Part 5

142 100 7
                                    

Bukan inginku menyayangimu
Tapi hati ku lah, yang selalu menuntunku untuk mencintaimu
Dalam diam rasaku selalu terpendam, tertuju hanya padamu

By: FQ
.
.
.
.
Happy Reading Guys

🥀🥀🥀

Suasana kembali hening. Kali ini jam kedua pelajaran matematika. Semua siswa fokus dengan materi yang disampaikan oleh buk Susi guru matematika di sekolah mereka.

"Bagaimana anak-anak, apa sudah mengerti dengan materi yang saya sampaikan tadi?"

"Sudah buk?" Jawab teman-teman Fiqra di kelas.

"Baiklah saya akan memberikan contoh soal, siswa yang saya panggil silahkan maju kedepan."

Buk susi langsung menulis dua soal di papan tulis.

"Yang pertama Doni silahkan maju kedepan, kerjakan soal nomor satu."

"Baik buk." Doni pun langsung maju kedepan untuk mengerjakan soal dari ibu Susi.

"Untuk soal yang nomor dua, Fiqra silahkan kerjakan."

"Iya buk." Jawab Fiqra pelan.

"Lho nggak papa Fiq? Wajah lho kok pucat banget." Ujar maria ketika menoleh kearah Fiqra.

"Gue nggak papa kok mar, gue maju kedepan dulu ya." Fiqra berusaha untuk kuat, walau sebenarnya badannya terasa lemas.

Baru beberapa langkah Fiqra berjalan, langkahnya terhenti tepat di depan meja Fandi. Entah kenapa Fiqra merasa badannya semakin lemas ditambah lagi kepalanya yang terasa pusing, sehingga Fiqra tidak bisa mempertahankan keseimbagan tubuhnya dan tiba-tiba.

Bruk!

"Fiqra!" Secara reflek Fandi berteriak dan langsung memangku Fiqra.

"Fiq! Fiq! bangun." Ucap Fandi namun tidak ada reaksi dari Fiqra.

"Ayo anak laki-laki! Bantu Fandi untuk-."

Belum sempat ibu Susi menyelesaikan kalimatnya. Dengan sekuat tenaga Fandi langsung mengendong tubuh Fiqra dan membawahnya menuju UKS. Maria, Devi, dan Rosi pun menyusul di belakang.

"Semoga Fiqra nggak kenapa-napa ya mar." Ucap Rosa dengan nada khawatir.

"Iya ros, mudah-mudahan aja."

"Amin, semoga aja." Ucap Devi menambahkan.

Setibanya di UKS.

"Cepat panggil dokter!" Teriak Fandi dengan nada panik.

"Iya-iya." Jawab salah satu siswa yang berjaga di UKS.

Tak lama kemudian Dokter pun datang.

"Dok! Tolong periksa teman saya, dia tadi pingsan di kelas." lagi-lagi kali ini Fandi yang bicara.

Sungguh Maria, Devi dan Rosa merasa sedikit aneh melihat Fandi yang begitu khawatir dengan keadaan Fiqra.

"Gi-." Belum sempat Maria bertanya, kali ini dia pun keduluan Fandi.

"Gimana dok keadaan teman saya?" Tanya Fandi kepada dokter Alif yang memeriksa Fiqra.

"Dia nggak papa, kayaknya asam lambungnya naik. Itu yang menyebabkan dia pusing hingga jatuh pingsan. Sekarang teman kalian sudah siuman, nanti saya resepkan obat.

"Iya dok, terima kasih." Ucap Fandi sedikit lebih tenang setelah mendengar Fiqra sudah siuman.

                          🥀🥀🥀

In Silence I Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang