Kringg.... Kring.... Kring...
"Hmmmmm???"
"AINA!!! kamu masih tidur jam segini?!" Teriak Ibu dari balik telepon.
"Aaahh Ibu tidak bisakah nada suara Ibu turunkan?" Jawab Aina sambil mengucek ngucek matanya perlahan agar terbuka untuk bisa melihat dunia yang sudah terang dari beberapa jam yang lalu.
"Kamu tidak pulang? kamu bilang ke Ibu kalau kamu sudah libur dari kemarin."
"Ooh aku masih belum beres-beres, lagian semalam aku pulangnya sore jadi capek gak sanggup buat langsung pulang. Bentar lagi aku siap siap untuk pergi. " Jawab Aina sambil bangun dari kasur.
"Yasudah nanti kalau sudah di bus kabari Ibu, biar nanti Ibu tunggu di halte."
"Ih gausah loh bu, Aku bisa pulang sendiri. Aku gamau nyusahin Ibu, pokoknya kalau Ibu mau aku pulang, gausah jemput, assalamualaikum."
Tetttttt......
Telepon Aina terputus tiba tiba, jaringan tiba tiba tidak tersedia, yah begitulah keadaan yang ada di desa. Segera setelah meletakkan telepon, Aina bergegas mandi dan bersiap siap, kemudian mengemasi semua barang yang akan dibawa pulang. Tidak lupa tentunya Aina membawa kerupuk yang sudah dibelinya dari kemarin di warung depan kos untuk Ibu. Yahhh karna Aina tau ibu memang sangat menyukai kerupuk, bahkan mungkin dia lebih menyukai kerupuk dari pada Aina.
Tepat pukul 10.00 wib, Aina sudah masuk kedalam bus. Karna tidak ingin Ibu khawatir, Aina memberi tahunya kalau dia sudah berada didalam bus. Butuh waktu 5 jam 30 menit untuknya sampai di kampung halaman, tapi karna Aina hanya tidur didalam bus perjalanan tidak terlalu terasa melelahkan dan tidak terasa lama. Aina mulai mengepakkan barang barangnya turun dari bus untuk menuju ke halte.
Tetttt...tetttt.. Tett...
"Wahh apa memang tidak ada segaris jaringan pun disini? Kapan desa ini akan benar benar maju?" Gerutu Aina sambil menekan nekan nomor Ibu didalam layar hp nya.
Saat menunggu Ibu menjawab telepon, sebuah mobil pribadi bermerk xxx berwarna silver berhenti tepat disamping Aina. Aina hanya berfikir kalau mobil itu kebetulan berhenti, tapi seorang perempuan keluar dari mobil dan menghampiri Aina.
"Maaf nak Ibu mau nanya, tau rumahnya Bu Sulastri?"
"Sulastri? Buk Sulastri istri pak Hartono? " Ucap Aina kepada perempuan yang turun dari mobil tadi.
"Iya betul itu nak, kamu tau rumahnya?" Tanya wanita itu.
"Itu orang tua saya Bu." Jawab Aina.
"Aina? Kamu Aina? Syukurlah nak, ayo naik ke mobil, antarkan ibu kerumah orang tuamu." Ucap wanita itu sambil menarik tangan Aina.
Awalnya Aina enggan ingin pergi karena dia tidak mengenal wanita itu, namun setelah wanita itu mengatakan kalau dia teman Ibu, Aina akhirnya menyetujuinya, lagi pula ini hal yang bagus untuk menghemat uang. Aina kemudian masuk kedalam mobil dan melaju pulang menuju rumahnya.
Butuh waktu 25 menit untuk sampai kerumah Aina, sopir dan wanita teman Ibu tadi membantu Aina mengepakkan barang barangnya untuk masuk ke dalam rumah. Yahh bukan Ibu Aina namanya kalau tidak heboh. Ibu berlari sambil meneriaki nama Aina sepanjang jalannya, menghampiri Aina karna bahagianya dia ketika melihat Aina pulang. Padahal baru 3 bulan Aina tidak pulang, dan Ibu sudah bertingkah seakan tidak berjumpa dengan anak nya selama bertahun tahun. Tapi bagaimana pun dia Aina tetap menyayanginya, Aina bangga dia adalah Ibunya, Aina bahagia karena dia terlahir sebagai anaknya. Dengan senyuman hangat Aina berlari kecil menuju Ibunya agar mempercepat langkah mereka untuk bertemu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Cold Is My Husband
Roman d'amourpernikahan yang didasarkan perjodohan memang bukanlah impian sebagian dari orang, tapi apa boleh buat jika itu merupakan permintaan terakhir dari sang paman yang dekat dengan ayah kita sendiri. Apalagi saat keluarga kita berutang Budi pada keluarga...