Semesta

19 0 0
                                    

Kamu , gunung dan kopi, aku cukup tiga ciptaan Tuhan itu saja , maka aku tak perlu apa apa lagi didunia ini, Karna aku sudah cukup bahagia dengan itu.

Mentari bangun dari peraduan nya, seorang lelaki masih tertidur pulas di kamar nya. Sedang kan dari luar, tepat nya di ruang tamu, terdengar petikan senar gitar yang terus mengalun di barengi dengan suara seorang lelaki yang terus bernyanyi , lelaki itu ayah Juna , jelas terdengar lagu buku ini aku pinjam , dari Iwan falls , suara itu merdu mengikuti syair nya seperti penuh dengan penghayataan yang penuh dengan penjiwaan, dan serasa yang mendengar kan nya seolah mendengar suara penyanyi asli nya bernyanyi, sang ayah memang sangat menyukai lagu lagu Iwan falls,bagi nya bernyanyi seolah mengulang kembali cerita cerita masa lalu di waktu muda. Ayah pernah berujar kata ayah band jaman sekarang sungguh berbeda kualitas nya dengan band band di zaman ayah, dulu Indonesia memiliki banyak musisi yang berbakat , tidak Seperti sekarang ucap ayah, yang begitu mudah untuk terkenal tinggal bikin sensasi atau hanya bermodal kan wajah cantik, atau bertubuh seksi , maka sudah bisa untuk masuk dapur rekaman , dan masalah suara  mungkin itu hanya nomor kesekian , toh semua nya gampang di edit dan tinggal dibikin bagus , selesai ujar ayah.

hampir di setiap dia bermain gitar lagu lagu Iwan fals memang tak pernah absen dari deretan lagu lagu yang dia nyanyikan , hampir setiap pagi , lagu lagu itu menggama disetiap sudut ruang ruang rumah, sampai sampai juna begitu hapal dengan lagu itu.

Ayah Juna memang sangat hobi sekali bermain music ,dulu kata nya pernah menjadi idola disekolah , Karna sang ayah satu satu nya gitaris yang mahir bermain gitar , pernah juga mempunyai band dimasa itu , band ayah Juna pun pernah populer di masa nya, terlebih lagu lagu yang ayah Juna bikin selalu mampu membuat wanita jatuh cinta , salah satu nya ibu Juna , dan bakat sang ayah akhir nya menurun ke anak nya Juna, tapi sayang cita cita nya menjadi band terkenal sampai saat ini belum juga kesampaian, meski sudah sering membikin lagu ciptaan sendiri , hingga bikin CD demo bersama band nya dahulu , tapi keberuntungan belum berpihak pada band Juna .

Masih terdengar hangat suara itu menghiasi disetiap sudut ruang tamu dirumah sederhana Juna, sang ayah tak henti bernyanyi seperti menyambut pagi penuh dengan semangat , gitar akustik itu masih betah memberi nada yang indah melalui tangan mahir sang ayah , lagu demi lagu terus terdengar , menghiasi setiap sudut sudut ruang dirumah itu . Secangkir kopi hitam datang di hadapan ,seorang wanita tersenyum datang dihadapan memberikan kopi yang biasa setiap hari ayah minum, ayah Juna memang teramat menyukai kopi ,menjadi kebiasaan disetiap ber

"Ini kopi nya pah " . Ujar wanita itu , sembari memberikan secangkir kopi hitam yang barusan dia bikin , uap kopi masih melingkari disetiap sisi sudut gelas kopi , music terhenti sejenak ,dan suara yang sedari tadi tak henti bernyanyi berganti bunyi dengan suara serupan kopi .

Sang ibu duduk disamping sang ayah, yang mulai memetik senar gitar nya, senyuman ibu pagi itu menambah hangat kesejukan keluarga sederhana itu, ibu memandang dengan Pasih , seolah kenangan masa pertemuan di masa muda kembali terkenang.

"Ibu ingat nga lagu ini" . Ucap sang ayah seketika ,menatap senyuman yang belum luntur dihadapan nya.

"Lagu yang mana yah??." Tanya ibu, seolah menunggu ayah memulai untuk menyayikan nya, ibu mendekatkan kepala nya dan berpaling arah kehadapan ayah , yang sudah mulai kembali bernyanyi .

Petikan Nada pertama sudah mulai bisa ibu tebak , ini lagu kesukaan mereka berdua , ibu jadi tersenyum sendiri seolah kembali ketempat dimana mereka berdua dulu pertama kali bertemu . Suasana pantai dengan desir ombak yang menghempas disela sela batu karang, angin sejuk yang membuat rambut ibu berserakan yang sesekali menutup mata nya, disana pertama kali ayah jatuh cinta kepada ibu.

Ayah terus bernyanyi sampai dinada reff ibu juga ikut bernyanyi .

"Kemesraan ini jangan lah cepat berlalu , kemesraan ini akan ku kenang selalu , hati ku damai , jiwa ku tenang di samping mu".

Lelaki jinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang