Dihukum bareng

4 0 0
                                    

[Bagian tiga]

°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

Setelah aku memaki habis habisan lelaki yang tak salah namanya alfero.
Aku malah berakhir disini di depan lapangan yang gersang dan tandus, suhu dari matahari sangat panas walaupun masib jam 9 lewat 34 menit.

Aku menatap lelaki didepanku yang tengah mengatur napas sama sepertiku.
Yap! Kami dihukum. Sebab suara klakson motor alfero membuat pak santo -satpam sekolah- mendengar dan membuka gerbang, namun sialnya disana terlihat bu Rasti yang tengah menaruh helm di atas motor, seperti dugaan ku bu rasti baru datang dan segera menghukum kami.

"Gara gara lo nih!" Aku menunjuk wajah berkeringat Alfero, dia terkekeh dan mengacak rambutku pelan.

Ap- apa apan ini?

Mengapa aku gugup melihat senyum kecilnya ditambah tangah kekarnya berada dikepalaku walau tak lama.

Sungguh jena kamu sudah gila!

"Udah putaran yang keberapa ya?"

Tersentak oleh pertanyaannya aku menggaruk tengkuk bingung, aku lupa sudah putaran yang keberapa.

"Gu- gue lupa"

Shit! Mengapa aku gagap!?

"Ya udah kita genapin satu putaran lagi, trus ke halaman belakang"

Yaah ku kira setelah lari 10 putaran kami bisa langsung kekelas ternyata masih harus ke halaman belakang membersihkan rumput disana.

"Hmm ya udah deh" aku pasrah dan mulai mengikuti dirinya berlari.

Sungguh menatao dirinya yang terlihat berkeringat itu membuat ku deg degan sendiri, entalah ia terlihaat...

Ganteng?

Eh apaan sih? Aku pasti sudah gilaaaaa.

Setelah berputar satu putaran aku menyusul dirinya menuju ke halaman belakang dan mulai memungut beberapa helai daun kering yang berserakan dimana mana.

"Emang cuma kita berdua ya yang telat? Kok yang lain pada ga ada ya?"

Alfero melirik ku dan terkekeh sebentar.
Aku bingung, lelaki dihadapanku ini hobinya terkekeh ya? Tapi tak papalah aku suka melihat wajahnya saat terkekeh seperti tad- eh apa apa? Gak kok!

"Mungkin udah takdir kali kita hanya berdua, siapa tau jodoh ye kan?" Alferi menatapku jahil membuat jantungku terasa berdegup degup tak karuan, wajahku panas, kuduga pasti sudah memerah.

"Ciee salting" alfero mendekat dan mencolek pipiku yang memerah, aku menepisnya pelan dan segera berbalik menyembunyikan pipiku yang terasa semakin panas.

"Ce- cepetan! Gue mau masuk kelas"

Aku beranjak sembari menenteng keresek hitam penuh sampah, aku tak bisa lama lama disinin, bisa mati berdiri aku jika melihat wajahnya yang menggodaku itu.

"DAH CANTIK! Sampai nanti!!"

°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

Pendeeek yaaa? Heheh emang:)

Sayang Ferooo eh?:v

ALFEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang