III. I hate my self

96 38 39
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lah kalian dari kapan ada di sini?" wanita dengan makeup tipis itu ikut bergabung di meja makan besar ini.

"Barusan ma," balas kak Mark.

Iya, wanita cantik dengan perangai lembut itu ibu tiriku. Atau bisa dibilang, istri papa yang sekarang.

"Udah makan belum? Mau makan apa?" tanyanya lagi.

"Udah ma, gak usah repot-repot" kali ini aku yang menjawab.

"Lho, kok sama mama takut ngerepotin. Gak apa-apa, mau makan apa?" paksanya.

"Masih kenyang ma, baru juga makan tadi,"

"Oalah, yaudah nanti sebelum pulang makan dulu deh,"

"Iya ma,"

Hening sejenak sebelum suara berat bercampur serak terdengar dari seseorang.

"Eh? Udah dateng?" kami kompak menoleh ke sumber suara.

Di sana ada papa, berjalan sambil menggendong anak bungsunya. Itu satu-satunya anak ibu tiriku.

"Gimana, gimana? Kamu lusa udah ke Jogja?" ucapnya pada Kak Mark.

"Iya pa, aku berangkat bareng temen," Kak Mark berujar tenang.

Papa menganggukkan kepalanya. "Yaudah, papa sih setuju-setuju aja kalo kamu mau ke sana, asal kamu jaga diri kamu di sana,"

"Pasti pa, Mark kan udah bisa jaga diri,"

"Iya papa tahu, tapi kalau kamu sampe kamu macem-macem Papa bakal langsung narik kamu pulang"

Aku dan Kak Mark sontak saling bertukar pandang. Kalau sewaktu-waktu Kak Mark melakukan satu kesalahan, ini akan menjadi rumit.

"Kenapa? Kamu gak yakin?" tanya Papa saat menyadari tingkah kami yang sedikit ragu, menantang.

Kak Mark menggeleng cepat. "Yakin pa,"

Papa lantas tersenyum puas.

"Nah sekarang kamu Felice!" Ia kini menatapku.

"Kenapa pa?"

"Gimana sekolahnya? Kamu ada bikin masalah enggak?"

"Enggalah!"

"Masa sih? Perasaan waktu SD dulu kamu petakilan," ujarnya dengan kekehan sarkas.

Sedikit menyebalkan memang, tapi ia sebenarnya baik.

"Ya kan udah berubah," belaku.

Papa kembali tersenyum. "Tinggal di sini aja mau gak?"

"HAH?" bukan, bukan hanya aku yang kaget. Kak Mark juga.

"Kenapa?" Papa tampak heran.

"Kok.. Tiba-tiba?"

Self Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang