2. I Wanna Grow Old With You - Westlife

1.8K 206 57
                                    


Shingeki No Kyojin @ Hajime Isayama

Pair : Erwin Smith X Levi Ackerman

Mereka saling memiliki sampai akhir.
.
.
.
.
.
.
.

Levi membuka mata pelan. Berkedip beberapa kali menyesuaikan cahaya. Kening dikecup, Levi mendongak. Dilihatnya wajah tampan orang yang dicintainya menatapnya lembut. Levi menyentuhnya dengan tangan kanannya, matanya menyipit ketika kilauan benda di jari manisnya menerpanya. Levi tersenyum manis.

Levi Ackerman telah resmi menjadi Levi Smith.

.
.

Pernikahan adalah suatu hal yang selalu didambakan setiap orang. Tak terkecuali Levi. Levi tak menyangka dirinya yang begitu judes dan terkenal kesangarannya bisa jatuh cinta. Pada sesama pria dan orang yang dulu dibencinya pula. Begitu juga Erwin. Ia tak menyangka, ia akan jatuh hati pada pria mungil yang pernah membencinya. Cinta memang mengerikan.

Sempat ada pertentangan di keluarga masing-masing lantaran mereka bergender sama. Meskipun negara sudah melegalkan pernikahan sesama jenis, tapi baik keluarga Erwin dan Levi ragu untuk merestui. Namun berkat keseriusan Erwin dan keinginan kuat Levi, pada akhirnya restu diberikan.

Setelah bangun segera Levi membersihkan diri disusul Erwin. Lalu membersihkan kekacauan yang mereka perbuat semalam. Meski Erwin sedikit malas, namun dibawah paksaan dan ancaman Levi akhirnya ia menurut. Setelah itu sarapan, lalu menghabiskan waktu saling berpelukan diranjang. Hari ini mereka libur. Besok Erwin dan Levi kembali ke kesibukan masing-masing, dan mungkin akan sulit untuk meluangkan waktu seperti ini di lain hari.

.
.

Meskipun sudah terikat dalam ikatan pernikahan. Namun tak setiap hari mereka bisa bersama. Sebagai dosen Erwin disibukkan tugas mengajar dan penelitian dengan jadwal yang tak tentu, sedangkan Levi bekerja dari pagi sampai sore sebagai chef disebuah restoran ternama kecuali diakhir pekan.

"Bagaimana jika kita punya anak?" celetuk Erwin disuatu malam sehabis mereka bercinta.

Levi mendengus pelan."Kau terlalu sibuk mengajar orang lain rupanya sampai otakmu jadi kurang ajar. Maaf saja, aku bukan perempuan yang bisa memberimu keturunan."Ucap Levi sarkas.

"Kau tahu bukan itu yang kumaksud,"Erwin memeluk Levi dan mencium keningnya lama."Kau bisa berhenti dari pekerjaanmu dan punya kesibukan dirumah. Dengan begitu kita bisa memiliki banyak waktu bersama."

Levi memainkan jarinya didada telanjang Erwin."Kau tahu aku tak suka anak kecil. Mereka merepotkan." Lalu beralih ke jakun besar pria itu.

Erwin tertawa kecil."Tidak perlu berawal dari bayi. Kurasa anak usia delapan sampai sepuluh tahun itu cukup."

Cukup lama hingga Levi membalas ucapan Erwin."Akan kupikirkan."

Erwin memberi beberapa kecupan di dahi dan bibir pria mungilnya."Aku tak memaksamu jika kau tak mau. Kita masih punya banyak waktu."Ucapnya kemudian.

Levi mengangguk. Ia tahu jika frekuensi waktu kebersamaan mereka semakin berkurang karena jadwal libur mereka yang tak sama. Bahkan terkadang Erwin berhari-hari tak pulang karena sering keluar kota, dan Levi sendirian dirumah. Kadang juga sebaliknya, ketika Erwin berada dirumah selama beberapa hari, maka Levi pun juga sedang tak ada dirumah lantaran mengurus training untuk juniornya di restoran.

Mereka saling menahan beban rindu satu sama lain.

.
.

Levi sedang membuang sampah di depan rumahnya ketika ia mendengar suara tangis bayi yang terdengar samar. Levi berjalan menuju arah suara mengikuti instingnya dan ditemukanlah sebuah kardus berisi bayi yeng tengah menangis dibawah pohon dekat taman rumahnya. Segera ia bawa bayi malang itu pulang dan disambut keterkejutan Erwin. 'Levi sejak kapan kau hamil dan melahirkan?!' dibalas umpatan kasar Levi. 'Sial!melahirkan pantatmu!' Lalu segera pergi kerumah sakit bersama.

Sing for You | EruRiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang