Edment Thwaites
Aku tau aku pasti menyakiti perasaan nya lagi, aku menyinggung nya lagi. Maaf, aku ingin mengatakan itu padamu Bellona. Tapi ini benar-benar diluar kendali, aku tidak bisa membiarkanmu bertemu Zabrina.
Dengan nafas berat aku melangkahkan kedua kakiku menuju lantai bawah, tanpa berbicara dan hanya mengawasinya.
Ia menoleh padaku, senyum yang dulunya indah menurutku kembali kulihat setelah sekian lamanya.
"Edment.. " ia berdiri dari duduknya, meninggalkan ponselnya demi menyebut namaku dengan nada yang kubenci namun aku menyukainya dulu."pergi dari kehidupan ku seperti yang kau lakukan 2 tahun lalu, Zabrina" aku mengepalkan kedua tanganku, jika saja dia adalah seorang pria, kupastikan salah satu tanganku sudah mendarat diwajahnya.
Ia menunjukan raut wajah sedih, "kupikir kau sudah mengetahuinya dari Liam? ", Liam, Zabrina, dan aku adalah sahabat sejak SMA.
Liam? Apa dia tau sesuatu?
"dia tidak mengatakan apapun, pergilah! "
Zabrina semakin mendekat kearahku, dan dia menggenggam salah satu tanganku. "Edment, aku merindukan masa-masa kita dulu. Bisakah kau dengarkan aku dulu? Semua yang kulakukan ada alasannya.. " lirihnya.
"kau ingat kau pernah memenangkan lomba drama bersama teman-temanmu semasa SMA? dan aku percaya kau adalah ratu drama yang berwajah tak terhingga, wajah mana yang kau pasang saat ini?" sindirku.Zabrina terlihat kecewa, "sejak kapan kau bermain menyindir, Edment?" suaranya terdengar kecewa.
Ia mengambil selembar surat, "ini adalah catatan kesehatanku, aku mengalami gangguan pencernaan. Aku berobat di California, dan aku menyembunyikan nya dari semua orang, terutama kau Edment. Aku tidak ingin kau tau aku sedang sakit, aku malu" ucapnya. Aku mengambil selembar surat itu.
"kupikir kita masih resmi sepasang kekasih? Maka itu setelah aku dinyatakan sembuh, aku kembali padamu, Edment", jarak diantara kami semakin dekat, aku tetap diam membaca surat itu sesekali meliriknya. Dialah yang mendekatkan dirinya padaku.
PRANG!
Suara pecahan kaca yang membuatku dan Zabrina sama-sama menoleh ke sumber suara. Tidak ada siapapun, dan aku yakin ada seseorang yang menguping dan mengintip kami, lalu ia pergi setelah membuat jejak.
Aku menghentakkan tangan ku agar genggaman Zabrina lepas, kemudian aku menyuruh Max mengusir Zabrina.
"Edment? " wajahnya merah padam akibat emosi, ia tidak terima sekaligus terkejut karena aku memerintahkan Max untuk mengusirnya.
"maaf, aku belum siap bertemu denganmu. Sebaiknya kau pergi" ucapan terakhirku untuknya. Aku berbalik badan dan segera menuju ruang kerjaku.
"Edment! Aku tidak akan berhenti mengejarmu! Aku tidak akan membiarkan kisah cinta kita yang berharga hilang begitu saja! Edment kau dengar aku?! " Zabrina terus saja meronta-ronta dan berteriak, Max terlihat kesusahan menanganinya sampai harus dibantu beberapa penjaga lainnya. Dan aku terus berjalan untuk mengabaikan nya.
Dalam kondisi seperti apa aku saat ini? Disaat aku merasa aku nyaman dengan seseorang yang baru, kenangan lama kembali muncul dan membuatku bimbang. Kenapa ia harus kembali disaat seperti ini? Apa yang harus kulakukan? Catatan kesehatannya ini benar adanya, selama ini ia pergi meninggalkan ku karena ia sakit, apa bisa aku tetap kukuh menyalahkannya?
YOU ARE READING
Beautiful Doctor
RomanceEdment Thwaites, adalah sosok laki-laki yang terlihat sempurna. Bahkan banyak yang mengatakan dirinya adalah seorang malaikat yang tak dapat terkena sakit dan semacamnya, tapi semua itu salah besar! Edment yang sesungguhnya hanyalah pria biasa yang...