22- Baby Born

3K 367 74
                                    


Wooseok merasakan kontraksi tengah malam. Dia mengeluh sakit. Jinhyuk yang baru bisa memejamkan mata kurang dari satu jam langsung terbangun, sigap membantu istrinya. Tidak terasa sudah bukan ke-9 masa kehamilannya. Mungkin ini sudah waktunya sang bayi lahir.

Dengan mata terkantuk kantuk akibat baru saja menyelesaikan tumpukan tugas kantornya yang dia bawa pulang, Lee Jinhyuk mencuci mukanya kasar dengan air kran yang dingin. Kemudian langsung melesat memakai jaket serta mengambil kunci mobil.

Dirinya memapah Wooseok yang sudah merintih kesakitan.

"Tunggu sebentar, masih kuat kan? Aku ambil Jinu dulu" Wooseok hanya mengangguk mendengar perintah suaminya. Dia sibuk menahan kontraksinya. Sakit sekali rasanya.

Oke, mengurus anak dan istri tidak mudah. Jinhyuk tidak bisa meninggalkan Jinwoo yang sedang tertidur sendirian. Mau menelpon adiknya pun pasti sulit. Jam 1 pagi mana mungkin adiknya masih bangun? Itu juga akan memakan waktu lama jika menyuruh Xiao datang ke rumahnya. Jadi Jinhyuk memilih ikut membawa Jinwoo ke rumah sakit. 

"Jangan khawatir, kita akan ke rumah sakit" kata Jinhyuk setelah membawa Jinwoo ke dalam mobil. Tidak lupa dirinya memakaikan Wooseok dan Jinwoo sabuk pengaman. Kemudian dia mengecup kening istrinya sambil mengusap pelan surainya.

"Kita berangkat".























































































































...

Waktu telah menunjukkan pukul 2 dini hari. Wooseok telah melakukan pemeriksaan. Kini dia berada di ruang rawat inap. Kata dokter proses caesar bisa dilakukan saat pukul 6 pagi nanti. Jinhyuk cukup lega mendengarnya.

Sekarang Jinwoo telah tertidur lelah di gendongan Jinhyuk, sedangkan Wooseok masih merasakan sakit tapi tidak sesakit seperti beberapa jam yang lalu. Dia terbaring di kasur rumah sakit untuk beristirahat sebelum operasinya.

"Kamu tidur dulu saja. Aku yang jaga kamu disini" Kata Jinhyuk yang melihat Wooseok dengan tatapan khawatir.

"Tidak bisa. Aku merasa cemas" ujarnya.

Jinhyuk menidurkan Jinwoo di atas sofa rumah sakit yang ada di ruangan itu, kemudian dia mendekati Wooseok. "It's okay... Tidak perlu cemas," katanya sambil meremat jemari sang istri dan mengelusnya sangat pelan dan penus hati-hati.

"Aku takut Jinhyuk..."

"Semua akan baik baik saja" 

Jinhyuk berusaha menenangkan istirinya tersebut. "Aku tahu kamu kuat. Kamu jangan khawatir ok?".

Sejujurnya Jinhyuk juga takut, cemas, khawatir semua rasanya campur aduk. Tetapi dia harus menepis itu semua. Bukan hanya dia saja yang cemas, Wooseok di depannya juga sedang gelisah dan cemas. Yang bisa Jinhyuk lakukan adalah saling menguatkan satu sama lain. Menemani dan selalu berada di sisi Wooseok adalah pilihan paling tepat. 

"Nanti kamu kan caesar jadi jangan khawatir ya? Aku akan selalu mendampingi kamu" Ucap Jinhyuk sambil mencium kening Wooseok.

Setelah mencium kening istrinya, kini tubuh Wooseok di dekapnya tetapi tidak erat mengingat perut istrinya itu juga sudah membesar. Jinhyuk memeluknya sambil mengelus rambut istrinya tersebut sampai Wooseok merasa tenang dan tertidur.








































✔Our Jinwoo • Weishin + JinwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang