Dia

35 2 0
                                    

Setelah sekian lama menikah baru tahun ini mereka mendapatkan anak yang lahir dari rahim sang istri.

Anak itu terlahir dengan wajah yang cantik, manis dan memancarkan aura kegembiraan. Namanya adalah Laras Rekahardiyan. Ya, nama Hardiyan tersemat di belakang karena itu adalah nama ayahnya.

Setelah beberapa tahun anak itu kini tumbuh menjadi perempuan kecil yang lucu, ia memiliki mata berwarna biru laut seperti ibunya dan kulit putih pucat seperti ibunya juga. Sayang sekali dia tak mengetahui apa yang telah ayahnya perbuat sehingga kini anak perempuan itu bisa memakai baju sangat indah dan mainan yang melimpah.

Sebuah pengorbanan yang seharusnya tak terjadi kepadanya, kini terpaksa harus terjadi, sehingga hal yang tak diinginkan terjadi hanya karena nafsu yang fana.

Segala harta dan banyak macam keinginan yang Hardiyan inginkan telah menjadi nyata, sudah saatnya makhluk tak kasat mata yang selama ini bersemayam di dalam jimat itu meminta imbalan kepada lelaki tersebut tak cukup dengan sebatas darah ayam karena yang namanya jin akan selalu minta lebih dan lebih. Dan hal yang diminta dari makhluk tak kasat mata itupun adalah nyawa dari anaknya.

Ya, anak perempuan itu yang bernama Laras.

Suatu malam Hardiyan pergi kembali ke hutan bersama Laras menuju ke rumah penyihir itu untuk meminta bantuan menyerahkan nyawa anak perempuannya kepada makhluk tak kasat mata yang sudah membantunya selama ini. Sebelum berangkat ke hutan istri Hardiyan sempat merengek karena tak rela kehilangan anak semata wayangnya.

Jelas saja sang istri sangat tak rela jika anak satu-satunya harus dijadikan tumbal oleh suaminya. Hardiyan menyeret Laras dari kamarnya tanpa mengucapkan satu kata pun.

Lalu Hardiyan tak tahan dengan sikap istrinya itu yang terus menggelayuti kakinya, tanpa aba-aba ditendanglah istrinya dari kakinya sehingga terpental jauh karena kuatnya Hardiyan menendang, istrinya menabrak pohon yang ada di luar rumah dan nyawanya pun hilang karena kepalanya sudah tak berbentuk lagi, hancur bagai buah semangka yang dilemparkan.

Laras yang tak tahu apa-apa hanya bisa menangis sampai dia pingsan di tengah perjalanan menuju rumah wanita penyihir itu.

*
*
*
Mon maap permisa pendek" biar greget aja ehehe
Jgn lupa vote+comment❤

MUJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang