; four ;

167 21 1
                                    


-Promise You-

Jeriko dan winter turun dari mobil, jeriko langsung sigap mengambil tas winter. Lalu mereka berjalan bersama menuju kelas. Winter tidak pernah menyuruh jeriko melakukan itu, melainkan jeriko lah yang bersedia untuk melakukan itu, dia hanya ingin membuat winter senyaman mungkin dan tidak ingin membuat pertengkaran kecil seperti kemarin terjadi lagi.

Seorang perempuan tersenyum ketika melihat jeriko mengantar winter didepan kelas, " Bang jeriko?" panggilnya.

Jeriko dan winter reflek menoleh kearah suara, lalu perempuan itu melambaikan tangannya.

"Jangan diliatin udah, lo masuk kelas aja" ucap jeriko.

Winter menggeleng, lalu dia menggenggam tangan jeriko lalu menghampiri perempuan yang memanggil jeriko barusan.

"Ada apa?" tanya winter saat mereka sudah berhadapan dengan perempuan tersebut.

"Kak winter masih inget aku?"

Winter mengerutkan alisnya bingung, dia sama sekali tidak mengetahui perempuan di depannya ini. Hanya satu dipikiran winter, perempuan ini adalah salah satu fansnya jeriko.

"Aku linda yang dulu bang jeriko sering anterin pulang ospek" kata linda.

Winter menghela napasnya pelan, lalu dia mentap ke arah jeriko.

"Gue nganterin lo pulang karna lo gak dijemput-jemput sementara panitia yang lainnya mau rapat, terlebih lagi tempat lo searah sama rumah cewe gue" tutur jeriko.

Winter tersenyum simpul menatap ke arah linda, "lo mau apa sama jeriko?"

Linda menggeleng pelan, lalu dia memberikan jeriko kotak makanan yang ada di tangannya kepada jeriko.

"Buat bang jeriko, linda masak sendiri"

Jeriko menggeleng, lalu dia mendorong kotak makanan tersebut, "Gak perlu, makasih. Yuk win"

Winter mengambil kotak makanan itu dari tangan linda, lalu merik tangan jeriko dan memberikan kepada jeriko langsung.

"Gak boleh nolak rezeki jer. Lagi pula dia masak sendiri, apa salahnya lo hargain" ucap winter lalu menarik jeriko menuju kelas.

"Winter, gue gak suka lo bertingkah kaya gini" ucap jeriko setelah sampai di depan kelas.

"Lo gak cemburu kan?" tanya jeriko.

Winter menoleh, dahinya terlihat bergelombang. Jeriko masih tetap sama, selalu berpikiran winter akan marah terhadap hal seperti ini.

"Cemburu hanya dilakukan sama remaja labil. Gue percaya sama lo, kenapa harus cemburu?" winter mengusap wajahnya gusar, jeriko berlebihan dalam menilai winter kali ini.

Jeriko tidak menemukan kebohongan dari yang dikatakan winter barusan. Tapi, tetap aneh jika jeriko menerima sesuatu dari cewek lain di depan winter. Jeriko hanya ingin menghargai status winter sebagai pacarnya.

"Lo gak sayang sama gue?"

Winter semakin kesal karna jeriko bertanya akan suatu hal yang seharusnya tak perlu ditanyakan kembali.  Jika winter tak menyayangi jeriko, untuk apa winter bertahan sejauh ini?

"Lo kenapa sih jer, ngaco banget?"

Jeriko berjalan ke arah tempat sampah dan membuang kotak makan yang diberikan oleh linda. Lalu dia menatap ke arah winter, "Gue gak perlu nerima pemberian dari orang lain, gue gak perlu melakukan hal pencitraan agar mereka merasa terhargai oleh gue"

Deru napas winter memburu. Ini adalah salah satu yang winter tidak sukai terhadap jeriko selain sering bermain game. Meskipun jeriko melakukan hal ini untuk kebaikan hubungan mereka, tetap saja winter merasa ini semuanya salah. Hubungan yang sehat itu, ketika mereka bisa menjaga perasaan satu sama lain.

Winter tak mau semua orang menganggap dia cewek yang over protektif. Winter tak pernah membatasi apapun yang ingin jeriko lakukan, tetapi jeriko terlalu menjaga perasaan winter yang seharusnya tidak perlu berlebihan.

"Lo selama ini nganggap gue apa sih jer? Lo masih anggap gue anak kecil, yang membatasi lo buat temenan sama cewe lain? Semua hal gak perlu khawatir berlebihan jer" balas winter.

Jeriko berdecak pelan, winter sama sekali tak mengeti apa maksud jeriko. Mereka selalu saja berdebat dengan masalah ini. Winter yang menyuruh jeriko untuk bersikap biasa saja, dan jeriko yang terlalu menjaga perasaan winter. Masing-masing dari mereka mempunyai cara berbeda dalam mempertahankan hubungan.

"Bukan masalah gue gak bersikap biasa aja sama cewek lain, cukup bagi gue buat ngenal dan dekat sama lo. Gue gak perlu temenan sama cewek lain untuk ngertiin gimana perasaan lo. Gue sadar, gak ada satu orang pun antara cewek dan cowok temenan gak terlibat perasaan. Gue gak mau kalo nanti perasaan gue ke elo bisa terganti dengan perasaan gue ke cewek lain cuma karna lo permasalahin hal kaya gini"

Jeriko menjelaskan semua yang ada dalam pikirannya. Dia hanya ingin winter mengerti bahwa berteman dengan perempuan lain bukan solusi terbaik untuk hubungan mereka.

"Gue bingung, kita selama ini lagi mempertahanin sebuah hubungan atau menunda perpisahan sih jer?"

"Winter!! Udah mulai ngaco nih anak. Gue gak mau ya denger lo ngomong kaya gini lagi"

Winter menghela napasnya gusar. Permasalahan pagi ini tidak akan cepat selesai padahal tadi pagi mereka sedang baik-baik saja.

"Nanti lagi bahasnya, dosen gue udah mau masuk" ucap winter sambil menunjuk bu debi dengan dagunya, dosen mata kuliahnya sekarang sedang menuju kelas.

Jeriko menoleh ke arah bu debi, "Habis ini lo temuin gue di sekre, gue gak masuk kelas!" jeriko berlalu meninggalkan winter di depan kelas yang masih meneriaki namanya.

Sifat jeriko tak pernah berubah. Jika mereka bertengkar sekecil dan sehebat apapun, jeriko selalu tidak masuk kelas tak peduli sudah berapa kali ia alpa.

Winter masuk ke dalam kelas, karina yang melihat raut wajah winter yang tidak terlihat bersahabat pagi ini langsung mengerutkan dahinya, tadi karina hanya melihat winter dan jeriko berdebat di depan kelas.

"Lo kenapa?" tanya karina

Winter menoleh ke arah karina, "Kadang ya rin, gue cemburu sama hubungan lo sama jordan. Kalian kelihatannya gak pernah berantem. Jordan selalu ngalah buat lo kan rin"

"Lo tau, tadi pagi gue ketemu sama maba yang dulu pernah dianterin jeriko pulang. Dia cantik, baik, terlihat suka banget sama jeriko. Gue tau, jeriko gak akan pernah ninggalin gue buat cewe itu. Gue kira kehidupan gue sama jeriko akan berubah setelah cewe ini datang, tapi ternyata jeriko gak pernah berubah. Dia tetap gak perduli dengan dia yang mencoba masuk kehubungan kita"

Karina terkekeh saat mendengar yang dikatakan winter. Winter ingin merasakan perdebatan yang menjurus pada orang ketiga.

"Lo bosen sama jeriko?"

Winter menggeleng, "Gue gak pernah ngerasa bosen berhubungan dengan jeriko"

"Kalo gitu gak ada masalah, meskipun perdebatan kecil di antara kalian. Lo beruntung win, karna jeriko selalu ngelakuin yang terbaik buat lo dan hubungan kalian"

Beruntung, Winter beruntung memiliki jeriko, atau jerikolah yang beruntung memiliki winter?

-Promise You-

Promise You | Jaemin, Winter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang