1. Pernikahan

363 12 0
                                    

Hai guys.
Ini sebagian dari bab 1.
Lengkapnya di Chanel YouTube aku ya.

Sakami story

---

Kota kerajaan matahari yang megah sedang bersukacita atau setidaknya sedang berpura-pura menikmati kemeriahan yang sedang berlangsung. Kemeriahan meliputi seluruh kota kerajaan, para penduduk berhamburan ke jalan untuk menyaksikan parodi iring-iringan pengantin wanita. Kemeriahan seperti ini tidak sering terjadi dikota kerajaan hingga banyak penduduk yang meninggalkan pekerjaan mereka hanya untuk menyaksikan iring-iringan pengantin. Nuansa merah memenuhi pandangan setiap orang, musik yang diamainkan begitu meriah hingga tidak sedikit anak-anak yang berlarian mengejar pemusik hanya untuk melihat alat musik yang jarang mereka lihat dan bersorak-sorak gembira ikut bernyanyi.

Kelopak-kelopak bunga berhamburan diudara karena para pengiring wanita tidak henti-hentinya melemparkannya keudara dan menyegarkan pandangan manusia dari kota yang biasanya terlihat kering. Wangi bunga-bunga yang menyebar keseluruh penjuru kota menambah suasana meriah, banyak gadis yang cemberut sambil menyaksikan karena iri dengan pernikahan ini, pasalnya pengantin pria adalah lelaki impian bagi para gadis untuk dijadikan suami. Sementara para lelaki cendikiawan meminum tehnya dengan hikmat didalam kedai teh sambil menerka-nerka.

“ pernikahan ini sepertinya bukanlah pernikahan biasa. Aku penasaran dengan apa yang menjadi niat dari kerajaan. Bagaimana menurutmu?”

“ sebenarnya tidak ada gunanya menerka-nerka. Kita akan mengetahuinya tidak lama lagi. Semuanya bergantung pada pengantin wanita”
“ bergantung pada pengantin wanita?”

“ ya. Apakah dia akan membawa kehancuran atau kemuliaan nantinya”

“...” lelaki lainnya tida lagi bertanya hanya menyesap tehnya sambil berpikir keras tentang plot kerajaan.
-

Lelaki dekil disudut kota menatap dengan nanar iringan pernikahan dan meringis membayangkan indahnya malam pengantin yang akan dilalui pengantin nantinya, malam ini. Lelaki dekil itu juga menginginkan seorang pengantin wanita untuk menghangatkan ranjangnya yang selalu dingin. Lelaki dekil itu meringis kala pangkal pahanya menggembung. Lelaki itu membuang jauh angan-angannya tentang wanita cantik berbaring dibawahnya karena untuk menyewa pelacurpun dia tidak sanggup.

“ hal tidak berguna!” umpatnya miris.

Iring-iringan itu dipimpin seorang lelaki yang menunggang kuda gagah perkasa. Peranakan kuda itu tidak dapat dibeli yang hanya orang-orang tertentu saja yang mampu memilikinya. Pandangan lelaki itu lurus kedepan tidak memperdulian dunia yang riuh dan sorak-sorai penonton pun tidak menghiraukan tatapan para gadis yang patah hati dihari pernikahannya. Wajahnya datar tampa ekspresi, hanya dia dan penguasa semestalah yang tahu gerangan isi dalam kepalanya.

Jubah merah miliknya berkibar mengikuti liukan tarian angin membuat sosoknya semakin mempesona seperti pangeran dalam mimpi setiap gadis. Siapa yang tidak mengenalnya?. seluruh kota bahkan negeri mengenalnya dan selalu mengelu-elukan namanya.

“ dia tidak bahagia, lihatlah betapa tidak bahagia wajahnya!” seorang gadis berteriak frustasi melampiaskan ketidaksenangan didalam dadanya. Matanya berkilau dengan air mata yang hampir tumpah, tatapan sendunya menyorot lelaki itu dengan sedih. Lelaki impiannya, lelaki yang setiap hari memenuhi mimpi-mimpinya yang semu. Didalam hatinya dia telah mencintai lelaki itu sepenuh hatinya dan sudah menganggapnya suami didalam jiwanya.

kemudian gadis itu memalingkan wajahnya kekereta pengantin wanita, sorot sendu yang tadi menghilang digantikan api amarah yang tergambar jelas dimatanya. Bukan hanya amarah yang dipendamnya tapi iri hati yang membuatnya ingin membunuh gadis didalam kereta itu.

“aku tidak akan melepaskanmu! Aku bersumpah akan membunuhmu!” suara gadis itu tidaklah pelan atapun lembut sehingga pelayan pribadi dan penjaga miliknya mengerutkan kening dalam keheranan tapi tidak berani bersuara. Mulut mereka dapat membawa kematian bagi mereka sendiri.

Jauh dari hiruk pikuk itu sepasang mata tajam menatap iringan pernikahan itu dari kejauhan dengan wajah datar namun matanya tidak bisa menghianati hatinya. Mata itu memerah dan berkilau dengan air mata yang tumpah. Gadis itu telah lama mendambangan pengantin pria itu untuk menjadi pengantinnya. Dirinya tumbuh dengan realitas yang dibangunnya sendiri bahwa lelaki itu akan menjadi miliknya. Semalam suntuk dirinya menangis tersedu, matanya telah bengkak, merah dan menghitam.

“ kakak, kau ...” ucapannya tidak bisa dia selesaikan karena terlalu banyak kata yang menumpuk dilidahnya. Terlalu dalam perasaannya tersakiti dengan pernikahan itu.

Bukankah kakak berjanji akan selalu melindungiku!
---

RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang