P A R T 0 1

168 9 0
                                    

Attention !
Beautiful Doctor adalah sekuel dari Ellent, jadi harap membaca dari awal cerita, mulai dari cerita Ellent, Death Kiss, lalu Beautiful Doctor. (bagi yang ingin tau lebih jelas)
________

Las Vegas, kota dimana aku lahir dan aku tinggal sejak kecil. Bukan keluarga yang kaya raya, tapi juga tidak kekurangan. Bellona Tecwyn, nama yang diberikan Robert Tecwyn—ayahku. Ia bekerja sebagai dokter pribadi seorang pengusaha sukses yang aku sendiri tidak pernah tau atau bahkan melihat siapa pengusaha itu.

Tapi pagi ini, aku memperhatikan tiap kelakuan aneh Robert, ia terlihat batuk-batuk serta pucat. Sejujurnya aku khawatir padanya, beberapa kali aku menanyakan apa dia baik-baik saja? Tapi bukan Robert namanya kalau tidak menyimpan rahasianya sendiri. Terkadang aku menjadi putrinya merasa bersalah, karena sampai detik ini pun aku merasa belum dapat membahagiakan nya.

"ayah berangkat dulu, pasien ayah sudah kembali dari Toronto, ayah harus mengurusnya", aku hanya diam sambil menggenggam sendok serealku dan duduk manis di meja makan yang sederhana ini. Kulihat dia mengambil tas dokternya dan berangkat.

Beberapa hari lalu, ayah memang diliburkan oleh pengusaha itu, lantaran dia pergi keluar kota dan itu cukup melegahkan bagiku karena melihat ayah tiap hari bolak-balik dari rumah ke mansion pasiennya, aku merasa tidak tega. Meski Robert bilang dia baik-baik saja, aku tau dia lelah.

"hati-hati ayah, jangan pulang terlalu larut malam. Aku ingin memberi sesuatu pada ayah", senyumku terukir jelas diwajahku, begitu juga dengannya.

12 November, ini hari ulang tahunnya—Robert. Mungkin ia sendiri melupakan nya, aku juga tidak tau. Yang pasti aku sebagai putrinya mengingat jelas hari dimana ayahku dilahirkan. Kuharap tidak terjadi apa-apa dengannya, karena pulang nanti aku akan memberikan hadiah yang kubeli dari hasil tabungan sanguku selama aku kuliah dulu.

Kami hanya keluarga yang memiliki apotek kecil, namun kami—aku dan Robert, sangat pintar dalam bidang kesehatan. Aku bekerja sebagai perawat di rumah sakit pada sore dan malam hari, dan aku menjaga apotek ini pada pagi serta siang hari. Namun hari ini aku mengambil liburku, demi acara ulang tahun ayahku.

Entah kenapa pengusaha itu memilih ayahku yang hanya buka praktik di apoteknya sendiri, bukan seperti dokter-dokter lain yang berdiri di rumah sakit. Banyak hal yang tidak aku ketahui.

Aku bangkit dari duduk manisku, berjalan menuju kamar kecilku dan membuka sebuah kotak yang berukuran sedang. Didalam sana terdapat setelan jas resmi yang mirip sekali dengan keinginan ayah.

***

"dulu ayah menyimpan jas pernikahan ayah dengan ibumu, tapi entah kemana sekarang jas itu"

"seperti apa, ayah? "

"jas resmi dengan warna putih, ayah begitu senang ketika melihat jas itu karena mengingatkan ayah pada Bella, ibumu"

"..."

"alasan ayah menjadi dokter karena itu cita-cita ibumu, setelah kematiannya... Hanya profesi ini yang menjadi kenangan... "

***

Jas resmi berwarna putih, aku tersenyum sembari meneteskan satu air mataku disisi kanan. Ayahku selalu memanggilku "Bell" karena begitu lah ayah memanggil ibuku. Nama kami—aku dan ibuku memang mirip-mirip. Bella dan Bellona.

Beautiful Doctor Where stories live. Discover now