[Bagian empat]
Mata pelajaran hari ini agama dan kelasku masih aaja ribut, mungkin karena pak santo atau selaku gutu agama bekum datang juga.
"WOY WOY WOY!"
Aku menoleh, anak anak lain juga pun sudah menoleh dengan pandangan was was.
"PAK SAN GAK MASUK! KITA BEBAS HARI INI!!!!"
Dan yah begitulah, kelasku kembali heboh seperti orang tawuran, aku diam saja dan ketiga temanku sedang tertawa tertiwi dibelakang.
"Jen!? Lo gak ngantin?"
Reva menghampiri diriku, aku tersenyum dan mengangguk. Aku tidak sempat sarapan tadi makanya sudah lapar walaupun masih pagi.
"Yank beb! Ayok ngantin!" Reva berteriak kearah jessy dan olip, mereka menoleh dan segera menyusul.
Kridor sepi sekali saat ini, mungkin karena anak anak kelas lain sedang belajar sedangkan kami tidak.
"Eew, jen. Gue liat tadi lo lari lari bareng cowok kenapa tuh?"
Sial! jadi olip melihatnya? Jika begini mereka pasti lagsung kepo akut.
Aku menggaruk pelipis bingung dan menatap mereka yangbtengah menatap tajam kepadaku."Emm anu.."
"Hey cantik!"
Aku menoleh terkejut dengan apa yang kulihat, dihadaoanku sudah berdiri alfero! A L F E R O!
"Ngapain lo disini?" Tanyaku geram sesekali kulirik ketiga sahabatku yang menatapku tajam.
"Lo mau ke kantin kan? Ayok bareng gue!"
Belum sempat menjawab lelaki menyebalkan ini sudah menarik tanganku, membuat aku harus menoleh ampun pada ketiga sahabatku.
Dengan gerakan mulut aku mengatakan akan menceritakan nya saat dikelas nanti.
Setelah itu olip mengangguk dan reva mengangkat jempolnya semangat.
Hufft syukurlah mereka tidak marah.Tanganku yang sedari tadi ditarik kini dilepaskan saat aku sampai di dalam kantin, aku menoleh kesal dengan refleks aku menyentak tangannya yang akan menarikku menuju meja.
"Gue gak suka ya alfero!"
Astaga mengapa aku berteriak?!
"Kenapa?"
Dan lelaki ini santai santai saja.
Padahal pandangan orang orang sudah tertuju ke arah kami!"Apaan lo pake narik narik? Lo kira gue barang?!"
Karena kesal aku tak peduli dengan tatapan orang orang, kumenatap tajam lelaki duhadapanku dan sialnya hanya di balas kekehan kecil.
"Tangan lo sakit? Gue min-"
"Bukan itu fer! Lo narik narik semacam gue udah kenal lebih ke elo! Kita baru aja ketemu kemarin!"
Kesal sudah aku pada orang ini, apa dia tak tau jika aku menyebutnya sok akrab?
"Trus kenapa cantiik?"
Shit men! Ni orang bikin emosi gue naek ke ubun ubun, orang orang menatapku geli, sumpah aku benci lelaki ini.
"TAU AH! GILA LO!"
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°
"Woy je! Lo ngutang cerita sama kita kita!"
Aku mendengus malas mendemgar teriakan refa. Berjalan pelan memghampiri mereka dan menjatuhkan bokong ke kursi yang tersedia.
"Lo deket sama kak fero jen? Kok gak ngomong sih?"
Olip didepanku memasah raut wajah kesal aku terkekeh pelan.
"Gak deket bego! Gue kenal aja baru kemaren" Jawabku santai namun dibalas raut tak percaya oleh mereka.
"Bo'ong ye lu? Kalian deket banget kalo gue liat liat" Sahut Refa membuat bola mataku berputar malas.
"Kalo gak deket kenapa kejar kejaran tadi di lapangan? Lagi syuting pilem indiaa?" Ucap olip tak jelas membuat ku berdecak kesal.
"Itu tadi gue di hukum ama bu Rasti!" Ucapku yang sebenarnya namun tak membuat ketiga kambing didepanku percaya.
"Alaah ngeles lo tai!" Ucap Jessy sembari menonyor kepalaku.
"Serah lu pada! Capek gue!"
Kesalku dan mulai menelungkapkan kepalaku bersiap tidur.
Sepertinya mahluk bernama Alfero itu akan semakin gencar menjahili diriku.
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°
Pendek yaaaa?? Maaap deng:)
Sayaaang kamuuuuu:*

KAMU SEDANG MEMBACA
ALFERO
Teen FictionIni bukan kisah bad boy yang ganteng dan tajir. namun ini kisah ALFERO. Lelaki menyebalkan yang pernah kukenal. --------------------------------------------------- VOMMET YUHUUU❤