihat pantulan dirinya di kaca. panjang hoodie tersebut mencapai setengah pahanya, benar-benar membuatnya merasa sangat kecil.
jackson membalikkan tubuhnya melihat mark dan kembali bersiul, ia mengacungkan jempolnya sembari berkata, "gemay!"
mark hanya bisa menerima nasibnya.
lanjut hibernasi lagi ah:3 hehe.g
KAMU SEDANG MEMBACA
potion ✘ markson
Fanfiction[bxb] "kok gua ada ekor ama telinga kucing begini cuk?" "waduh, kacau lagi eksperimen gua." copyright 2019 © by softbum