Part 9:Gocengan

135 15 1
                                    

Rachel setelah 2 hari tak bersekolah, ia sudah mulai bersekolah kembali namun hubungannya dan Arthella masih kurang baik.

"Gimana?"

Rachel menoleh sekilas. "Menurut loh?"tanya Rachel sinis.

"Ya maap Achel, mana gue tau Arthella suka sama gue,"

"Loh yang kagak peka,"ketus Rachel.

Revan menggeleng pelan, gadis di sampingnya sungguh memiliki mulut setajam silet.

"Yaudah loh minum nih."Revan menyodorkan pop ice taro kepada Rachel.

Rachel mendengus kesal, ia menerima pop ice itu lalu meminumnya hingga setengah.

"Santai kali Chel, pop ice taro-nya nggak bakal ngilang,"canda Revan.

"Diam loh,"sarkas Revan.

Belum sempat Rachel membuka suara, gadis itu sudah lebih dulu tersungkur ke samping untung saja ia bisa menopang tubuhnya.

"Hai Revan,"sapa Naira.

Rachel mendengus kesal. "Gocengan dasar,"ucap Rachel pelan.

"Nanti pulang sama gue yah? gue lagi nggak bawa mobil nih,"cerita Naira dengan nada manja.

"Nggak, gue sama Rachel,"tolak Revan mentah-mentah.

Naira berbalik kepada Rachel. "Chel bisa balik sendiri kan?"tanyanya ketus.

Rachel terkekeh pelan. "Cewek kan loh? tau namanya harga diri? mahalan dikit kek, udah jelas-jelas ditolak masih aja ngejar. Pen dijajakin kek cabe di pasar? ups keknya cabe lebih mahal deh dari loh,"tembak Rachel.

Gadis itu bangkit dari duduknya tak menggubris wajah Naira yang sudah memerah menahan emosi.

Revan tersenyum puas, Rachel benar-benar bisa diandalkan.

Revan ikut bangkit tanpa mengucap sepata kata pun meninggalakan Naira yang masih disana dengan wajah yang memerah padam karena menahan emosi.

***

"Chel!!"

Rachel berbalik. "Ngapain loh kesini? sana ke si Naira aja,"usir Rachel.

Revan mendekat kearah Rachel, tangannya terulur merangkul gadis itu. "Jangan cemburu dong sayang, gue sayangnya cuma sama loh kok,"ucap Revan dengan nada bercanda.

Rachel menepis tangan Revan dengan kasar. "Najis loh, Kang modus,"ketus Rachel.

"Yee gini-gini gue idaman anak-anak NIS loh,"balas Revan bangga.

"BODO AMAT."Rachel melenggang meninggalkan Revan.

"Anjirt Chel tungguin elah,"teriak Revan seraya berlari mengejar Rachel.

Tanpa Rachel dan Revan sadari, ada 2 gadis yang memperhatikan mereka dari jauh.

Mereka adalah Arthella dan Angel.

"Lihat kan? dia bener-bener nusuk gue dari belakang,"geram Arthella.

"Gue masih nggak percaya Rachel kayak gitu, bukannya dia tau kalau loh suka sama Revan,"ucap Angel tak percaya.

"Belain aja terus Ngel,"kekeh Arthella.

"Bukan gitu Thel tapi Rachel pernah bilang kalau dia bakalan bantuin loh buat deket sama Revan,"balas Angel keukeh.

"Terkadang yang diucapakan nggak sesuai realita Ngel, iya sih Rachel tau kalau gue suka sama Revan tapi nggak ada yang tau kan isi hati orang lain? mungkin aja dia juga suka sama Revan dan diam-diam dia deketin Revan dengan alasan ingin membuat gue deket dengan Revan kan?"jelas Arthella panjang lebar.

"Tapi kita juga perlu penjelasan Rachel, Thell...kita nggak boleh langsung narik kesimpulan kayak gitu,"

"Loh udah lihat sendiri kelakuan sahabat kesayangan loh, yang selama ini selalu anggap bener yang selalu loh belain, dan loh masih belain dia?"Arthella terkekeh pelan. "Nggak ada maling yang bakalan ngaku, begitupun dengan Rachel...dia bukan orang bodoh yang dengan gampangnnya mengakui kelakuan busuknya,"lanjut Arthella.

Ucapan Arthella seakan menghipnotisnya, Angel menghembuskan nafasnya pelan. "Gue kecewa sama Rachel." Angel menoleh ke Arthella lalu berkata,"Maafin gue yah Thell...setelah ini gue janji bakal bantu loh deketin Revan dan menyingkirkan Rachel,"

Arthella tersenyum penuh kemenangan, ia berhasil membuat Angel percaya dengannya.

'Maaf Chel...dalam hal percintaan harus ada yang korbankan untuk mendapatkan cinta yang kita inginkan, maafin gue mengorbankan loh,'

***

Jam menunjukkan pukul 13.00 yang berarti istirahat kedua sudah berakhir.

Rachel memasuki kelasnya dengan santai. Kelasnya tampak sepi hanya beberapa siswa disana, dan lainnya memilih keluar untuk sekedar ke kantin ataupun ke kelas pacar mereka.

Sejak pagi istirahat pertama tadi para guru sedang rapat yang berarti surga dunia bagi para siswa-siswi Nusantara Internasional School (NIS).

"Dia gemeteran kek lagi nahan boker hahahahahha,"

"Sumpah? loh ngapain dia sih hahahaha,"

"Gue nggak ngapa-ngapain dia sumpah, eh lupa cuma gue senyumin dikit terus kedipin mata,"

Hati Rachel terasa teriris mendengar tawa Arthella dan Angel, mereka tampak bahagia tanpa Rachel.

'Dan pada akhirnya sahabat yang selalu gue banggakan menjauh secara perlahan hanya karena kesalahpahaman semata,' batin Rachel berucap miris.

Rachel memutuskan berbalik keluar dari kelas. Gadis itu mati-matian menahan tangisnya, ia tak boleh lemah dihadapan orang lain.

Mungkin Rachel terkenal terlihat kuat, ia sempurna dimata orang-orang sekitarnya. Rachel tak memberi celah sedikitpun untuk memperlihatkan kelemahannya.

Ia benci dikasihani, ia benci orang munafik, hanya itu.

Rachel memutuskan untuk pergi ke taman belakang sekolah, taman yang sangat jarang di kunjungi.

Ia duduk disebuah bangku bercat putih, ia menundukkan kepalanya. Isakan tangis mulai keluar dari bibir mungilnya.

"Kamu nggak pantas buat dia,"

"Tinggalin dia,"

"Semua ini gara-gara kamu,"

"Andai kamu nggak terlahir pasti semuanya baik-baik aja,"

"Kamu pembawa sial Rachel!!"

Suara-suara itu seperti menghantuinya, kejadian beberapa tahun lalu seakan terputar kembali.

"Tuhan.....jangan lagi,"lirih Rachel di sela isaknya.

"Jangan ambil Arthella dan Angel, biarkan aku bahagia...."







••••

Hehhe akhirnya author yang sok sibuk ini up, author cuma pen bilang siap-siap guys nyiapin hati soalnya konflik udah dimulai.

Jan lupa vomentnya, semakin banyak voment dari kalian semakin cepat aku updatenya😘

RachelicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang