Chapter 01

612 71 23
                                        

Ada satu carik kertas hasil robekan asal, tersirat perintah berisi kumpulan abjad tersebut nama. Kertas itu melejit mulus ke atas muka meja tempat si jenius memecahkan teori kimia. Kacamata bulatnya mendadak merosot kaget secepat laju udara. Bibir jambunya menganga ingin mendemokan protes, sampai nikotin yang terisap di sana perlahan jatuh menemui ubin yang dingin. Dia tidak rela berangkat sekarang sementara lektur rumusnya terbengkalai. Namun dia tidak bisa elak, maka setelahnya kedua netra hanya mampu menyerap tinta merah di hadapannya. Mengeja satu-satu suku kata dalam benak kemudian merekamnya di dalam otak. Kendati dia tetap tidak rela, sih.

Park In Jong
Distrik 9, Gangnam

“Lekaslah, tuan jenius! Target keluar di jam sepuluh malam, sekitar lima menit dari sekarang.”

“Bagaimana nasib tugasㅡ"

“Selesaikan itu nanti!” Bapak tua kepala empat itu mana paham. Kalau-kalau Namjoon tidak mampu selesaikan itu semua, maka besok dia akan dapat hadiah berupa tusukan mata elang dari sang pemberi tugas, atau tangan yang bergestur menunjuk arah pintu kelas mengusir murid-murid pelanggar. Namjoon tidak mau. Nanti tertawaan orang di kelas bergema lagi masuk koklea. Sumpah, itu bikin telinga Namjoon serupa dicekoki suara radio rusak.

“Yang benar saja? 50 soal kimia harus kuberesi dan akan dikoreksi besㅡ"

“Itu urusanmu. Apa peduliku?"

Baiklah, baik. Setidaknya biarkan aku selesaikan kalimat, dasar pak tua!

Pena yang tidak bersalah malah jadi pelampiasanㅡdilempar ke sembarang arah seakan dia tidak lagi butuh itu. Kemudian secepat Flash berlari, dia lepaskan kacamata dengan kasar dari pangkal hidungnya. Namjoon bangkit karena terpaksa. Jalannya agak pelan, fokusnya tidak bisa teralih dari lis angka di atas kertas dalam genggamannya. Tahu-tahu sudah salah ambil mantel karena dia malah mengambil milik yang lain.

“Simpan dulu kertasmu itu, bocah!”

Dengkusan tidak senang meluncur, akhirnya Namjoon terpaksaㅡlagiㅡsimpan kertasnya rapi-rapi dalam tas. Tangannya gesit pasang masker hitam pada sebagian wajah, kemudian topi hitam, tidak terlupa mantel hitam juga. Selepas ini, tolong panggilkan penulis cerita fiksi atau semacamnya untuk menjadikan Namjoon tokoh utama pengganti Zorro. Karena sungguh, dia sudah punya kriteria sepadan dengan tokoh fiksi yang satu itu. Oh, ya, sebetulnya Namjoon tidak suka mengenakan setelan serba hitam, itu akan membuat badannya tampak lebih kurus.

Lelaki jangkung itu memacu langkah ke bagian bawah teritori pertahanan. Tangannya menekan tombol pada dinding basement, kemudian besi penutup garasi terbuka otomatis. Namjoon hampir-hampir lompat ke dalam mobilnya karena jarum jam seolah sedang marathon.

Mobil Jeep Wrangler tipe TJ edisi terbatas keluaran tahun 1997 lampau, mulai menderu bising selepas Namjoon memutar kunci. Dia bersyukur Jeepy-nya masih tahan sampai waktu ini.  Sebab mobilnya punya mesin kebebasan pamungkas yang menghadirkan kendali mengagumkan di jalan raya, serta kemampuan legendaris dalam menerjang medan berat. Sangat mumpuni untuk diajak beraksi, bukan?

Kemudi mobil digenggam erat, hingga serasa uratnya naik merobek epidermis. Sinar mata Namjoon memunculkan semangat, kendati dibumbui sedikit kesal. Namjoon sungguh siap. Menghantam udara dan memanasi bulevar dengan gesekan roda empatnya ketika malam mulai mencapai tengah.

____________________

S W I T C H
____________________

ya, ini action versi otakku.

SWITCH°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang