Gadis bertubuh mungil itu mengeratkan selimut tipis itu agar makin mendekap pada tubuhnya. Lantai kamar mandi sangat dingin jika dibandingkan dengan kasur yang ada di kamar tidurnya, namun sayangnya ia kini tak punya hak lagi untuk memasuki kamar itu.
Tidak setelah kedua orang tua asuhnya menetapkan kamar mandi sebagai kamar tetapnya.
Tentu saja, kamar mandi yang diberikan untuknya bukanlah kamar mandi besar dan mewah seperti kamar mandi di lantai atas rumah. Kamar mandi yang menjadi tempatnya mendekam saat ini adalah kamar mandi yang berada di lantai dua rumahnya; gelap, tidak terurus dan tidak terpakai, bau, dan entah sudah berapa lama kamar mandi ini tidak dibersihkan namun gadis berambut hitam itu tidak mengeluh.
Ia sudah belajar untuk tidak banyak protes dengan keputusan orang tuanya. Ia tahu memprotes atau buka suara akan berakhir dengan lebam dan luka yang baru dan ia tentu tak mau menambah lagi lebam dan luka pada tubuhnya yang sudah penuh dengan semua itu.
Ia menggigil saat udara dingin membelai tubuhnya dan ia tahu betul kain tipis yang dipakaianya tidak cukup untuk melindunginya dari udara dingin. Gadis itu hanya mendesah pelan dan menutup kedua matanya, membiarkan alam mimpi merenggutnya dari kenyataan.
YOU ARE READING
Scars (Lai Guanlin x Yabuki Nako)
Fiksi Umum"Segalanya akan baik-baik saja." - Nako "Lukamu, penderitaanmu, biarkan aku yang menanggung semuanya." - Guanlin Pertemuannya dengan gadis itu pada malam musim dingin merubah segalanya. Luka yang tak bisa hilang dan senyum yang menyembunyikan segala...