prolog

695 34 1
                                    

Chapter 1

"Kebohongan!" Hinata berseru senang akan jawabannya sendiri, membuat tiga sahabatnya yang lain menatapnya dengan alis mengernyit. "Benarkan, Shika-kun?"

Shikamaru memandangnya malas dan mengangguk singkat sebelum memasukkan sepotong cumi-cumi goreng ke mulutnya.

"Jadi, bisa kau jelaskan, Hinata?" pemuda berambut pirang bertanya dengan penasaran.

"Shikamaru-kun mengatakan 'Raja Cumi-cumi' dengan nada tanya. Itu berarti dia menanyakan benar atau tidak jika Cumi-cumi itu Raja? Jika Osama (raja) di ambil kata akhir yaitu 'SAMA', di tambah 'IKA' (cumi-cumi). Jadi jawabannya adalah IKASAMA (kebohongan)." Hinata tersenyum dengan penjelasannya sementara tiga yang lain sweatdrop berjamaah.

Sasuke menoleh kearah Shikamaru yang masih malas menanggapi, "Jadi itu hanya permainan kata-kata? Apa sekarang otakmu tenggelam di laut dan di makan cumi-cumi?"

Shikamaru mengangkat bahu cuek, "Aku sedang malas mikir dan ide itu terlintas saat aku melihat cumi-cumi ini." ucapnya sambil memasukkan kembali makanan itu ke mulutnya.

"Hal yang mengecewakan dari seorang Shikamaru." seorang pemuda berambut merah berujar datar namun menyindir.

"Ck, terserahlah!"

Shikamaru, Hinata, Naruto, Sasuke, dan Gaara adalah lima sahabat yang saling kenal sejak mereka kecil hingga sekarang mereka menduduki bangku kelas tiga SMA. Persahabatan mereka terkadang terdengar ganjil dengan tingkah cuek mereka, tapi terkadang juga terdengar royal dengan tingkah kepedulian mereka.

Mereka sering pergi dan menghabiskan waktu bersama hanya untuk mengobrol atau membahas hal-hal tertentu yang menurut mereka seru. Seperti saat ini, mereka sedang berada di sebuah cafe setelah pulang dari sekolah. Berkumpul dan mengobrol bersama, atau juga membahas sebuah kuis yang menjadi pokok permainan mereka.

Gaara menoleh kepada Hinata, "Kenapa kau bisa mengerti permainan kata itu? Tidakkah kau seharusnya berpikir kalau kuis itu terlalu sederhana bagi Shikamaru?"

"Aku mengerti saat dari tadi Shikamaru tidak henti-henti memandang cumi-cumi dengan wajah malas. Wajahnya menunjukkan kalau dia sedang tidak mood untuk berpikir sehingga aku memikirkan hal sederhana yang mungkin melintas di kepalanya yang menyangkut tentang cumi-cumi sesuai pertanyaannya."

Sasuke melirik Hinata dengan pandangan yang sulit di artikan. "Ternyata hanya dalam beberapa hal saja otaknya lemot." Yang lain mengangguk setuju akan perkataan Sasuke.

"Remot? Maksud kalian remot tv? Kenapa kalian tiba-tiba membicarakan remot?" tanya Hinata dengan raut wajah polosnya. Membuat yang lain menghela nafas dan menggeleng prihatin.

"Hahaha..." Naruto tertawa melihat kelambatan Hinata dalam menangkap suatu pembicaraan, padahal kalau tentang ilmu pengetahuan atau pelajaran, Hinata akan cepat tanggap. "Lemot, Hinata. Bukan remot." jelasnya.

"Lemot?" Hinata memiringkan kepalanya lalu mengerjap sebelum menatap satu-persatu sahabatnya, "Siapa yang lemot?"

Dan tawa Naruto kembali terdengar bersamaan dengan helaan nafas Shika, Gaara, dan Sasuke.

"Lupakan tentang itu, bukankah sekarang kau pemenangnya?" Gaara meraih gelas minumannya setelah berkata demikian kepada Hinata. Tentu saja gadis itu yang menang karena dialah yang berhasil menjawab pertanyaan dari 'bos' sebelumnya.

Mata pearl Hinata berbinar mendengar itu dan dia menangkup kedua tangannya sambil menatap sahabatnya dengan lekat. Membuat kernyitan muncul di kening yang lain sebagai bentuk kecurigaan terhadap sikap Hinata.

Permainan mereka sederhana, siapa yang berhasil menjawab sebuah pertanyaan maka dia yang jadi 'bos'. Siapapun yang jadi 'bos' maka dia berhak menantang atau meminta sesuatu dari keempat yang lainnya.

pacar pacar kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang