Nikah

6 3 3
                                    

"Sudah siap kah anak papah ini untuk mengucap ijab qabul dipernikahan kamu yang akan segera berlangsung 1 jam lagi ka?." Tanya Luky yang tak lain adalah papahnya Nadhif

"Sudah pah, semalem aku sulit tidur untuk mengahafal ijab qabul saja." Ucap Nadhif dengan hela nafas

Semalaman dari ba'da shalat isya dan dilanjut dengan membaca ayat suci Al-Quran, Nadhif mengahafal kalimat ijab qabul untuk hari ini. Hari ini,hari dimana dia akan menghalalkan ku. Dia menghafal sampai larut malam hingga tidak nyenyak untuk tidur.

Untuk mengahafal kalimat ijab qabul pernikahan saja harus dengan penuh ketelitian dan kelancaran dari pengucapan, jika salah sampai 3 kali maka ikatan pernikahan tidak akan berlangsung.

"Semoga berjalan dengan lancar ya kaa untuk pernikahannya." Ucap papah yang hendak menenangkan Nadhif agar tidak grogi

"Iya pah, amin." Balas Nadhif

Tidak terasa 25 menit sudah berlalu, dan 35 menit yang akan datang adalah waktu yang dinanti-nantikan oleh kedua pihak keluarga, keluarga ku dan juga keluarga Nadhif. Selain keluarga, adapula sahabat²ku pun yang tidak sabar ingin melihat keberlangsungan acara akad pernikahan ku.
Sebagian para tamu undangan pun sudah ada yang datang ,katanya sih ingin melihat acara akad nikah ku.

35 menit, sisa untuk jalan menuju gedung yang akan diadakan acara pernikahan ku dengan Nadhif, gedung yang ku sewa dengan Nadhif, di Jln.Mekarsari Jakarta no. 20.

_____

Kediaman mempelai wanita

"Anak papah yang cantik hari ini akan menjadi istri sah orang lain." Dengan wajah sedih papah seperti masi tak ingin ditinggal oleh ku.

"Cantik sekali yah pah anak kita ini." Sahut mamih dengan mengelus-elus kan urai rambutku.

"Pah mih, jangan sedih, seminggu 3 kali aku akan mengunjungi papah dan mamih." Ucap ku dengan hendak memeluk papah dan mamih

"Berbahagialah nak, papah dan mamih sudah ikhlas kamu akan menjadi istri Nadhif." Balas peluk papah dengan hangat kepada putrinya dan juga istrinya yaitu aku dan mamih.

"Iya pah."

Papah pun melonggarkan pelukannya dengan ku dan mamih karena ada suara ketukan pintu , dan ternyata yang mengetuk pintu yaitu kang Ujang ,supir keluarga ku

"Permisi pak, mobil sudah siap dan semua perlengkapan pun sudah siap. Tinggal berangkat pak." Ucap kang Ujang,

Kang Ujang kerja semenjak aku masi TK. Kemana-mana tanpa di minta, kang Ujang selalu mengantarkan ku.

"Terimakasi kang." Ucap papah "mari kita berangkat takut keluarga mempelai laki-laki menunggu terlalu lama." Ajak papah kepada mamih ,aku dan keluargaku yang lainnya.

"Sama-sama pak.mari pak" Sahut kang Ujang

"Ayo." Sahut mamih dan oma.

Dari rumahku menuju gedung perkiraan hanya menghabiskan waktu 15 menit. Alhamdulillah pula hari ini hari yang sangat berkah, tidak ada kemacetan atau hambatan lainnya.

Selama diperjalanan, akhirnya pun keluarga ku sudah sampai di gedung yang kami tuju. Dan disana nampak sudah ada keluarga besar dari Nadhif serta saudara-saudara Nadhif yang lainnya.

Keluarga ku sampai, dan tidak lama 1 menit kemudian penghulu pun sampai juga di gedung. Sudah lengkap semua, dan aku dengan Nadhif  melangsungkan acara pernikahan.

"Ulang kembali ya pak ucapan saya." Ucap pak penghulu kepada papah

"Baik pak." Sahut papah

Papah dan Nadhif pun mulai berjabat tangan. Keluarga besar ku juga keluarga besar  Nadhif serta semua tamu undangan lainnya menjadi saksi pernikahan antara aku dan Nadhif.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LITTLE FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang