Satu

3 0 0
                                    

Kenapa terasa sunyi dan hening
- Cahaya Niskala-

°°°

Gadis itu masih diam membisu menatap keramaian di sekelilingnya. Dunia seakan berputar namun dia merasa kaku dan tidak bisa bergerak. Matanya kemudian melihat sekeliling, mulutnya keluh untuk berbicara dan dia merasa cemas karena berada dikeramaian.

Kemudian dari arah belakang seseorang menutup mata Niskala dengan tangannya. Hal tersebut sontak membuat Niskala yang semula kaku kemudian merasa aman. Kemudian orang itu lalu membisikan sesuatu kepada niskala "Kamu jangan takut lagi ya" ujarnya dengan lembut. Niskala yang mendengar kalimat yang diberikan Zaki kemudian tersenyum singkat. Lalu Niskala berbalik dan memeluk Zaki sambil berujar "Kamu darimana?" Ujar niskala lembut.

"Aku? Aku disini Lala. Kamu yang darimana? Aku tadi mencarimu kesana kemari." Ujar Zaki yang masih melihat sahabatnya memeluk dirinya. Kemudian Niskala melepaskan pelukannya dan menatap Zaki. "Bukannya tadi aku berada di samping mu?" Ujar Niskala kebingungan.

Helaan nafas dari pria itu dan makin membuat Niskala kembali kebingungan. Sedangkan pria itu kemudian menarik tangan Niskala kemudian meninggalkan keramaian disore itu.

Zaki al fatih, merupakan sahabat baik dari gadis bernama Cahaya Niskala. Bisa dibilang mereka berteman telah lama dan mereka bahkan tau keadaan satu sama lain. Zaki tahu Niskala adalah gadis yang selalu takut pada apapun, dulu gadis itu adalah seorang ceria namun karena insiden 2 tahun lalu membuat Niskala yang ceria berubah menjadi orang yang penakut bahkan kadang Zaki sering melihat Niskala diam seperti patung dengan tatapan kosong. Terkadang Zaki heran melihat Niskala yang tiba-tiba berteriak dan bergumam sendiri seperti meminta tolong agar suara semua orang dapat terdengar olehnya. Gadis itu selalu berbicara kalau dia terkadang tidak bisa mendengar dan merasa sekitarnya sunyi dan hampa.

Hal itu membuat Zaki akan selalu berada disekitar Niskala, memastikan gadis itu aman dan tidak melakukan hal aneh. Zaki yang masih sibuk menarik tangan Niskala sedangkan Niskala sendiri masih berkelana dengan pikirannya membuat keduanya hanyut dalam kebisuan di sore itu.

Kini keduanya telah sampai di depan rumah Niskala, Zaki kemudian bertanya lagi kepada Niskala apakah dia baik-baik saja. Kemudian Niskala menganggukan kecil dan berpamitan kepada Zaki untuk ia masuk kedalam rumahnya. Zaki kemudian menatap dari belakang punggung Niskala yang sedang membuka pintu rumahnya kemudian gadis itu tesenyum dan kemudian menutup pintu rumahnya. Zaki masih tetap disana dan menatap pintu rumah niskala. Kemudian dia tersenyum lembut dan berguman kecil "Lala, aku akan bantu kamu bangkit lagi." Selanjutnya Zaki kemudian pergi tanpa tahu Niskala dibalik jendela sedang mengintip dirinya. Diam-diam bibir gadis itu terkulai senyum, Niskala masih menatap Zaki yang diam sampai pria itu pergi meninggalkan rumahnya. Niskala masih menatap punggung sang sahabat yang telah berlalu pergi. Kemudian gadis itu menutup gordennya dan berbalik masuk ke kamarnya.

Kini Niskala berada dikamarnya, sambil menatap langit-langit kamarnya. Begitu indah melihat sticker bintang yang berada diatas langit-langit kamarnya. Kemudian Niskala mengambil buku hariannya kemudian mencatat kegiatan yang dia lakukan hari ini.

Saat menulis sesuatu, tanpa sadar kepalanya menjadi pusing dan lagi-lagi telinganya berdegung membuat Niskala merintih kesakitan. Niskala berteriak-teriak memanggil siapapun yang berada dirumahnya, namun tetap saja dia tidak mendengar suara apapun padahal dia sedang berteriak. Namun suara Niskala tidak terdengar sama sekali oleh dirinya sendiri. Sontak membuatnya semakin meracau, namun yang hanya dia dengar hanya kesunyiaan. Niskala makin meracau dan berteriak tapi tetap saja tidak ada suara sama sekali yang dia denger. Niskala merasakan keheningan walau tenggorokannya telah sakit karena berteriak yang dia dengar hanya suara hening. Lantas Niskala melihat vas bunga kado dari ulang tahunnya tahun lalu kemudian gadis itu mengambil dan memecahkannya. Niskala tetap tidak mendengar suara vas bunga itu pecah dan hanya ada keheningan.

Lagi-lagi Niskala menjadi kacau dan memohon pada tuhan untuk mengembalikan dunia bersuaranya namun naas tetap saja dia merasakan keheningan. Vas bunga yang berada dibawah yang dia pecahkan kemudian membuat niat buruk Niskala keluar dan ia ingin melukai dirinya. Pecahan vas itu kemudian dia ambil dan sebelum melukai dirinya. Tiba tiba semua menjadi gelap, Niskala kemudian pingsan.

Nirmala, ibu dari Niskala baru saja kembali setelah berbelanja kebutuhan anaknya. Menjadi panik ketika mendengar suara teriakan Niskala dan suara pecahan vas bunga. Wanita paruh baya itu panik dan menghampiri anak tercintanya. Belum sempat gadis itu melukai dirinya, tiba-tiba dia pingsan membuat ibunya yang berada di pintu kamarnya berteriak memanggil bantuan. Nirmala menangis melihat keadaan putri bungsunya itu.

Suasana makin pecah ketika Nirmala, ibu dari Niskala menangis dan Nirmala kemudian menelepon suami dan anak-anaknya yang lain. Hingga kakak pertama gadis itu datang, dengan panik dia masuk ke dalam rumahnya dan melihat keadaan ibunya serta adik bungsunnya. Membuat Elang semakin gusar dan kemudian memutuskan membawa adik bungsunya ke dalam mobil dan membawanya ke rumah sakit. Keadaan dalam mobil menjadi sunyi, Elang yang masih khawatir dan cemas melihat adik bungsunya melajukan mobil dengan cepat menbuat ibunya, Nirmala kaget dan menegur pelan sang anak.

Dilain tempat, Zaki merasa cemas dan entah mengapa dia merasa gusar saat ini. Di dalam kamarnya dia merasa tak tenang. Perasaan itu kemudian menjalar menjadi rasa panik. Kemudian notifikasi pesan masuk, Zaki langsung panik dan langsung pergi tanpa berpamitan dengan kedua orang tuanya. Kini dia melesat dengan motornya dengan kecepatan tinggi. Khawatir sang sahabat mungkin saja tidak akan bersamanya lagi.

Ruangan tempat Niskala dirawat sangat sunyi hanya terdengar suara alat monitor saja. Bahkan Nirmala, ibu dari Niskala hanya diam menatap anaknya yang sedang terbaring di kamar rumah sakit ini. Melihat Anaknya terbaring lemah dan matanya sangat sembab membuat Nirmala merasa terluka, bahkan dia sampai melihat di tangan anaknya terdapat banyak bekas cakaran.

Hening, hanya itu yang bisa dirasakan saat ini. Gilang, ayah dari Niskala datang dengan penuh tergesa-gesa bisa dilihat betapa kacaunya penampilan sang ayah dan betapa cemasnya dia melihat anak gadisnya terbaring lemah diranjang rumah sakit. Kini pelan-pelan terdengar tangisan dari sang ayah. Elang yang melihat sang ayah menangis kemudian memeluk ayahnya dan berkata "Niskala anak kuat ayah, dia pasti bangun dan ngumpul bareng kita lagi." Ujarnya yang sambil tetap memeluk sang ayah.

Dilain tempat, Zaki telah sampai dirumah sakit. Kepalanya kemudian makin pusing karena memikirkan keadaan sahabatnya itu. Zaki kemudian menghampiri kamar yang ditempati Niskala dirawat. Sebelum masuk kedalam kamar Niskala. Dia melihat seluruh keluarga Niskala yang menangis dan terdiam membisu, seolah menandakan seluruh orang tengah khawatir Niskala akan pergi.

Zaki kemudian terdiam sejenak, dia tidak boleh merasakan panik karena dapat membuat seluruh keluarga Niskala semakin sedih dan cemas. Zaki kemudian berusaha keras menghela nafas sambil pelan-pelan dia menenangkan pikirannya. Lalu menghampiri mereka.

°°°

Hai! Segitu dulu ya, terimakasih telah membaca. Saran dan kritik bisa disampaikan di kolom komentar. Sampai jumpa di chapter berikutnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LAKUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang