Chapter 3

11 5 0
                                    



*tuhan..ku mohon jangan buat penantian ku sia-sia dengan kau ambil dia dari kehidupanku*
{Senja rania shaqila}

•Senja POV

"Assalamualaikum."ucapku saat memasuki rumah.

"Waalaikumsalam non,baru pulang dari rumah sakit?"tanya bi.Inah ART di rumah arda.

Ya aku memang tinggal di rumah ardan,bersama om athala dan ardan.saat orang tuaku meninggal mereka menitipkan aku pada om athala,karna aku sudah tidak punya keluarga lagi dan papa percaya jika om athala bisa menjagaku dengan baik.

"Iya bi.senja ke atas dulu ya bi capek😆mau mandi,terus istirahat bentar,nanti ke rumah sakit lagi."ujarku.

"Gak mau makan dulu non?"tanya bi.Inah.

"Enggak bi,tadi senja udah makan di luar."ujarku.

Bi.Inah mengangguk lalu berlalu ke dapur.

Ya memang rumah ini sedikit sepi,dengan om athala yang sering keluar kota/negeri membuat rumah ini hanya di tempati oleh ART,satpam,supir,aku dan ardan.tapi,sejak ardan koma rumah ini menjadi lebih sunyi dari sebelumnya.

Ku pukul kepalaku pelan.
"Ihh dasar senja cengeng,kata ardan kan senja gk boleh cengeng.senja kuat."ujarku.

Ku langkahkan kakiku menuju kamar mandi,membersihkan tubuhku yang terasa lengket akibat keringat.

Tak lama aku segera menuju lemari memilih baju mana yang akan aku pakai.hingga pilihanku jatuh pada sepasang baju berwarna merah dengan tulisan "senjanya ardan".baju yang aku dan ardan beli saat anniversary satu tahun lalu.

Ku pakai baju tersebut di padukan dengan celana jins putih serta sepatu sneaker senada.

Ku langkahkan kaki ku menuju dapur.

"Bibi hari ini masak apa?"

"Masak sayur lodeh sama telur ceplok.non mau makan."

ku jawab anggukan pertanyaan bi.Inah.

"Sebentar saya ambilkan dulu non."

Sambil menunggu bi.Inah mengambilkan makanan untukku,aku membuka galeri foto dalam handphone ku.kulihat foto ku saat bersama ardan.


Melihat Betapa Indah senyum yang terlukis di bibirnya,hingga suara bi.Inah mengejutkanku.

"Non,ini makanannya."

"ehh iya bi makasih."
Ku letakkan handphone ku dan segera memakan makanan yang sudah di siapkan bi.Inah.

"Bi senja minta tolong boleh?"

"Tentu boleh non."

"Tolong ambilkan tas senja yang warna merah,di atas meja belajar di kamar.terus bilang sama mang ujang siapin mobilnya,senja mau ke rumah sakit."

"Baik non."

Selang beberapa menit bi.Inah kembali membawa tas yang ku minta.

"Ini tasnya non,bibi sudah beritahu mang ujang juga."

"Makasih ya bi."

"Sama-sama non,makanya di habisin,sejak den ardan koma non jadi lebih kurus."ujar bi.Inah yang ku balas senyuman.

Belum sempat ku selesaikan acara makan ku.handphone ku berdering menandakan ada panggilan masuk.ku lihat siapa penelpon tersebut,dan ternyata dia dokter raffi yang merawat ardan selama ini.

Belum sempat ku ucapkan salam,dokter raffi sudah berkata dengan nada khawatir.

"Senja cepat ke rumah sakit,jantung ardan melemah."

Kabar apa ini tuhan?kenapa aku harus menerima kabar seperti ini.

Ku berlari Ke luar rumah.memanggil mang ujang.

"Mang cepet kita ke rumah sakit."

"Siap non."

Mang ujang membawa mobil dengan kecepatan sedang.

"Mang cepet!kondisi ardan memburuk."

"Baik non."ujar mang ujang dengan menambah kecepatan mobil nya.

Skip Rumah sakit
Aku berlari sambil menangis di sepanjang lorong rumah sakit,berhenti tepat di ruang ICU.

Ruangan ini lagi😭
ruangan yang membuatku takut akan kehilangan dirinya.
"Tuhan..selamatkan ardan.
Jangan buat aku terluka,dengan mengambil orang yang ku sayang untuk ke sekian kalinya."

Aku tterus membaca doa,berharap dengan itu Allah akan menyembuhkan ardan ku kembali.

Setelah 30 menit berlalu,dokter raffi keluar dari ruangan itu bersama seorang perawat.

"Suster pindahkan pasien ke ruangan rawatnya semula!"perintah dokter raffi pada sang perawat.

"Baik dok."jawab perawat tersebut.

Setelah perawat itu pergi,ku hampiri dokter raffi.

"Dok bagaimana keadaan ardan saat ini?"

"Kondisi ardan saat ini sudah membaik,jantung ya kembali normal,namun sayang dia belum juga bangun dari komanya."jelas Dr.raffi.

"Baiklah,terima kasih dokter."

"Sama-sama.dan sementara pasien belum boleh di jenguk,biarkan dia beristirahat.besok baru boleh di jenguk."ujar Dr.Raffi.

"Baik dok."

"Saya permisi."pamit Dr.raffi yang ku balas anggukan.

Sepeninggal Dr.raffi ku lihat dua suster membawa ardan kembali ke ruang rawat semula.

Ku tatap matanya yang masih terpejam,berharap mata indah itu akan segera terbuka.

"Terimakasih tuhan😊setidaknya kau tidak mengambil dia dari sisiku."

•••••••••••
I'm come back😙
Ada yang nunggu gak?
Vote+comen ya guys😇
Maaf masih banyak typo😋

Jangan lupa pencet bintang di bawah
👇
👇
👇

Senja Dan PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang