Part 2

163 102 7
                                    

Keesokkan harinya.

"Kok gue jadi nggak konsen gini ya. Kenapa juga ni cowok harus duduk didepan. Bukannya gue nggak suka, tapi gue takut entar bayangannya selalu ada di otak gue." Ucap Fiqra dalam hati sambil memutar-mutar pena ditangannya.

"Fiq!" Panggil Maria.

"Iya ada apa Mar?" Tiba-tiba. "Eh pena gue."

Tanpa disengaja, pena Fiqra terlempar jatuh mengenai kaca mata Fandi. "Untung nggak kena mukanya. Fiqra bersyukur dalam hati sambil mengusap dadanya.

"Maaf itu pena gue."

"Jadi ini pena lho." Seru Fandi sambil menggeleng-gelengkan Kepalanya.

"Iya maaf gue nggak sengaja." Ucap Fiqra memelas.

"Oh, saya pikir tadi lho sengaja." Ucap Fandi ketus.

Fiqra yang mendengar ucapan Fandi hanya menunduk lesu.

"Ni saya balikin, lain kali hati-hati. Saya nggak mau jadi korban kamu yang keempat kalinya."

"Iya dech maaf, gue janji ini yang terakhir kali."

"Hmm, nama lho siapa?"

"Apa ? Dia nanya nama gue." Ucap Fiqra dalam hati karena nggak nyangka diajak kenalan.

"Ya udah kalau nggak mau nyebutin." Ucap Fandi datar dengan wajah tanpa ekspresi.

"Fiqra, nama gue Fiqra." Ucap Fiqra cepat.

"Hmm." Gumam Fandi.

"Hmm doang." Batin Fiqra, karena merasa aneh dengan sikap cowok yang ada dihadapannya.

"Lho sendiri, nama lho siapa?" Kali ini Fiqra memberanikan diri untuk bertanya.

"Lho nggak tau nama saya?"

Fiqra menggeleng, sebenarnya Fiqra sudah tau dari teman-temannya, cuma dia pengen basa-basi aja.

"Saya Fandi."

"Oh."

"Hmm, cuma ohh doang, dasar cewek aneh. Jadi beneran dia nggak kenal dengan saya, saya kirain dia salah satu fans yang lagi caper sama saya." Fandi berucap dalam hati sambil memperhatikan tingkah Fiqra.

"Hai Fiq, ngobrolin apa lho sama si Fandi, jangan bilang-."

"Apaan si lho mar, tadi tu gue nggak sengaja nimpuk dia pakek pena. Makanya gue minta maaf."

"Oh kirain."

"Kirain apa?"

"Nggak jadi dech."

"Eh lho berdua jangan berisik." Ucap Devi yang melihat kedua sahabatnya yang asyik mengobrol. "Emang lho berdua lagi bahas apaan si?"

"Ih ada yang kepo Mar, hee."  Ucap Fiqra yang disambut tawa oleh maria.

"Ha, tapi kenapa sekarang gue mulai senang ngeliatin dia ya? Apa jangan-jangan, hmm entah lah. Nggak mungkin juga dia suka sama gue, secara fansnya kan banyak. Siapa si yang nggak suka dengan cowok cakep, pintar lagi. Eh tunggu dulu, kenapa otak gue sekarang mikirin dia, nggak-nggak boleh. Fokus, sekarang gue harus fokus." Dari tadi Fiqra hanya melamun sampai akhirnya Rosa membuyarkan lamunannya.

"Woi! Jangan ngelamun ntar ubanan tu rambut." Seru Rosa menyadarkan Fiqra.

"Siapa yang ngelamun, lho kali salah lihat Ros."

"Udah-udah jangan berantem, mendingan kita ke kantin yuk." Kali ini Maria yang bicara.

"Malas ah kalian aja, gue lagi kenyang." Jawab Fiqra menolak ajakan Maria.

"Ya udah klo lho nggak mau, ayo friend kita cabut." Ajak Maria kepada Rosa dan Devi.

"Oke tancap gas. Bye bye Fiqra." Seru Rosa sambil melambaikan tangannya kepada Fiqra.

"Pergi kalian sana! Hus, hus." Usir Fiqra kepada ketiga sahabatnya.

"Woi Fiq, yang elegan dikit dong ngusirnya, emang lho pikir kami meong apa." Ucap Devi dari jauh.

"Ha, ha, sudah sana kalian sok elegan. Cih, hee."

                            🥀🥀🥀

Fiqra merasa bosan di kelas, akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke perpustakaan sambil menunggu bel berbunyi.

"Kantin yuk Fan." Ajak Robi kepada Fandi yang lagi sibuk merapikan bukunya.

"Kamu duluan aja Bi. Saya mau ke perpustakaan dulu, mau mengembalikan buku yang saya pinjam sebelum libur semester kemarin."

"Oh ya udah, kalau gitu gue kekantin dulu ya Fan."

"Ok Bi, nanti habis dari perpustakaan saya nyusul."

"Sip Fan, gue cabut dulu "

Ditempat lain.

"Kok nggak ada buku yang menarik ya, hmm." Ucap Fiqra sambil membolak-balik buku yang tersusun rapi di rak buku perpustakaan.

"Tapi tunggu dulu, itu kan si Fandi. Mau ngapain dia ke perpustakaan, nggak mungkinkan dia mau nyusulin gue hee, geer amat si gue." Ucap Fiqra dalam hati sambil melihat kearah Fandi yang sepertinya sedang membalikkan buku kepada ibu Dewi penjaga perpustakaan.

"Ini ya buk, buku yang saya pinjam kemarin mau saya kembalikan."

"Ya sudah, tarok disitu saja Fan." Ujar ibu Dewi kepada Fandi.

"Ya sudah saya permisi buk." Fandi pun berlalu pergi meninggalkan perpustakaan.

"Ih Fandi mau kemana? Gue ikutin aja kali ya." Ucap Fiqra dengan tergesa-gesa, dia keluar dari perpustakaan. Tapi ditengah jalan-.

"Fandi tunggu!" Panggil seorang cewek menghampiri Fandi.

"Siapa lagi tu cewek, kok mereka akrab banget." Ucap Fiqra dalam hati karena penasaran.

"Iya ada apa?" Ujar Fandi dingin.

"Lho mau kemana Fan? Aku ikut ya." Ucap cewek itu manja.

"Saya mau ke kantin."

"Ya udah bareng aja."

"Terserah." Fandi pun berjalan meninggalkan Vira.

"Itukan si Vira anak kelas XI A, dia termasuk salah satu gank seleb yang cukup populer di sma at-taqwa, gue memang bukan apa-apa dibanding vira. Tapi mengamati hati gue sakit ngeliat Fandi sama Vira." Ucap Fiqra dalam hati sambil tertunduk lesu melihat kepergian Fandi bersama Vira.

Akhirnya Fiqra pun memutuskan untuk pergi ke kantin. Setibanya di kantin.

"Hei Fiq! Katanya nggak mau ke kantin, eh nggak taunya ke kantin juga." Seru Maria melihat kedatangan Fiqra.

"Gue bosan dikelas Mar." Bohong Fiqra karena tidak ingin temannya curiga.

"Ya udah lho mau pesan apa?" Kali ini Devi angkat bicara.

Ketika fiqra mau menjawab pertanyaan Devi, tanpa sengaja dia melihat Fandi duduk bersama Vira di kantin. Meraka sangat dekat, entah mengapa hati Fiqra begitu sakit melihatnya.

"Gue mau pesan yang dingin-dingin, biar hati gue yang panas juga ikutan dingin. Kalau perlu beku sakalian." Ucap Fiqra dalam hati sambil menahan kekesalannya.

Bersambung.

  
                           🥀🥀🥀

Terima kasih buat yang sudah baca, semoga kalian suka dengan cerita aku. 😊

Plese vote & komentarnya ya, biar aku makin semangat nulisnya. 🙏🙏🙏

Salam dari aku
Fitri Queen.

In Silence I Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang