1. Bad Dream

20 9 1
                                    

Jangan lupa putar video di mulmed nya:*

Silla POV

Ruangan tanpa ujung...

Namun seakan raga ini dapat merasakannya...

Disana...

Indra ku melihat orang yang amat berharga dihidupku...

Lebih berharga daripada emas sesamudera dunia...

Kini...

Aku merasakannya...

Hatiku seolah diremas sekuat kuatnya...

Sakitt...

'APA,HA TERUS MAU MAMA SEKARANG GIMANA!' papa membentak bunda, kulihat sekarang bunda sedang menangis karena bentakan papa, ingin sekali aku memeluk bunda dan menghapus air matanya, namun kakiku seolah terjerat rantai besi tak mau kugerakkan.

'Salah bu--bun da apa Pa?' ucapan bunda terdengar sulit karena ia masih setia dengan isakannya.

'KAMU NGGA PECUS NGURUS RUMAH,' papa kembali membentak bunda, kulihat dengan jelas bunda menunduk dan memejamkan mata. 'Kita ceraii!' lidahku kelu, apa ini, ucapan kotor yang paling kubenci, tapi kurasakan seperti ada yang menggoncangkan tubuhku.

Silla POV on

"Adekkkk bangun woy, rebahan mulu,"

Suara itu tak asing dari telingaku, perlahan kubuka mataku, kulihat segumpal cahaya memenuhi pupilku. Didepan mataku berdiri laki laki yang amat kusayangi, dia kakakku Briziel Ghani Abra, laki laki yang bisa menjadikanku sebagai wanita yang kuat dan menghargai yang lain.

"Rebahann teroooossssssss,"

"Kek koala lu," telingaku panas mendengar ocehan kakak laknatku.

"Bacot," kujawab dengan seenakku, tak sopan memang tapi sepertinya kakakku sudah terbiasa dengan sikapku yang dingin ini. Sudahlah, aku langsung bangkit dari tempat tidurku lalu aku menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

15 menit kemudian...

Aku menuruni tangga untuk sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Hatiku lesu, mataku sayu, dengan malas kulangkahkan kakiku ke meja makan. Disana hanya nampak kakakku yang sedang mengolesi roti dengan selai. Sama seperti hari hari kemarin, ayah dan bunda tidak ada di meja makan, mereka terlalu sibuk mengurusi dunianya masing masing.

Aku menghembuskan nafas kasar, hidupku seakan hampa tak ada artinya. Sungguh kawan, sangat pedih untuk menjalani hidup sepertiku.

Aku hanya melewati kakakku, tak sopan memang, tapi aku sudah lelah dengan semua ini. Tak sanggup hati dan pikiranku untuk memikulnya.

" Dek! " kakakku membentakku, aku tau aku salah, tapi aku malas untuk berdebat dengan orang pagi ini. Aku langsung menyalakan mobilku dan pergi kesekolah.

Di perjalanan, pikiranku kacau, tanpa aku sadari air mata langsung turun membasahi pipiku tanpa kata permisi. Satu rasa yang hanya dapat aku rasakan saat ini. Sakit, hanya itu. Tapi prinsip hidupku yang menyemangati diriku sendiri, 'Setiap orang berhak bahagia, tak selamanya yang sakit akan merasakan sakit, suatu saat kebahagiaan akan menghampiri. Tuhan selalu ada setiap hembusan nafasmu.' Itulah prinsipku, yang membuatku dapat hidup setegar ini.

Tiba tiba mobilku mogok dijalan.

"Sial, mana udah jam 7 lagi," Mungkin ini adalah hari tersialku. Aku tetus menggerutu didalam mobil. Setelah itu, aku memutuskan untuk keluar dan mencari taksi.

Tak lama kemudian, kulihat seseorang yang aku kenali. Dia yang juga sekaligus menjadi penguat dalam hidupku. Dia tau segalanya tentangku, hal sekecil apapun dia tau.

"Ngapain lu tong berdiri disini,"

"Mogok,"

"Sukurinn," bukanya ngajakin buat bareng, ehh dia malah nyelonong gitu aja, aku terus berlari mengejar motornya.

"Ihhh Ardan jangan gitu dong, cape ni," tapi Ardan tak kunjung berhenti, ia terus melajukan motornya perlahan lahan, aku berlari dibelakangnya, dia hanya tertawa melihat tingkahku.

"Lo lari apa ngesot sih," Ardan meledekku, memang aku tak bisa berlari dengam cepat.

"Ihhh berhenti dong," aku menghentak hentakkan kakiku ke tanah karena kesal.

Bersambung...

Part nya pendek, ini cerita udah tertunda berbulan bulan. Comment+vote ya jangan lupa. Gratis kok:v
Maaf banyak typo pasti
Vote dapat pahala, aamiin:)

See you next part:))

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

iluvATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang