Dengan perasaan hancur syafa berlari memecahkan keheningan malam. Tanpa ia sadari air matanya terus mengalir, ia tidak peduli dengan tatapan aneh ketika orang melihatnya. Ia hanya ingin meluapkan kekecewaan yang ia rasakan.
Ya, dengan menangis syafa berharap bisa menenangkan hatinya yang benar-benar sudah hancur berkeping-keping.
Syafa terus berlari, mungkin sudah berkilo-kilo jalan yang ia lalui. Ia bingung mau pergi kemana? Sedangkan untuk malam ini, ia tidak ingin pulang kerumah. Syafa tidak ingin terlihat kacau didepan tante dan keluarga lainnya.
Karena sudah letih berlari, akhirnya syafa memutuskan untuk berhenti disamping gedung apartemen yang menjulang tinggi.
Syafa terduduk dilantai disamping gedung, syafa berharap tidak ada orang yang mengetahui keberadaanya disini.
Dan, syafa pun semakin bertambah sedih setelah ia sadari ternyata abi tidak menyusulnya.
"Ternyata abi sudah tidak peduli lagi padaku! Bahkan ia membiarkan aku pergi tanpa menyusulku!"
"Tuhan, kenapa cobaan ini datang dengan bertubi tubi. Sungguh aku tidak sanggup menghadapi ini sendiri." Syafa berkata dalam hati, dengan air mata yang terus mengalir tanpa henti, meratapi nasibnya yang sangat mengenaskan.
🌻🌻🌻
Disisi lain, alan berjalan dengan langkah gontai diparkiran ingin menuju ke apartemenya.
Alan memilih pulang ke apartemen, ia takut kalau kalau elena merayunya lagi. Ia takut tidak bisa mengendalikan diri.
Akibat obat perangsang yang ditaruh elena ke dalam minuman alan, membuat alan tak kuasa menahan rasa panas yang terus saja bergejolak didalam tubuhnya.
"Ahhgg!" Alan mengacak rambutnya karena frustasi.
"Mungkin, dengan berendam di air dingin aku akan merasa lebih baik." Pikir alan dalam hati.
Ketika alan hendak melangkah ke gedung apartemen, secara tidak sengaja alan menangkap sosok bayangan perempuan yang terduduk dilantai.
Karena penasaran, alan menghampiri bayangan itu, dan alan yakin itu manusia bukan kuntilanak seperti yang ada didalam pikirannya.
Kerena isak tangis sendu perempuan itu terdengar jelas ditelinga alan.Alan terus mendekat, hingga akhirnya.
"Hai nona! Sedang apa kamu disitu!" Tanya alan.
Ya, gadis yang dilihat alan sedang menangis itu adalah syafa.
"Ba-bapak si-siapa?" Tanya syafa kepada alan denganterbata bata.
"Sudahlah kamu tidak perlu tahu siapa saya. Mendingan sekarang kamu pulang. Tidak baik perempuan menangis sendirian disitu." Perintah alan kepada syafa.
"Sa-saya tidak mau pulang pak, saya mau tetap disini saja." Jawab syafa dengan sesegukkan.
"Ya sudah kalau kamu tidak mau pulang, hati-hati saja disini banyak hantunya." Alan mencoba menakuti syafa agar syafa mau pulang, setelah itu alan memilih untuk pergi meninggalkan syafa.
"Sialan! Kenapa melihat perempuan itu membuat hasrat ku semakin bangkit. Aaaahhgg!" Umpat alan frustasi, ia merasa heran kenapa dirinya jadi seperti ini.
Ketika alan hendak berbalik meninggalkan syafa.
"Pak! Tunggu dulu."
panggil syafa lirih membuat langkah alan terhenti."Kenapa?" Alan pun berbalik menoleh syafa.
"Boleh sa-saya menginap dirumah bapak?" Pinta syafa dengan penuh keberanian yang tidak tahu datang dari mana. Syafa pikir alan orang baik dan syafa juga bingung mau pergi kemana. Lagipula syafa tidak membawa uang untuk menginap dihotel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married to an Arrogant Lecturer
Romans"Hamil?" "Menikah?" "Punya Baby?" "OMG!" "Mampukah aku menjalani kehidupan ini. Umurku saja baru mau 18 tahun. Aku juga ingin kuliah, mengejar cita-citaku. Ini gara-gara si pria brengsek. Enak saja mengambil kehormatan ku, dia harus bertanggung jaw...