"Kalo gitu untuk terakhir kalinya yuk gue antar lo ke rumah Axel"
"Ya udah ayok" Gania menarik tangan cowok itu. "Eh lo bawa motor /mobil?hehe gue ga tau soal nya"
"Gue bawa mobil tuh. Ta udah masuk"
Fahzan dan Gania masuk mobil menuju rumah Axel.
Sesampainya di rumah axel. Gania mendapati barang barang sedah rapi untuk di bawa.
Apakah mereka akan pindah selamanya? Batin gania. Tak sadar air mata menetes. Dan tiba² sebuah tangan menggenggam erat.
"Tenang gue ada di sini. Gue yakin axel pasti kembali. Ya udah yuk msuk."
"Hiks..gue.. Hiks.. Gak rela.. Hiks.., ya udh msuk cepet.. Hiks.. " Mereka berdua msuk ke dalam rumah axel."AXEEELLL!!" Teriak gania."kenapa kamu ninggalin aku hiks.. Jangan pergi.. Hiks.. Hiks..." Axel menghapus air mata gania."jangan sedih gitu. Aku pindah hanya sementara.. Papa ada tugas di sana sayank... Jangan nangis donk.. Pacar ku kan kuat."ucap axel dengan senyuman manis... Di tengah keromantisan itu tiba tiba HP gania bunyi...
Bang athaik
Dek lo di mana?
Abang udah di depan
Gerbang nih.Hehe bang, gania
Lagi di rumah axel
Abang pulang aja ya maapBang athaik
Ngapain ke rumah axel?
Sama siapa?Sama fahzan tadi pulang nya
Nanti sore ya bang
Jangan kangen.
Ya udah bye...Bang athaik
Ngapain juga abang kangen
Ya udah bye
Hati² di sana, jaga diri!Oke
(Read)
"Siapa?" Tanya axel.
"Bang atha"
"Oh. Woy Zan ngapain lo jauh² gitu sini deket kita whuahaha-uhuk uhuk"
"Mampus lo haha" Ucap fahzan dan mendekati gania dan axel.
"Xel? Lo gak papa?" Tanya gania panik.
"Gak papa kok sayank"
"Okelah""Eh xel kapan lo berangkat?" Tanya fahzan.
"Nanti jam 3,sekarang jam berapa?"
"Jam 2"
"Masih ada waktu 1 jam. Eh mama kamu kemana?"tanya fahzan.
" Mama lagi ke supermarket beli cemilan,buat nanti di perjalanan"
"Oh"~fahzan
"Eh tunggu tunggu? Kenapa kalian jadi akur banget? Bukannya kalian bertengkar dan saling salah faham ya?" ~gania"Hehe kita berteman kok, awalnya sih saling emm curiga.. Tapi.. "
~axel"Tapi akhirnya tau kalau masihng² itu baik. Ya baik.. Hehe.. "
~fahzanKok kayak ada yg dulu sembunyikan ya? Ah bodo ah batin gania.
"Oh"~gania.
" Emm kalian gk usah ngantar aku ke bandara ya"~axel.
"Kenapa?"~gania
" Udah sore nanti kamu di cariin.nanti kamu pulang sama fahzan aja ya, zan gue titip gania sama lo ya. Awas sampe lecet. Gue jamin bakal babak belur lo"~ axel"Iya bro tenang aja"~ fahzan
14.30
" Axel ayo berangkat! ,Gania..., Fahzan kok kalian ada di sini?"
"Eh tante, kami mau ucapin perpisahan hehe"~fahzan.
Gania berjalan dan mencium tangan ibunya axel.
" Iya tante.. Hiks.. Kenapa.. Tante hiks... Ngk bilang.. Hiks.. Kalau.. Axel.. Hiks.. Akan.. Hiks.. Ke New York... Hiks"
Ibu axel mengusap puncak kepala gania. "Maaf kan tante. Tapi tante harus pergi untuk urusan keluarga... Axel ayuk!"
"Eummm iya maa... "Mereka sudah siap untuk berangkat. Gania pun lari dan memeluk axel erat. Sangat erat.
"Jangan tinggalin aku hiksss... Plis.. Hiks"
"Sayank, aku akan kembali suer, ya udah aku berangkat ya. Oh iya ini aku ada hadiah, jika kamu kangen aku. Pakai kalung ini.tutup mata mu. Bayangkan aku ada di samping mu. Ya udah ya bye. Oh iya fahzan lo jaga gania baik baik ya. Gue titip dia. Bye semua... ""Hikss...dia pergi.. Hikss.. "
"Kan ada gue ya udah yuk pulang."Fauzan pun mengantar gania pulang ke rumahnya. Tetapi sepanjang perjalanan gania cuma melamun. Membayangkan akan kebahagiaan bersama axel. Sampainya di rumah gania. Gania langsung turun tanpa sepatah katapun
"Eh gan tunggu.. "
Fahzan memanggil gania. Yang di panggil langsung membalikkan badannya. Dan hnya mengangkat satu alisnya sebagai isyarat "apa""Jangan terlalu di pikirin. Buat hidup mu bahagia. Dia akan kembali, jangan lupa makan" Ucap fahzan lembut smbil tersenyum ke arah gania. Yg di ajak bicara pun tersenyum lebar.
"Iya, Hati-hati di jalan"
"Iya"
Fahzan yang mulai menjauh dari rumah gania. Gania pun melambaikan tangan nya. Kemudian msuk ke rumahMaaf baru update author lagi sibuk banget. Toh wattpad nya abis error wkwk.
Jangn bosan baca ya;)
Like and coment beb:/❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Di Ujung Pelangi
RomanceSeorang wanita yang tak pernah merasakan jatuh cinta sampai saat dia bertemu dengan seseorang yang tak pernah dibayangkannya saat di SMA hingga timbul rasa diantara mereka. Tapi takdir berkata lain. Takdir membuat cinta mereka terpisahkan oleh alam