Chapter 2 More Problems

3 0 1
                                    


Aku menatap langit biru yang cerah dari jendela kelas. Hari ini adalah hari yang baru khususnya untuk Jenny. Semenjak aksi bully itu sudah menghilang dan Ella serta gengnya didiskors selama seminggu, aku bisa melihat Jenny yang baru. Ia sudah jarang memberikan tatapan tajam dan dingin melainkan ia sudah sering tersenyum. Aku tak menyangka masalah ini telah membuatnya resah selama berhari-hari tapi sekarang, masalah itu sudah hilang.

Aku hanya bisa berbahagia sambil menikmati pemandangan di luar kelas. Akhirnya satu masalah selesai. Tiba-tiba, sewaktu istirahat, Peter mendatangiku di kelas dengan sedih. Kelas pada saat itu sepi, hanya aku seorang sampai Peter datang. Aku sedang tidak lapar jadinya aku tidak mempunyai niat untuk keluar dari kelas lalu pergi ke kantin. Berhubung semua orang makan jadinya aku hanya duduk sendiri sambil menikmati pemandangan di luar jendela sebelumnya.

" Kenapa, Pet?" tanyaku kepadanya.

" Itu, Ella. Dia masa didiskors. Memangnya dia salah apa coba sampai harus didiskors," ucapnya kesal dengan keputusan sekolah.

" Mata kamu udah buta atau apa sih? Ella itu pem-bully terkenal di sekolah ini. Pas pertama kali aku denger kamu suka sama Ella aja, aku langsung kaget. Masa nggak sadar sih," ucapku tidak setuju dengan pendapat Peter.

" Iya, aku tahu itu. Mungkin ini memang yang terbaik untuknya," ucapnya masih sedih. Tiba-tiba, aku teringat akan pertanyaanku mengenai ia menjadi pelayan di restoran itu.

" Um, Pet. Jadi bagaimana yang kamu jadi pelayan restoran itu?" tanyaku mengalihkan topik .

" Tentang itu, sangat susah untuk dijelaskan. Bagaimana kalau sekarang kita ke kantin saja?" tanyanya mengalihkan topik lain. Sudah kuduga ia akan menyembunyikan hal ini dariku. Aku langsung berdiri dari tempat dudukku lalu bertanya lagi, tapi kali ini aku lebih memaksa. " Peter, jangan mengalihkan topik terus. Sekali lagi, waktu itu aku melihatmu jadi pelayan restauran. Sebagai counselor grup, aku harus tahu latar belakangmu juga. Kita sudah berteman sejak kecil, tapi aku belum pernah sama sekali pergi ke rumahmu dan mengetahui keadaan keluargamu. Teman macam apa yang tidak tahu seluk beluk temannya itu sendiri?" tanyaku dengan sedikit emosi. Peter langsung mendesah setelah pertanyaanku itu lalu ia mulai menjawab," Kau tidak akan mengerti. Kalau aku memberitahumu mengenai hal ini, kau pasti akan mengejekku."

" Aku janji tidak akan mengejekmu. Sekarang jelaskan," ucapku dengan tidak sabar.

" Jadi begini. Aku memang punya masalah keluarga dan ekonomis. Aku seharusnya tidak menceritakan hal ini, tapi apa boleh buat. Aku adalah salah satu anak dari ke dua orangtua broken home. Sekarang aku tinggal dengan ibuku. Semenjak ayahku pergi dan menikah dengan wanita lain, ibuku yang mencari nafkah untuk keluarga, tapi 3 bulan yang lalu, ia divonis oleh dokter kanker paru-paru stadium 3. Aku sudah tidak tahu lagi bagaimana karena di dalam keluargaku sekarang, hanya ibuku yang aku punya. Kalau dia sudah tiada, aku nanti dengan siapa? Aku sudah tidak mempunyai biaya untuk membayar perawatan ibuku ditambah lagi kebutuhan sehari-hari. Untungnya sekolah memberikan beasiswa. Kalau tidak aku sudah setengah mati membiayai semuanya. Aku tak bisa membayangkan bagaimana nanti kalau ibuku meninggalkan diriku seorang," jelasnya disertai dengan satu tetesan air mata.

Aku tak menyangka selama ini Peter harus menahan semua itu. Sebagai teman dekatnya, aku merasa seperti tidak berguna. Kalau aku tahu hal ini dari awal, mungkin aku bisa membantunya sesuatu. Setidaknya, ia tak harus menahan semua beban ini. Kalau aku jadi dia, mungkin aku sudah tidak tahan lagi dengan situasi. Aku langsung menepuk bahu Peter dengan iba lalu berkata," Kamu harus kuat Peter. Biarlah Tuhan memberikanmu jalan keluar." Itulah kalimat yang aku bisa ucapkan. Aku sendiri sudah tidak tahu bagaimana menangani masalah itu jika masalah itu bisa sebesar itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 17, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Knowligica ClubWhere stories live. Discover now