Uchiha Fugaku menurut informasi pamannya adalah seorang yang sangat gila kerja. Itu wajar bagi seorang pengusaha, pikir Sakura yang sedang menyeruput lemon ais di kafe. Ketika dia menetapkan perasaannya pada sesuatu itu berarti Sakura akan melakukannya sepenuh hati. Berarti memberi umpan pada salah satu putra Uchiha Fugaku juga termasuk kedalamnya sekali bahkan mungkin justru kedua Uchiha muda itu sekaligus.
Tapi bukan berarti pamannya antusias memberikan segala informasi yang paruh baya itu ketahui semuda itu padanya mengingat pamannya itu lebih suka pendekatan langsung bukan jenis kuno seperti yang akan Sakura lakukan kelak.
Itu berarti Sakura harus melakukannya dengan atau tanpa bantuan pamannya. Artinya resikonya lebih tinggi ketimbang dilabrak pelacur-pelacur di Klub Cobra. Berdasarkan informasi yang dia korek sendiri satu jam lalu, kedua putra Uchiha Fugaku itu berstatus lajang dan masing-masing memiliki julukan mengelikan baginya.
Uchiha Itachi dua tahun lebih tua dari Uchiha Sasuke, dia seorang pekerja keras dan suka tersenyum dihadapan semua orang. Media tidak pernah melihatnya marah atau terlibat hubungan asmara miring maupun lurus. Artinya Uchiha Itachi sangat bersih. Mungkin lebih tepatnya seseorang sengaja menutupi segala keburukannya baik pada kerjaannya, hubungan asmara, scandal panasnya bahkan kertidaknormalan kelaminnya.
Pada bahagian ini Sakura hampir memuntahkan ais lemon di hujung lidahnya. Seseorang yang sangat sempurna seperti Uchiha tidak akan mungkin memiliki sifat mengerikan seperti itu. Bahkan kalaupun ya, mungkin itu hanya sebuah kedok untuk menyembunyikan sesuatu yang lebih besar. Bukankah semua pengusaha di Tokyo memang seperti itu?
Sedangkan Uchiha Sasuke justru berkebalikan sama saudaranya, jika kakaknya sangat Clean maka Uchiha Sasuke adalah bentuk dari segala kebusukan yang tidak dimiliki oleh Uchiha Itachi. Seakan mereka itu umpama Iblis dan Malaikat yang dicipta agar bisa saling melengkapi dunia dan menutupi segala keburukan masing-masing.
Mengingat informasi sama, Uchiha Sasuke justru dipenuhi scandal menjijikkan yang mungkin tidak bisa Sakura ingat satu persatu-satu lantaran ketika dia melihat pigur bajingan itu selalu akan mengingatkan Sakura akan dirinya sendiri. Dia tidak suka berkaca di kaca orang lain apalagi orang itu adalah korbannya selanjutnya.
Semua informasi itu sedikit banyak membantu pekerjaannya agar cepat selesai. Sakura mendengkus menahan geli. Memikirkan betapa merepotkan kedua Uchiha muda itu ditambah satu gadis bungsu yang hobi bolos di sekolah. Dia tidak tertawa sebab merasa kasihan pada Uchiha Fugaku dan segala campur tangannya agar nama Uchiha tetap bersih seperti keluarga konglomerat yang terpandang, tapi karena sikap antusias Pamannya yang salah memilih rakan bisnis.
Untuk mencari koneksi tercepat memang benar pilihan utamanya hanyalah mendekati Uchiha Itachi dan Uchiha Sasuke. Pilihan lainnya yang lebih mudah tapi sedikit penuh kepalsuan ramah tama dimana Sakura sangat membencinya. iaitu Uchiha Izumi Bungsu Uchiha yang super hyperaktif. Kepribadian yang telah lama dia buang jauh-jauh bertahun-tahun lamanya. Kalau Sakura memilih opsi terakhirnya artinya dia harus lebih banyak tertawa palsu.
"Merepotkan" Desisnya membuang napas kecil seraya bangkit dari kursi, dia seorang pengangguran yang hobi clubing setiap malam dan baginya kegiatan seperti ini terlihat menyedihkan. Tapi pamannya juga tidak berisiatif memberinya pekerjaan dan malah sering memerintahkannya melakukan pendekatan fisik. Pamannya tidak suka bermain lama. Begitu juga Sakura.
Sakura sendiri juga berpikir selama semua itu tidak melanggar batas pensyaratan yang dia beri pada pamannya, dia rasa semuanya baik-baik saja. Termasuk julukan wanita malam dan primadona yang sering dilontarkan terhadapnya. kejelekan yang menjadi nama keduanya ini hampir sama menjijikkannya dengan nama yang yang berada di sebelah namanya. Jadi alih-alih menerimanya semudah itu, Sakura lebih suka memberontak dengan caranya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temptation
FanficSasusaku Fanfiction (On Revisi) Primadona? Sakura sebenarnya tidak menyukai gelaran yang diberikan orang-orang untuknya. Tapi bukan berarti dia membencinya. Dia hanya ingin membuktikan bahwa cinta itu tidak pernah wujud di muka bumi ini. Bahwa cint...