Bagian 1 : Rasa bersalah Jagat

2.2K 288 29
                                    

Bagian 1
Rasa Bersalah Jagat
┈┈┈┈․° ☣ °․┈┈┈┈

Menjadi pengantin di usia remaja bukanlah perkara gampang, usia remaja adalah masa mencari jati diri dengan emosi dan ego yang meledak-ledak. Logika menjadi nomor ke sekian pada usia belasan. Singkatnya, usia belasan adalah usia untuk mengeksplorasi diri dengan segala trial and error kehidupan. Mengingat mental mereka yang masih labil dan jiwa yang menginginkan bebas tentu saja masih menyangkut di dalam diri kedua insan yang sedang berada di akhir masa remajanya ini, tahun ini mereka berusia sembilan belas tetapi sudah mau menjadi orang tua.

Sungguh, Kinnas menyesali keputusannya untuk ikut berlibur bersama Mira dan teman-temannya pacar sahabatnya tersebut, yang mengakibatkan dirinya berbadan dua seperti sekarang, untung saja lelaki yang menghamilinya mau mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Kinnas menoleh kesamping kanannya, terdapat lelaki jangkung yang memiliki kulit sedikit kecoklatan. Tentu saja mereka berdua sangat kontras bila bersanding seperti sekarang ini.

"Maaf rumah yang bakal kita tempati gak besar" Kata pemuda disamping Kinnas.

Kinnas menyunggingkan senyum tipisnya, tak berniat membalas ucapan Jagat.

"Ayok masuk" Jagat menggiring Kinnas memasuki rumah yang akan mereka huni sambil membawa koper milik mereka.

Pintu terbuka, hal pertama yang Kinnas lihat adalah suasana rumah yang di dominasi warna putih. Jagat menuntun Kinnas menuju sofa dan duduk diatasnya.

"Kamu capek kan? Duduk dulu ya. Aku bikinin susu" Setelah mengatakan itu, Jagat berlalu menuju dapur untuk membuatkan susu, sebelum itu tak lupa ia mengambil sekotak susu ibu hamil yang dibelinya beberapa waktu lalu di dalam koper miliknya.

Kinnas menatap sekitaran rumah yang akan dihuninya ini. Rumah yang sederhana dan minimalis, perabot rumah juga seadanya. Sambil menunggu susu buatan Jagat Kinnas menghidupkan tv.

Jagat kembali beberapa saat kemudian dengan satu gelas susu cokelat ditangannya. Didapatinya Kinnas yang sedang menonton televisi sesekali tertawa karena acara yang ditontonnya.

Jahat tersenyum tipis melihatnya, dalam hati ia bersyukur gadis ini tak sedih akan keadaannya yang hamil di usia muda. Jagat merasa menjadi lelaki brengsek di dunia karena telah menghancurkan masa depan seorang gadis lugu seperti Kinnas. Menepis pikirannya, Jagat segera menuju kearah sofa dan duduk disamping istrinya itu.

"Ini dihabisin ya" Perintah Jagat lembut, Kinnas menurunkan kakinya yang ia letakkan di atas meja.

"Makasih" Ucap Kinnas rendah.

"Habis ini tidur ya, udah jam sembilan soalnya" Perintah Jagat lagi. Kinnas menggeleng mendengarnya.

Jagat mengela nafasnya, kemudian tangannya terulur untuk menyentuh perut Kinnas yang mulai membuncit. "Kasian dedeknya kalo bundanya kecapean" Bujuk Jagat lagi.

Dengan berat hati Kinnas menuruti perintah suaminya itu, susu sudah tandas. Segera Kinnas berdiri diikuti oleh Jagat. Jagat mengantar Kinnas ke kamar mereka, di bukanya pintu dan terlihatlah ruang yang bernuansa hitam dan putih.

Jagat membimbing Kinnas menuju ranjang mereka, tak lupa ia menarik selimut hingga menutupi sebagian tubuh Kinnas, "Kamu gak tidur juga?" Tanya Kinnas heran yang melihat Jagat menyelimutinya.

"Aku harus beresin barang-barang kita dulu"

"Besok kan bisa, Mas" Kata Kinnas rendah, "Aku tau kamu capek, dari tadi pagi ngurus ini itu" Lanjut Kinnas lagi.

Jagat tersenyum, mengusap pucuk kepala Kinnas dengan sayang, "Gak papa. Besok aku ada kuliah pagi jadi harus sekarang"

"Nanti kamu kurang tidur, Mas" Ucap Kinnas.

"Udah jangan pikirin masih jam sembilan juga, kamu cepet tidur ya. Mau aku temenin dulu gak?" Tawar Jagat lembut. Kinnas menggeleng, "Gak usah" Jawabnya.

"Yaudah, Good night. Have a nice dream" Kata Jagat kemudian mengecup kening Kinnas lama.

Kinnas berbalik memunggungi Jagat, ia tersenyum miris akan hidupnya. Sejujurnya dirinya tidak terima akan keadaan ini, hamil diusia muda dan karena kecelakaan. Kinnas ingin membenci Jagat, namun mengingat perilaku lemah lembut pemuda itu kepadanya membuat Kinnas berfikir, haruskah Kinnas mulai menerima semua ini?

Pintu kamar tertutup, Jagat bersandar pada pintu kamar mereka, bulir air mata turun tanpa dikomando dari pelupuknya, "Sorry Nas, buat kamu kehilangan masa depan" Ucapnya lirih.

Sungguh, Jagat amat bersalah dengan gadis yang sudah menjadi istrinya selama beberapa hari itu. Jagat bersumpah ia akan menemukan pelaku yang meletakkan obat perangsang didalam minumannya.

•••

Dukung cerita saya dengan vote dan komentar,
Oremocca

Young Parents | Mina • MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang