GIZE-KRAL 05

3.4K 226 7
                                    

-SELAMAT MEMBACA-

-KAISAR MISTERIUS-

Eris sudah membeli alat make up dan juga baju yang dibelikan semuanya oleh Ferhat. Sebenarnya ia tidak enak hati pada pria itu, tapi mau bagaimana lagi Ferhat selalu memaksa dan ini bukan sekali dua kali, tapi berkali kali.

"Kamu masih mau belanja apa gitu?" Ferhat bertanya sambil melihat Eris yang berjalan disampingnya. Ia lihat gadis itu menggeleng sambil cemberut.

"Gak usah gitu mukanya, aku tau kamu lucu."

"Apa sih!"

"Jadi gimana?"

"Aku mau makan aja deh, lapar." aku Eris, memang dirinya sudah merasakan perutnya lapar saat mereka keluar dari toko sepatu.

"Ya udah kita makan." ajak Ferhat.

Setelah selesai makan, Eris mengajak Ferhat untuk mampir sebentar ke toko buku. Bukan untuk membeli buku keperluan kampus tentunya, tapi untuk melihat-lihat novel best seller  yang terpajang cantik di rak.

"Aku kebagian novel ya." kata Eris pada Ferhat yang sedang melihat buku tentang seputar olah raga.

Ferhat hanya tersenyum mengiyakan.

Eris menatap deretan novel dengan pandangan berbinar, ia sangat suka cuci mata dengan berbagai novel yang terpampang di depannya.
Tangan nya terulur untuk mengambil buku bersampul biru pekat dengan warna hitam abstrak.

Ia membaca judul nya dan sedikit tertarik.

"Bagus sih, keliatan nya."

Saat ingin berbalik, ia menubruk sesuatu yang keras. Saat mendongak Eris membelalakkan matanya melihat pria itu ada di depannya. Ia melangkah kebelakang dengan terkejut sampai hampir tersandung kaki nya sendiri.

"Hati-hati." Yildrim memegang lengan Eris yang hampir terjatuh. Tangan satunya memegang buku yang hampir dijatuhkan oleh tangan Eris. Seketika itu juga tubuh nya kaku, tida bisa digerakkan.

Rasanya sangat sakit, seperti tubuhnya ini tersengat listrik. Matanya menatap nyalang Yildrim yang menatap khawatir padanya.


Eris membulatkan matanya, "Kau tidak tahu apa itu ponsel?" tanyanya gemas. "Oh astaga. Hidup di jaman apa aku ini" geramnya frustasi.

Chafia yang mendengarnya langsung menjawab dengan senang hati, "Di jaman kekuasaan Yang Mulia Yildrim tahun 1389."

Setelah matanya tdi terpejam rapat, Eris langsung membuka matanya cepat. Terkesan melotot.

Napas nya memburu, udara disekitar nya tiba tiba hilang begitu saja, ia sampai menjatuhkan bukunya dan memegang lehernya sendiri.

Eris menatap Yildrim dengan pandangan yang sulit diartikan, air matanya menetas saking panas ditubuhnya semakin meningkat.

"Permaisuri."

Seketika kepalanya seperti dihantam batu besar, pandangan nya mengabur. Eris tidak sadarkan diri.

Yildrim langsung membopong tubuh tidak berdaya Eris kedalam gendongan nya. Pandangan nya menyiratkan kekhawatiran.

Ferhat terlihat kebingungan karena tidak menemukan keberadaan kekasihnya. Ia sudah mengecek kebagian rak novel tapi tidak menemukan juga keberadaan gadis itu. Sesaat matanya menangkap pria berperawakan tinggi sedang menggendong gadis yang terlihat pingsan.

Jika Ferhat tidak salah lihat, gadis yang ada di gendongan nya ini seperti Eris, bahkan baju yang mereka kenakan juga sama.
Ferhat yang merasa janggal langsung menghubungi Eris, tapi sayang nomor nya tidak aktif.

"Kamu kemana sih sayang." erangnya sedikit frustasi.



Yildrim sudah sampai di rumah sakit. Ia menatap Eris yang terbaring lemah seperti ini. Wajahnya yang pucat.
Yildrim tidak menyangka akan secepat ini dipertemukan kembali olehnya. Ia juga tidak menyangka akan secepat ini keadaan yang tidak terduga tiba.

Dirinya sudah menghubungi kedua orang tua Eris bahwa putri mereka ada di rumah sakit sekarang.

"Aku tidak menyangka akan seperti ini."

"Apakah rasanya sesakit itu?" sebenarnya Yildrim juga tau rasa sakit yang Eris rasakan saat kulit mereka saling bersentuhan. Tapi Yildrim tidak menyangka akan seperti ini.

Ia juga tidak bisa menyalahkan takdir mereka yang seperti ini. Yang terpenting sekarang adalah mereka sudah dipertemukan kembali.

"Aku tau kita dua orang asing yang tiba-tiba saling terikat," Yildrim mengusap pelipis Eris dengan lembut. "Tapi apa aku boleh mengaku jika aku mencintaimu, tanpa adanya masa lalu?"

"Permaisuri, aku merindukanmu." Yildrim mengecup kening Eris, matanya terpejam menikmati sensasi yang ia rasakan. Setelah itu ia kembali mengusap pelipis Eris dan sesekali ibu jarinya mengusap di bekas ciuman nya tadi.

"Semoga aja ini tidak akan lama." usapan tangannya turun, sekarang Yildrim mengusap pipi Eris yang terasa dingin. "Semoga saja waktunya tidak lama."

"Terkadang aku bingung harus melihatmu dengan cara apa?"

Tiba tiba saja pintu terbuka, masuklah kedua orang tua Eris yang langsung menghampiri anaknya.

"Sayang, kamu kenapa bisa gini sih?" Salfa mengusap kepala anaknya. Isak tangis tidak juga reda saat mendengar kabar ini.

Yildrim bangkit dari duduknya. Ia mundur untuk memberikan ruang pada kedua orang Eris, mereka membutuhkan luang untuk rasa sedihnya.

KAISAR MISTERIUS

Gizemli Kral (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang