jackson mengekori mark hingga kedalam apartemen nya. jackson tebak mark sedang memikirkan banyak hak, sehingga ia tak sadar membiarkan jackson masuk kedalam apartemen nya dengan membiarkan pintunya tak tertutup.
jackson menggelengkan kepalanya melihat mark yang tampak acuh dengan kondisi disekitar nya. ia menutup pintu apartemen mark dan meletakkan kunci mobilnya diatas meja diruang tengah.
mengingat mark belum sarapan, jackson melangkah menuju dapur dan melihat isi kulkas yang penuh dengan root beer dan beberapa junk food yang tampak sudah terlalu lama disimpan di kulkas.
"kulkas apa tempat sampah." gumam jackson sambil mengambil beberapa sampah dari dalam kulkas dan membuangnya.
jackson melihat ada beberapa butir telur dan mengambilnya, berharap telurnya tidak busuk, karena mark tampak sama sekali tak menggunakan dapurnya untuk memasak.
jackson melihat terdapat satu pack sosis didalam freezer. seperti yang ia duga, terlalu lama dibiarkan didalam freezer, sosis tersebut sangat beku, akan sulit di potong nantinya.
jackson mengambil mangkuk berisikan air dan merendam sosis tersebut agar tak beku lagi.
dibukanya lemari kabinet, terpapanglah tumpukan ramen cup dan berbagai makanan instan lainnya didalam sana.
jackson tak kaget melihat hal tersebut. matanya menangkap sebuah bungkusan berisi beras dipojok lemari tersebut, tertutup oleh tumpukan ramen cup.
"semoga aja gak keracunan gua." ucapnya sambil melihat bungkusan tersebut.
beruntung, jackson tahu cara memasak. ia berterimakasih kepada ibunya yang senantiasa dengan sabar mengajari jackson memasak walaupun dapurnya yang menjadi korban kebakaran beberapa kali.
sembari menunggu nasinya matang, jackson mulai memasak telur dan juga sosisnya dengan serius.
sampai ia mendengar suara pintu yang terbuka.
jackson mengedipkan matanya beberapa kali saat melihat mark dengan kaos putih polos dan celana pendek berwarna merah yang tampak menggemaskan, ekornya yang berwarna putih bersih menyembul keluar dari celana pendeknya.
alisnya tertaut saat melihat hal janggal tersebut.
mark yang mencium bau harum berasal dari dapurnya langsung melangkah keluar kamar dan melihat jackson yang tengah memasak.
"lo kok bisa ada disini?" ucap mark setengah teriak.
"lu sendiri yang biarin gua masuk." cibir jackson sambil memotong sosisnya seperti bentuk gurita.
mark memutar matanya dan berjalan menghampiri jackson untuk melihat apa yang sedang pria itu masak.
"kok lu bisa nemu beginian di kulkas gua? perasaan gak pernah liat gua ada sosis di kulkas gua." ucap mark.
pandangan jackson lagi lagi terfokus ke telinga kucing mark yang tampak bergerak gerak dengan lucu nya.
gak boleh pegang, gak boleh pegang, gak boleh pegang, gak boleh pegang, gak boleh pegang, gak boleh pegang.
"jackson?"
"hah?" jackson tersentak dan menatap mark yang tampak kebingungan.
"itu telurnya gosong."
dengan panik jackson mengangkat telur yang sudah matang itu keatas piring, lalu ia masukkan sosis yang sudah ia bentuk sedemikian rupa keatas wajan.
"kenapa dibentuk begitu?" tanya mark.
"karena gua mau."
"nyolot ya asu."
"ampun, galak amat." ringis jackson.
mark hanya diam berdiri menatap bagaimana sosis itu tergoreng oleh minyak, sedangkan jackson mulai mengeksplorasi mark dengan matanya.
ia menyadari, bagaimana ekornya bisa menyembul keluar dari celana seperti itu?
"mark, itu lu apain sampe bisa keluar gitu ekor lu dari celana lu." tanya jackson sambil membalikkan sosisnya.
"oh itu, tadi gua coba biarin ekornya kelipet didalem celana, tapi sakit. jadi gua gunting bulet biar bisa keluar ekornya." jawab mark dengan senang sambil menggoyangkan ekornya.
jackson speechless, tanpa sadar ia menegak salivanya saat mark menggoyangkan ekornya dengan ekspresi senang seperti itu.
pikiran jackson mulai menjalar kemana-mana,
bagaimana jika mark menggoyangkan ekornya seperti itu tanpa sehelai kain diatas pangkuannya?
panas mulai menjalar ke seluruh tubuh jackson terutama area selatannya. ia menggeleng pelan mencoba mengabaikan pikiran kotornya yang mulai berkerja.
jackson mengatur nafasnya dan mengangkat sosisnya dan meletakkan nya diatas piring. ia menyiapkan semua makanannya keatas meja makan dengan rapi.
mark mengikuti jackson bolak balik seperti anak kucing yang kelaparan, dan hal itu membuat jackson sedikit risih karena ia seperti sedang diawasi.
"mark, lu ngapain ngekorin gua kayak anak kucing kayak begitu?" protes jackson saat semua makanannya sudah tertata rapih diatas meja makan.
mark menaikkan bahunya, "gak tau, pengen aja." jawabnya.
jackson menghela nafasnya.
melihat mark membawa piringnya keruang tengah, jackson langsung mengambil piring mark dan mendapatkan protes dari sang empu.
"lu makan di meja makan." ucap jackson dengan tegas.
"gak, ini apartemen gua, terserah gua dong." jawab mark dengan garang.
"gua yang masak."
"apartemen gua."
"yaudah kalo begitu gua keluar bawa makanannya, lo makan aja tuh tv lo."
mark mendengus, dengan kesal dan gumaman sumpah serapah ia duduk dimeja makan.
"pinter." jackson meletakkan piring mark kearah pria yang sedang cemberut tersebut.
dengan wajah yang ditekuk mark menusukkan garpunya ke sosis miliknya dan menggigitnya dengan tatapan kesal kearah pria dengan surai madu tersebut.
(ノ◕ヮ◕)ノ*:・゚✧kitten mark✧゚・: *ヽ(◕ヮ◕ヽ)

KAMU SEDANG MEMBACA
potion ✘ markson
Fanfiction[bxb] "kok gua ada ekor ama telinga kucing begini cuk?" "waduh, kacau lagi eksperimen gua." copyright 2019 © by softbum