002||Vanilla

2.1K 231 43
                                    

Ayo geng mana niy suaranya
Emmmmm 🙄 harus tembus vote dan komentnya ya :)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kemarin tidak terduga itu adalah kejadian yang sangat menyakitkan buat Jihan, gadis itu dimarahi oleh Yoongi habis-habisan karena nilai mata kuliahnya kacau.

"Apa kau begitu bodoh sampai memiliki nilai merah semua hah?" begitulah kata Yoongi yang semalam memarahi Jihan.

Bahkan Jihan menangis di buatnya dengan perkataan tidak menyenangkan "aku benar-benar menyesal membesarkan mu" sungguh perkataan itu membuat hati Jihan terluka bagaikan 7 belati menusuk jantungnya.

Perkataan Yoongi kadang sangat dingin tapi kali ini Jihan merasa Daddy nya itu seperti bukan sosok Daddy-nya yang Jihan kenal.

***
Hujan begitu sangat awet dari pagi hingga sekarang masih deras, gadis itu hanya membuat mie instan untuk mengisi semantara perutnya, Ya Yoongi tidak memasak buat Jihan ini adalah bagian dari hukuman gadis itu.

"Ekhemm" Yoongi berdehem pada putrinya.

"Da.." Jihan menghentikan kalimatnya ia pergi dan melewati Yoongi seperti tidak mengenal pria itu.

"Masih marah? Kau ini dimarah makin melunjak, bisakah kamu perbaiki sifat mu itu?"

"Emm siapa ya ada suara tapi ga ada wujud, serem" Sindir Jihan.

Yoongi memaklumi putrinya itu yang masih sangat marah, Ya bahkan pria itu tau perkataannya kemarin itu salah.

"Aku hanya mengingatkan Jihan-ah, jika kamu terus-terusan seperti ini siapa yang akan meneruskan perusahaan Daddy?"

"Itu bukan urusanku, dan itu bukan tanggung jawabku"

"Jihan-ah..."

Hujan semakin deras, petir bergema begitu keras, gadis itu menintihkan air mata "apa Daddy memikirkan kalimat itu kemarin? Tidak, kan? Begitu juga aku, perusahaan dan penerus itu bukan urusan ku, bahkan Daddy jatuh bangkrut pun bukan urusan ku"

Jihan menaruh mie instannya di atas meja dan lari masuk ke kamar.

Sungguh Yoongi terbelalak di buat oleh perkataan gadis itu kali ini Jihan juga membuat Yoongi begitu emosi.

***
"Jihan, jihan, jihan"

Yoongi mengejar gadis itu ke kamar"Mulut mu sudah keterlaluan, aku tidak pernah mengajarkan mu seperti itu"

"Perkataan Daddy kemarin yang membuat Jihan seperti ini"

Air mata Jihan terus jatuh, suara gadis itu tergantikan dengan isakan.

Yoongi mendekati gadisnya itu "sayang maafkan Daddy ya, tolong maafkan Daddy"

Yoongi memeluk Jihan tapi ada getaran yang keluar dari tubuh pria itu, mencium aroma wanita Yoongi tau gadis yang ia peluk sudah bisa di bilang dewasa, parfum yang begitu lembut beraroma vanilla membuat yang mencium terhipnotis "hiks"

Belum sampai disitu Yoongi menatap pantulan dirinya dan Jihan di cermin, mata Yoongi menelusuri setiap lengkukan badan gadis yang ia peluk hingga mata pria itu jatuh pada bokong Jihan.

Yoongi menelan ludahnya, kali ini pria itu seakan terjatuh dalam imajinasinya bersama aroma vanilla dari tubuh Jihan, dengan spontannya Yoongi mencium leher Jihan "ngh" desah pelan keluar dari mulut gadis itu.

Mundur, mundur, mundur hingga terpentok di meja rias Jihan, Yoongi mengunci pergerakan Jihan dengan kuat "Dad" pria itu seperti tidak sadar dengan perbuatannya, hingga terbentuklah ruam merah keunguan di leher Jihan "ah"

Terhentikan ketika desah terakhir Jihan yang begitu terdengar keras "astagaaa cih"

Yoongi mundur dengan cepat ia melihat Jihan mengatur nafas dengan kancing piyama yang terbuka sampai sebatas bahu menampilkan hasil karya ungu kemerahan dikulit putih Jihan.

"Astaga aku benar-benar gila, aku mengutuk diri ku sendiri kali ini" batin Yoongi.

Yoongi berbalik belakang agar tidak melihat Jihan ya sebenarnya Yoongi malu dengan perbuatannya yg kelewatan tadi "Daddy...."

"Emmm" jawab Yoongi.

Jihan bukan gadis kecil yang bodoh ia tau kejadian tadi, bahkan ia tau apa yang terjadi tadi, hati Jihan sempat begitu takut tapi inilah yang Jihan inginkan, memiliki Daddynya seutuhnya.

"Daddy, Jihan ingin bilang..." kalimat gadis itu terputus dan melangkah maju memeluk Yoongi dari belakang "Jihan sayang sama Daddy, apa yang Daddy inginkan akan Jihan turuti tapi dengan syarat Daddy sayang juga sama Jihan, janji?"

Yoongi menetralkan dirinya ia melihat kembali keadaan fisik Jihan, oke sudah aman, kancing piyama Jihan sudah terkancing rapi, Yoongi menarik nafasnya dengan normal "emm janji, Daddy akan sayang kepada Jihan, tapi ingat turuti kemauan Daddy ya"

Ada sedikit kelicikan di otak Yoongi dengan kata Jihan akan turutin semua keinginan Daddy.
Disinilah Yoongi akan memanfaatkan keadaan ini.

"Oke Daddy mau mandi, kamu juga mandi ya"

"Iya Dad"

"Eh satu lagi, Jihan-ah bekas merah itu tutupi ya sayang"
Jihan mengangguk pelan.







Ciaaaa takut ketahuan cuy, ish si abang, AYO TEMBUSIN VOTE DAN KOMEN (60VOTE & 35 KOMENT)

The Last Expression Of Love||MYG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang