Part 8

10 6 0
                                    

Empat bulan reina menjalani kehidupannya dengan biasa-biasa saja tidak ada masalah besar yang membuat reina harus berpikir keras meski ada sedikit pertengkaran tidak membuat semuanya kacau karena hanya masalah kecil.

Berbeda dengan hari ini justru kehidupannya kembali dipenuhi dengan masalah.

Di salah satu gedung Sekolah Menengah Atas 1 Angkasa terjadi keributan yang di sebabkan anak muridnya sendiri karena kasus pembulyan.

Reina Quenzee remaja usia 15 tahun yang sering di panggil reina  menjadi salah satu korban dari kasus pembulyan tersebut.

"Hikksshikss..hikss Ra gue takut ra gue takut" Ucap reina yang masih menangis berada di pelukan yura

"Rein lo tenang ya ada gue disini lo tenang oke" Yura menenangkan

"Jangan tinggalin gue ra hiks..hikss"

"Iya ra gue disini nggak bakal ninggalin lo" Yura kembali menenangkan sambil mengelus punggung reina.

"Sekarang tenangin diri lo,berhenti nangisnya ya gue nggak mau ngeliat sahaat gue yang cantik ini nangis" Ujar yura disertai candaan

"Iyaiya ra makasih ya udah mau nemenin gue disini" Reina berkata sambil mengelap air mata yang masih membekas di pipi nya

"Oke sekarang gue mau lo ceritain gimana sampe Ini semua terjadi tapi kalo lo belum mau cerita gue ngerti"

"Nggak kok ra ,gue bakal ceritain ke lo mungkin dengan gue cerita ke gue ,gue jsdi lebih tenang nantinya"

Reina yang masih berada di Uks terbaring di salah satu brankar yang ada di ruangan tersebut mulai menceritakan semua kejadian yang dia alami

Flashback on

Saat itu Reina yang berada di ruang kelasnya X Mipa 3 sedang mengikuti pelajaran Kimia mendadak ingin buang air kecil namun karena guru yang sedang mengajar di kelasnya tersebut terkenal dengan ke killerannya membuat nyali reina yang ingin meminta izin ke toilet ciut.

Usahanya menahan keinginan untuk buang air kecil tak berlangsung lama karena sudah tidak tahan ia memberanikan diri meminta izin kepada gurunya seorang diri karena ia sangat yakin jika ia meminta ditemani oleh Yura pasti tidak akan di beri izin makanya ia memutuskan sendiri saja.

"Maaf pak Permisi" Reina  mencoba menyapa seseorang yang sedang berada di depan papan tulis dengan spidol di genggamannya

"Iya ada apa" Ujar pak wira dengan nada yang menurut reina menyeramkan

"Hmm saya mau permisi ke toilet sebentar pak,apakah diizinkan? Soalnya  saya sudah tidak tahan pak" ucapnya tanpa malu

"Yasudah sana cepet tapi sendiri saja jangan mengganggu teman mu yang lain"
Tegas pak wira

"Baik pak ,saya permisi" Reina membungkukan sedikit badannya keluar menuju toilet

••••••

"Hmmm lega" Ucap reina yang baru saja keluar dari salah satu bilik toilet perempuan menuju kaca besar yang ada di hadapannya ingin mengecek penampilannya.

Memperbaiki posisi rok nya yang kurang rapi serta membenarkan tatanan rambut yang sedikit berantakan adalah hal yang dilakukan reina saat ini.

Disaat ia melangkahkan kaki keluar dari toilet perempuan karena dirasa ia sudah cukup lama berada di toilet terpaksa berhenti dikala ia mendengar suara tawa dari dalam gudang yang berada tepat di sebelah toliet perempuan

"Ahahaha......" tawa yang mengerikan

Bukan tawa yang menyenangkan yang di tangkap indera pendengaran reina melainkan tawa yang sepertinya meremehkan atau pun menyeramkan.

ReinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang