What the Secret Of my Family

16 2 0
                                    

*Ka Nanda* 

Sudah 2 hari Nada belum juga sadarkan diri dari komanya, hal itu membuatku membatalkan semua kontrak pekerjaanku dengan beberapa stasiun televisi dan beberapa program acara. Walaupun aku tahu bahwa akan ada beberapa program televisi akan kecewa denganku dan juga aku kehilangan beberapa pekerjaan penting. Tetapi aku sudah memikirkan secara matang keputusanku ini , aku akan cuti bekerja sampai adikku benar-benar sembuh. Jujur saja, aku paling cuek diantara keluarga kami, tetapi sebenarnya aku sangat mencintai keluargaku, termasuk Nada adikku. Aku benar-benar merindukan sosok adik perempuanku satu-satunya, dia koma dan terlebih lagi kami harus menerima kenyataan bahwa dia akan lumpuh total seumur hidupnya. Bagaimana kalau nanti dia sadar dan tahu hal itu? Aku benar-benar tak mampu menghadapinya.

2 hari Nada belum sadar, tangis dan kesedihan mamaku juga tak pernah berhenti, bahkan beliau juga tidak mau makan karena terus memikirkan anak bungsunya. Kami benar-benar shock dengan kejadian ini,musibah yang tak pernah kami inginkan sebelumnya dan semua orang mungkin juga tak ingin hal seperti itu.Badanku juga sedikit lemas karena tidurku kurang baik dan kadang makanku terlambat. Tetapi aku harus kuat untuk keluargaku.

    Teman-teman Nada juga selalu setia menemani kami di Rumah Sakit, pagi-pagi sekali mereka datang kemudian kembali lagi karena akan pergi sekolah, begitu seterusnya, dan sore setalah mereka pulang sekolah mereka kembali lagi ke Rumah Sakit sampai larut malam. Sebenarnya aku kasian dengan mereka karena mereka bersekolah tetapi memaksakan diri untuk menjaga Nada di RS sampai larut malam, aku sudah memberitahu mereka bahwa jangan terlalu sering menjenguk Nada, fokus saja dengan sekolah mereka , nanti kalau sudah ada berita perkembangan Nada barulah aku akan memberitahu mereka dan mereka bisa datang, tetapi mereka menolaknya. Dan salah satu teman Nada, si Vino, kelihatannya dia menyukai adikku, aku bisa melihatnya dari awal dia bertamu dirumah saat ulang tahun Nada, aku melihat tatapan yang tulus untuk Nada, tetapi entahlah.

    Hari ini Papa dan Ka Naldy akan berangkat ke Amerika mengurus beberapa urusan mereka kemudian 2 hari setelahnya mereka akan kembali ke Jakarta. Aku bisa melihat dari tatapan papa, beliau begitu rapuh ketika sesekali ia menengok putri bungsunya dari luar ruangan , mengalir airmatanya . Aku bahkan tidak tahu apa yang aku harus lakukan. Untunglah Ka Naldy selalu menemani papa, mengingatkan papa dan selalu ada disamping beliau.

Pagi itu papa  dan ka Naldy datang membawakan sarapan pagi untukku dan mama, Mbok Nani juga ikut karena siang nanti aku harus pulang mandi.

   " Selamat Pagi sayang " ucap papa sambil mencium keningku dan mama .

   "Pagi pa" jawab mama dan aku bersamaan.

  "Non Nanda dan nyonya ini sarapannya " Mbok Nani memberikan sebuah tas berisi 2 kotak makan.

  " Makasih ya mbok".

  " Sama-sama non"


      " Ma, mama makan ya,aku suapin " ucapku sambil membuka kotak itu. Mbok Nani ternyata memasak makanan kesukaan mama , yaitu chicken katsu dan telur setengah matang.

     " Gak usah suapin sayang, mama bisa makan sendiri kok. Mama udah janji sama diri mama sendiri, mama harus kuat, harus sehat biar kalau Nada bangun, dia bisa senang lihat mama sehat" ucap mama sambil tersenyum padaku.

Mata mamaku selalu sembab karena ia selalu menangis merindukan sosok Nada yang ceria itu, entah kapan adikku akan sadar dari komanya. Kami akan setia menunggu keajaiban itu terjadi, aku , Ka Naldy bahkan kami semua akan selalu mendoakan yang terbaik untuk adikku. Beberapa menit kemudian aku dan mama sudah menghabiskan makanan itu, dan aku melihat papa sedang menerima telepon dari seseorang kemudian berjalan menjauh dari kami tiba-tiba mama bangkit berdiri dari tempat duduknya dan mengikuti papa. Pandanganku tetap tertuju pada papa dan mamaku, dari kejahuan aku melihat mama mulai meneteskan airmatanya dan sedikit berdebat dengan papaku. Aku spontan langsung bangkit dari tempat dudukku dan mengikutinya.

   "Ini akibatnya, semua karena mama ".

   "Pa, tolong jangan salahkan mama terus. Mama juga gak tau kalau kejadiannya akan seperti ini"

   "Ma, seandainya mama gak buat rencana untuk ke puncak, mungkin gak akan terjadi ma "

   "Memang itu semua salah mama , mama yang selalu salah"

    " Kamu tau kan ma, dia adalah anak perempuanku satu-satunya"

   "Maafkan mama yang terlalu mencintai Nada , sampai-sampai musibah ini menimpa Nada "

Apa maksud dari semua ini, apa maksud dari perkataan papa? Tak terasa, mataku meneteskan airmata. Aku merasakan kakiku gemetar dan badanku lemas, dan aku terus menatap mama yang sedang menangis dan papa yang setelah mengatakan hal itu berlalu dari hadapan mama karena sedang menerima telepon dari teman bisnisnya. Aku kemudian mundur perlahan dan berlari menuju taman di Rumah Sakit itu, aku terus menangis meluapkan emosiku, aku takut jika ada yang melihatku menangis. Tiba-tiba ada seorang yang langsung memeluk tubuhku, dan ketika aku menoleh, dia adalah ka Naldy.

   "Kakak" aku langsung memeluknya dan langsung menangis sekencang-kencangnya. Aku benar-benar bingung dengan semua ini, apa maksud dari semua itu?

  " Kamu kenapa sayang?" tanya Ka Naldy sambil mengelus kepalaku.

  "Papa kak, papa "

  "Ada apa dengan papa ?"

Aku langsung menceritakan semua yang aku lihat dan dengar tadi kepada Naldy sambil terus menangis. Tiba-tiba Ka Naldy langsung meneteskan airmatanya dan memelukku kemudian berbisik padaku. 

  "Honey, everything is gonna be okay, I promise" bisik ka Naldy dengan lembut ditelingaku. Seketika aku merasakan kehangatan dan kenyamanan. Memang benar, sesulit apapun masalah yang datang, akan terasa ringan bila ada keluarga disamping kita, dan aku bersyukur memiliki sosok kakak laki-laki yang sangat mencintai kami dan rela melakukan apapun demi melihat kami bahagia. Setelah aku tenang, Ka Naldy mengajakku kembali ke dalam.

Sesampainya didepan ruangan Nada, aku melihat Mama,Mbok Nani sedang mengobrol . Kemudian papa datang.

    " Ma, papa dan Naldy harus pulang sekarang . Jadwal penerbangan ternyata dimajukan 5 jam"

    " Iya pa, hati-hati ya"

    " Iya ma". Jawab papa sambil memeluk mama dan mencium kening mama . Tetapi aku tidak melihat ketulusan dari keduanya. Dan hal itu membuatku semakin bertanya-tanya.

   "Ma, aku pergi ya. Mama harus jaga kesehatan, pokoknya kalau mama malas makan,Nanda telepon Kakak ya"  kata ka Naldy sambil melirikk dan memeluk mama.

  "Ma. Nanda ikut pulang juga ya, sekalian Nanda pulang mandi,udah bau ni hehe"

   "Iya sayang,kamu hati-hati ya."

 Kemudian kami berlalu meninggalkan RS. Sepanjang perjalanan aku selalu melamun mengingat kejadian 1 jam lalu. Aku berjanji dengan diriku sendiri akan mencari tahu kebenarannya.

Gelas KacaWhere stories live. Discover now