Under The Cold Winter Night

91 11 0
                                    

Guanlin benar-benar berharap pelajaran terkutuk ini segera selesai. Pria berambut hitam dengan tubuh jangkung itu berusaha untuk tetap membuka matanya yang sedaritadi terasa berat dan ia yakin ia pasti akan tertidur pulas jika pelajaran ini tidak segera selesai. Dari dulu, sejarah adalah salah satu pelajaran yang kurang diminatinya, mendengar Pak Kim Hyung-Min mengoceh tentang sejarah dunia bagaikan mendengarkan kakeknya menceritakan kisah hidupnya yang panjang dan tidak selesai-selesai, ditambah lagi nada monoton pria paruh baya itu yang membuatnya (dan mungkin seisi kelas) menjadi tambah mengantuk.

Untugnya, Dewi Fortuna berpihak padanya dan seisi kelas karena lima menit kemudian bel tanda istirahat berbunyi. Seluruh isi kelas termasuk Guanlin menghela napas lega setelah Pak Hyung-Min keluar dari kelas dan kelas yang awalnya sunyi menjadi riuh. Anak-anak perempuan mulai berkumpul dan mengajak teman-teman grup mereka untuk pergi ke kantin, sementara beberapa anak-anak laki-laki sudah keluar duluan dan Guanlin masih duduk di tempat duduknya, menyimpan buku pelajarannya di dalam tas lalu mengeluarkan dompetnya.

"Yo, Guanlin-hyeong~"

Sepasang tangan menepuk kedua bahunya keras dan Guanlin tidak perlu mengangkat mukanya untuk tahu siapa mahkluk hiperaktif yang menepuk bahunya dengan sangat keras itu.

"Seonho." 

"Ayo kita ke kantin, hyeong, nanti makanannya habis diserbu anak-anak lain dan kita akan kelaparan. Aku tidak mau kelaparan saat harus berhadapan dengan matematika setelah istirahat ini, bisa merana hidupku." Oceh anak laki-laki berwajah baby face dengan tubuh jangkung itu.

"Iya, iya, aku tahu. Tenanglah, kantin tidak akan kemana-mana." Kata Guanlin sambil berdiri dan berjalan menuju kantin sekolah, Seonho mengikuti di belakangnya.

"Kantin mungkin tidak akan kemana-mana, tapi makanan kantinnya bisa menghilang dalam sekejap, hyeong." Kata Seonho sambil memberengut. Guanlin hanya terkekeh, dan bersama mereka berjalan menuju kantin.

Benar saja kata Seonho, kantin sekolah penuh istirahat siang itu, untungnya Guanlin dan Seonho masih bisa mendapatkan tempat duduk dan makan siang. Kedua pria remaja itu memakan makan siang mereka dengan lahap, Guanlin makan dengan tenang selagi Seonho makan sambil sesekali berbicara.

"Hyeong, kau akan datang ke acara pentas seni kali ini, kan?" Tanya Seonho.

Pentas seni yang dimaksudkan oleh Seonho adalah pentas seni yang selalu diadakan di sekolah menjelang liburan musim dingin mereka. Selama dua tahun bersekolah di SMA PD101 ini, Guanlin tidak pernah sekalipun mengikuti kegiatan pentas seni, toh dari awal memang dia tidak mengisi acara apa-apa dan menurutnya, dia hanya membuang-buang waktu saja jika dia ikut. Dia tidak menampilkan apa-apa, walau kelasnya membuka stan makanan juga di kelas sudah cukup banyak orang yang bekerja dan ujung-ujungnya dia juga nganggur jadi lebih baik dia tidak datang sekalian. Oh, dan dia sangat benci keramaian. Kalau bukan karena fakta dia butuh makan siang, dia tidak akan mau ke kantin.

"Tidak." Jawab Guanlin singkat.

"Oh ayolah hyeong, sampai kapan hyeong mau jadi alien yang suka sendiri-sendiri dan tidak berbaur dengan yang lain? Masa hyeong mau sendiri terus, sih, selama sekolah di sini?" Decak Seonho.

"Kau berkata seakan aku tidak punya teman." Kata Guanlin datar sambil menghabiskan makan siangnya.

"Kalau dilihat sekilas, kau memang terlihat seperti tidak punya teman, Guanlin hyeong." Kata Seonho.

"Kau temanku. Daniel-hyeong juga, Minhyun-hyeong, Seongwoo-hyeong, lalu--" 

"Iya, iya, aku tahu, tapi apa Guanlin-hyeong tidak mau... kau tahu, memperlebar lingkaran pertemanan hyeong?"

Scars (Lai Guanlin x Yabuki Nako)Where stories live. Discover now