02 - Perjodohan

176K 19.3K 5.1K
                                    


Pulang sekolah gue langsung masuk kamar, beres-beres niat mau tidur karna gue udah capek banget. Baru aja gue mau memejamkan mata mama tiba-tiba masuk ke kamar gue. Mama bilang mau ngomong penting.

"Dek, mama mau ngomong penting sama kamu," kata mama gue. Gue penasaran sepenting apa, karna nggak biasanya mama ngomong seserius ini.

"Ngomong apa sih ma? Kayaknya penting banget," tanya gue.

"Jangan kaget tapi, mama mau jodohin kamu sama anak temen papa," kata mama gue santainya.

Hah!? Apa dijodohin?!

"Apa sih mah jodoh jodoh jaman sekarang juga masih aja dijodohin, enggak aku nggak mau, aku masih kelas 12 lho, Ma. Lagian kenapa nggak Bang Jaehyun aja yang udah kuliah?"

"Ya karena anak temen papa cowok masak mau sama abang kamu, udah kamu nggak bisa nolak perjodohan ini Lyn, ini udah keputusan mutlak papa sama mama," setelah ngomong ini mama langsung keluar kamar gue.

Gue bete banget dong apa-apan zaman sekarang masih aja dijodohin. Gue nggak terima, tapi gue juga nggak bisa nolak. Aduh gue bingung harus bagaimana.


- D O I -


Setelah kemarin mama ngomong tentang perjodohan itu, disini gue sekarang, duduk di restoran mewah pakai dress kuning floral offshoulder dengan heels yang jarang banget gue pakai, dan jujur bukan gaya gue banget. Kalo nggak karena gue harus bertemu dengan calon suami dan calon mertau, gue udah nggak mau kali dandan kaya begini.

 Kalo nggak karena gue harus bertemu dengan calon suami dan calon mertau, gue udah nggak mau kali dandan kaya begini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( abaikan model )

Nggak lama gue menunggu datanglah pasangan suami-istri ke meja gue.

"Hai ini dia sudah datang. Apa kabar Yunho?" sapa papa gue.

"Ya baik baik aja Siwon, sayangnya anak saya terlambat," jawab pria berumur didepan gue yang gue denger sebagai Om Yunho.

"Nggak papa, kita juga baru aja sampai kok." Bukan papa gue tapi mama gue.

"Oh ya ini Adelyn ya? cantiknya," kata calon ibu mertua gue mungkin.

"Hehe terimakasih tante," jawab gue malu malu, padahal hanya bimgung ingin menjawab apa.

"Alah cantik dari mana coba," bisik abang gue.

"Ih lo nggak bisa apa lihat adeknya seneng dikit?" tanya gue sambil cemberut, bete parah.

Muka gue masih bete banget masih nggak terima kalo dijodohin tapi ya gue bisa apa lagi. Tambang lagi bang Jaehyun bikin gue tambah badmood.

Nggak lama setelah itu dateng cowok ke meja gue. Bentar kok gue nggak asing.

 Bentar kok gue nggak asing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deg

Jaemin!?

What? Jangan jangan gue dijodohin sama Jaemin?

"Jae, Jaemin? "

"Ah kamu udah dateng Jaem? Sini duduk," kata tante menyuruh Jaemin duduk disebelahnya.

"Iya Bunda. Hai lyn," sapa Jaemin.

Gue masih diam seribu bahasa. Kaget. Ternyata gue dijodohin sama doi gue sendiri. Ya seneng sih siapa coba yang nggak seneng dijodohin sama doi lo sendiri.

"Jaemin temen sekelas Adelyn kan? Wah kebetulan, jadi pendekatan nya nggak bakal lama karna udah tiap hari ketemu," kata mama gue dengan santinya.

"Iya bener banget jeng, sekarang kita tinggal tentuin tanggal pernikahannya aja."

"Lebih cepat lebih baik sebenernya."

"Bagaimana kalau 3 bulan lagi Setelah anak anak selesai UTS?"

"Saya setuju."

"Oke, pernikahannya 3 bulan lagi ya."

Gue sama Jaemin masih diam saja, tidam  tahu mau bilang gimana lagi.

Setelah acara makan malam bersama keluarga Jaemin selesai gue disuruh pulang sama Jaemin.

"Adelyn pulang sama bang Jae aja ya ma?" tawar gue.

"Lah kok gue, udah sama Jaemin aja sana," tolak Bang jaehyun

Awas ae lo bang. Kampret emang.

"Udah nggak papa sama Jaemin aja, nggak keberatan kan nak Jaemin?"

"Enggak kok tante santai aja," jawab Jaemin sambil nyengir

Huh mama nggak tau aja kan gue canggung sama Jaemin

- D O I -


Diperjalanan pulang gue sama Jaemin benar-benar diam saja, canggung banget. Eh bentar kok ini bukan jalan ke rumah gue, dia mau bawa gue kemana.

"Jaem lo mau kemana? Ini bukan jalan ke rumah gue." tanya gue ke Jaemin.

"Bentar gue masih laper."

Nggak lama kita sampai di warung pinggir jalan gitu. Setelah Jaemin parkir motornya, gue sama jaemin langsung masuk ke warung itu.

"Lo masih mau makan nggak?" tanya Jaemin yang tentu saja gue anggukin. Gue masih laper banget
di restoran tadi hampir nggak bisa makan.

Setelah pesen nasi goreng babat dan minum es teh, Jaemin nyamperin gue yang udah dudu duluan.
Suasana canggung banget, duh gue nggak tahan.

"Ekhm jaem," akhirnya gue memberanikan diri buka suara.

Jaemin yang lagi asik main ML cuma berdehem aja

"Kenapa lo terima perjodohan ini?"

Jaemin yang asik main ML langsung naruh hp nya. Lah AFK dong.

"Percuma gue tolak toh akhirnya ayah tetep kekeh mau jodohin gue. Gue nggak bisa ganggu keputusannya juga. Terus lo kenapa terima?"

'Yakan gue suka sama lo masa gue nolak kesampatan ini,' nggak nggak gue nggak jawab gitu kok

"Ya alasan yang sama sih sama lo." Gue diem sebentar terus tanya lagi, "Temen temen gimana?"

"Terserah lo, mau kasih tau juga nggak papa, gue juga kayaknya nggak bakal nutupin ini dari sahabat gue, tapi kayaknya pas udah nikah aja deh jangan sekarang."

Gue setuju aja sama Jaemin, gue juga nggak bisa nutupin ini dari sahabat sahabat gue.

- D O I -


[ 8 Juli 2019 ]

DOI ; NA JAEMIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang